Oleh: Zakariya
al-Bantany
Jika orang lain yang
menikam kita, maka tidaklah terlalu sakit terasa. Namun, bila saudara sendiri
yang menikam kita maka sakitnya sangat terasa sekali.
Padahal, Islam
melarang seorang Muslim memudharatkan dan mempersulit ataupun menyusahkan hidup
seorang Muslim. Dalam sebuah hadits dijelaskan:
وَعَنْ
أَبِي صِرْمَةَ - رضى الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه
وسلم -{ مَنْ ضَارَّ مُسْلِمًا ضَارَّهُ اَلله, وَمَنْ شَاقَّ مُسَلِّمًا شَقَّ
اَللَّهُ عَلَيْهِ } أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ.
Dari Shahabat Abi
Shirmah radhiyallahu 'anhu beliau
berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang
muslim, maka Allah akan memberi kemudharatan kepadanya, barangsiapa yang
merepotkan (menyusahkan) seorang Muslim maka Allah akan menyusahkan dia."
(HR. Abu Dawud nomor 3635, At-Tirmidzi nomor 1940 dan dihasankan oleh Imam
At-Tirmidzi)
Bukankah katanya
seorang Muslim dengan Muslim lainnya itu adalah saudara dan Islam pun melarang
seorang Muslim mendzhalimi saudaranya dan membiarkan saudaranya terdzhalimi..?!
Rasulullah ﷺ bersabda:
اَلْمُسْلِمُ
أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى
هَهُنَا. يُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ : بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ
الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ
حَرَامٌ دَمُهُ وَعِرْضُهُ وَمَالُهُ.
"Seorang Muslim
adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh mendzaliminya, tidak boleh
merendahkannya dan tidak pula meremehkannya. Taqwa adalah di sini-Beliau
menunjuk dadanya sampai tiga kali-. (kemudian beliau bersabda lagi:) Cukuplah
seseorang dikatakan buruk bila meremehkan saudaranya sesama Muslim. Seorang
Muslim terhadap Muslim lain; haram darahnya, kehormatannya dan hartanya."
(HR. Muslim)
Juga sabda Rasulullah
ﷺ:
لاَ
تَبَاغَضُوْا وَلاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَ تَدَابَرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ
إِخْوَاناً. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
"Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki
dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang
bersaudara." (Muttafaq ‘Alaihi)
Hadits-hadits senada
sangat banyak. Rasulullah ﷺ juga bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
"Seorang Mukmin bagi Mukmin lainnya laksana bangunan,
satu sama lain saling menguatkan.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Dalam riwayat
Al-Bukhari ada tambahan:
وَشَبَّكَ
بَيْنَ أَصَابِعِهِ
"Dan Rasulullah ﷺ menjalinkan
jari-jemari kedua tangannya."
Nabi ﷺ juga bersabda
dalam hadits yang dibawakan oleh an-Nu’mân bin Basyîr Radhiyallahu 'anhu:
مَثَلُ
الْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ
بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى.
"Perumpamaan kaum
mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai, saling menyayangi
dan saling berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila
salah satu anggota badan sakit, maka semua anggota badannya juga merasa demam
dan tidak bisa tidur." (HR. Bukhâri dan Muslim, sedangkan lafalnya adalah
lafadzh Imam Muslim)
Semoga Allah SWT
membalas kedzaliman seseorang yang telah berlaku dzhalim kepada saudaranya
tersebut dengan balasan yang setimpal.
اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَأَشْغِلِ الظَّالِمِيْنَ بِالظَّالِمِيْنَ
وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِيْنَ وَعَلَي الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Allahumma sholli ‘ala sayyidina muhammad wa
asyghilidz dzolimin bidz dzolimin wa akhrijna min bainihim salimin wa ‘ala
alihi wa shohbihi ajma’in.
“Ya Allah, berikanlah
sholawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang dzalim
dengan orang dzalim lainnya. Selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan
limpahkanlah sholawat kepada seluruh keluarga dan para Sahabat beliau.” Aaamiin.
Dan camkan baik-baik
wahai orang-orang yang telah berlaku dzhalim kepada saudaranya sesama Muslim.
Takutlah dengan doanya orang yang terdzhalimi.
Sebab, doanya orang
yang terdzhalimi itu dikabulkan oleh Allah. Orang yang didzalimi kehormatan,
harta, jiwa, agama, atau salah satu hak dari hak-haknya adalah salah satu
golongan yang doanya tidak ditolak oleh Allah SWT.
Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, menuturkan bahwa
Rasulullah ﷺ bersabda:
اِتَّقُوْا
دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهَا تُصْعَدُ إِليَ السَّمَاءِ كَأَنَّهَا
شَرَارَةٌ
“Takutlah doa orang yang didzalimi, sebab ia akan
diangkat naik ke langit seakan-akan bagai percikan bunga api.” (Hadits
shahih)
Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِتَّقِ
دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
“Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya,
sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. (Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38)
Dari Abu Hurairah
bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
دَعْوَةُ
الْمَظْلُوْمِ مُسْتَجَابَةُ وَإِنْ كَانَ فَاجِرًا فَفُجُوْرُهُ عَلَى نَفْسِهِ
“Doanya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia
seorang durhaka, maka kedurhakaannya akan kembali kepada diri sendiri”.
(Musnad Ahmad 2/367. Dihasankan sanadnya oleh Mundziri dalam Targhib 3/87 dan
Haitsami dalam Majma’ Zawaid 10/151, dan Imam ‘Ajluni No. 1302)
Dalam hadits lain yang
dari Anas bin Malik dan diriwayatkan Ahmad disebutkan bahwa tidak ada
penghalang doa orang yang terdzalimi untuk diterima Allah. Ini merupakan sebuah
bentuk peringatan bagi orang-orang yang dzalim dan para pendukung kedzaliman.
Karena doa-doa mereka mustajab dan akan dikabulkan Allah.
Kata dzalim (adzh-dzhulmu) dengan beragam perubahan
bentuknya telah disebutkan di dalam Al-Qur’an sekitar 280 kali. Kesemuanya
memperingatkan terhadap kedzaliman, mengancam orang-orang dzalim, menjelaskan
tempat kembali mereka, serta menyingkap penyesalan orang zhalim pada hari Kiamat.
Allah SWT berfirman:
احْشُرُوا
الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ. مِنْ دُونِ
اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْجَحِيمِ.
“(Kepada Malaikat
diperintahkan), ‘Kumpulkanlah orang-orang yang
zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka
sembah, selain Allah. Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka’.”
(QS. Ash-Shâffât: 22-23)
Binasanya penduduk
negeri, juga disebabkan kedzaliman mereka. Allah SWT berfirman:
وَكَذَٰلِكَ
أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَىٰ وَهِيَ ظَالِمَةٌ ۚ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
“Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab
penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah
sangat pedih lagi keras.” (QS. Hûd: 102).
Allah memberi tangguh
azab bagi orang yang dzalim, bukan mengabaikannya. Allah SWT berfirman:
وَلَا
تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira,
bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang dzalim.
Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu
itu mata (mereka) terbelalak.” (QS. Ibrâhîm: 42).
Ayat-ayat yang
memperingatkan terhadap kedzaliman dan menjelaskan akibat buruknya sangat
banyak sekali. Hal ini memberikan peringatan bagi kita untuk tidak berbuat
dzalim dan tidak boleh membiarkan kedzaliman merajalela.
Rasulullah ﷺ juga
pernah memberikan peringatan terhadap kedzaliman dalam hadits dari Abdullah bin
Umar radhiyallahu anhuma:
الظُّلْمُ
ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Kedzaliman adalah kegelapan hari Kiamat.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Abu Musa Al-Asy‘ari radhiyallahu 'anhu dalam hadits Al-Bukhari dan
Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ
“Sesungguhnya Allah memberi tangguh (waktu) bagi orang
yang dzalim. Hingga jika Dia mengazabnya, dia tidak bisa meloloskan diri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Salah satu bentuk
kedzaliman adalah kedzaliman seorang hamba terhadap yang lainnya. Kedzaliman
antar sesama hamba adalah suatu hal yang diharamkan. Begitu pula, berlaku
dzalim atas hak orang lain adalah suatu yang dilarang.
Di antara keadilan
Allah adalah Dia akan mengambil kembali hak orang yang didzalimi dari orang
dzalim, bahkan yang terjadi antar sesama hewan. Rasulullah ﷺ bersabda:
لَتُؤَدُّنَّ
الْحُقُوْقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ
الْجَلْحَاءِ مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ
“Pada hari Kiamat, hak-hak benar-benar akan ditunaikan
kepada pemiliknya, sampai-sampai akan dibalaskan untuk seekor domba yang tak
bertanduk atas perbuatan domba yang bertanduk.” (HR. Muslim)
Siapapun yang telah
menganiaya orang lain dengan pukulan, pada hari Kiamat ia akan di-qishas karenanya.
Al-Bukhari
meriwayatkan dalam Al-Adab Al-Mufrad, dan Al-Baihaqi dalam As-Sunan, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنَ
ضَرَبَ بِسَوْطٍ ظُلْمًا اقْتَصَّ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Siapa yang memukul (seseorang) dengan cemeti secara
dzalim, pada hari Kiamat akan diambil qishasnya darinya.” (HR. Bukhari dan Baihaqi)
Dan juga Allah
menjadikan orang yang dzhalim sebagai muflish
(orang yang pailit/bangkrut) yaitu orang yang tekor dan celaka dunia dan
akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَتَدْرُونَ
مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا
مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ
هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا
مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ
أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ
طُرِحَ فِي النَّارِ
“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit)
itu?” Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang
tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi ﷺ berkata,
“Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari
Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia
telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan
memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari
kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa
mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam
neraka” (HR. Muslim).
Oleh karena
itulah, wahai orang-orang yang dzhalim
di mana pun kalian berada! Segeralah
kalian bertaubat kepada Allah SWT dan segeralah meminta maaf kepada orang-orang
yang telah kalian dzhalimi tersebut sebelum Malaikat Maut menjemput nyawa
kalian.
Semoga Allah SWT
mengampuni atas segala dosa-dosa kita dan semoga Allah pun melindungi diri kita
dari kedzhaliman orang-orang yang dzhalim. Aaamiin.
Wallahu a'lam bish shawab. []