Oleh: Zakariya
al-Bantany
Lesbian Gay Biseksual
dan Transgender (LGBT) jadi ancaman serius. Di seluruh Indonesia, sesuai data
Kemenkes pada 2012, ada 1.095.970 pria yang hidup dengan perilaku seks sesama
pria. Kini, populasi kaum gay diperkirakan tiga persen dari total populasi atau
sekitar 7.000.000 orang. Belum lagi dengan lesbian. Bagaimana mencegah
penularan LGBT sejak dalam keluarga?
Selain dilarang agama,
perilaku seks sesama lelaki memiliki faktor risiko 44 kali lipat terinfeksi HIV
karena berhubungan anal. Sedangkan berdasarkan penelitian di Asia, prevalensi
HIV dari hubungan sesama jenis sekitar 18,7 kali lebih tinggi daripada seks
normal antara pria dan wanita.
Sementara
itu, menjamurnya LGBT juga akan menjadi penghambat bonus demografi yang akan
dihadapi negeri ini pada 2030. Karena LGBT menjadi ancaman buat ketahanan
nasional karena tidak akan bisa membuat negeri ini menjadi produktif di masa
mendatang. [https://indopos.co.id/read/2018/03/19/131524/waspada-virus-lgbt-yang-terus-mencari-korban]
Kini, sangat
mengejutkan jumlah populasi LGBT terbanyak ada di Sumatera Barat se-Indonesia.
Angka LGBT di Sumatera Barat mencapai 18.000 orang. Wakil Gubenur Sumatera
Barat Nasrul Abit mengatakan, jumlah lesbian gay biseksual dan transgender
(LGBT) di Sumbar terbanyak se-Indonesia.
Berdasarkan
data hasil tim konselor penelitian perkembangan penyakit Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), angka LGBT di
Sumbar tercatat sebanyak 18.000 orang. [https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/kesehatan/2019/05/07/populasi-pelaku-lgbt-terbanyak-berada-di-sumatera-Barat#ampshare=https://www.tribunnews.com/kesehatan/2019/05/07/populasi-pelaku-lgbt-terbanyak-berada-di-sumatera-Barat]
Sekretaris Utama Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nofrijal mengatakan
Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) merupakan musuh utama pembangunan.
Atas alasan itu, BKKBN mengajak setiap kepala daerah untuk memeranginya. "Penyimpangan
seksual tersebut selain melanggar aturan agama juga melemahkan kita dalam
menyongsong bonus demografi," kata Nofrijal mengutip Antara, Senin (3/6).
Ia menambahkan perlu
komitmen yang kuat dari setiap kepala daerah untuk memeranginya. LGBT dinilai
pria tersebut merupakan penyakit yang harus disembuhkan dengan cara yang tepat
dan berkelanjutan. Ia mengklaim persentase penderita LGBT di Sumatera Barat (Sumbar)
cukup tinggi sehingga harus menjadi perhatian bersama baik dari pemerintah,
masyarakat, lingkungan dan keluarga.
[https://m.cnnindonesia.com/nasional/2019060--pelajar-di-jateng-terindikasi-hivaids-ini-penyebabnya]
Dan pada tahun 2018,
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah (Jateng) memperkirakan sekitar
27.000 pelajar di Jateng terindikasi mengidap HIV/AIDS. Sebagian besar pelajar
terkena virus HIV/AIDS karena melakukan hubungan seks sejenis atau laki seks laki
(LSL).
Hal itu
diungkapkan Sekretaris KPA Jateng, Zainal Arifin, saat dijumpai Semarangpos.com
di kantornya, Jl. Tumpang Raya No.84, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang,
Kamis (29/11/2018). [https://www.google.com/amp/s/m.solopos.com/semarang/read/20181129/515/955930/duh-27000-pelajar-di-jateng-terindikasi-hivaids-ini-penyebabnya/amp#ampshare=https://semarang.solopos.com/read/20181129/515/955930/duh-27000-pelajar-di-jateng-terindikasi-hivaids-ini-penyebabnya]
Sedangkan
pada tahun 2019, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa prihatin
mendengar kabar yang menyebut ratusan pelajar di Tulungagung memiliki perilaku
seks menyimpang. Sebagaimana dirilis oleh KPA Tulungagung, ada ratusan pelajar
di Tulungagung yang memiliki perilaku seks menyimpang penyuka sesama jenis.
Angkanya ratusan orang dan sebagian besar masuk kategori pelajar. Atas temuan
itu, Khofifah segera melakukan koordinasi dengan sejumlah tokoh di Tulungagung
dan menkroscek kebenarannya. "Ternyata mereka menyampaikan mereka sudah
mendengar ada indikasi begitu," kata Khofifah, Selasa (23/7/2019). [https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/regional/2019/07/24/ratusan-pelajar-di-tulungagung-berperilaku-homoseks-hingga-gubernur-melakukan-hal-ini#ampshare=https://www.tribunnews.com/regional/2019/07/24/ratusan-pelajar-di-tulungagung-berperilaku-homoseks-hingga-gubernur-melakukan-hal-ini]
Namun, justru sikap
negara ini dan pemerintah tidak tegas menindak pelaku bejat amoral LGBT
tersebut bahkan cenderung melindungi LGBT atas dasar HAM dan juga putusan MK
beberapa tahun yang lalu.
Pasca Mahkamah
Konstitusi (MK) tolak kriminalisasi LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender) dan hubungan di luar nikah alias kumpul kebo. Di mana Mahkamah
Konstitusi memutuskan menolak permohonan memperluas pasal perzinahan di KUHP.
Putusan MK dihasilkan lewat 'dissenting
opinion' dengan komposisi 5:4.
"Amar putusan
mengadili menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya," kata Ketua MK,
Arief Hidayat di persidangan , Kamis (14/2), seperti dilaporkan wartawan BBC
Indonesia, Tito Sianipar. Dalam putusan yang dibacakan Kamis (14/12),
dinyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi tidak memiliki kewenangan untuk membuat
aturan baru.
Mahkamah juga
menyatakan bahwa pasal-pasal KUHP yang dimohonkan untuk diuji-materi, tidak
bertentangan dengan konsitusi. [Bbc.com, 14/12/2017]
Berdasarkan keputusan MK
tersebut artinya dapat kita pahami bahwasanya LGBT dan kumpul kebo atau zina di
negara Pancasila ini hukumnya boleh alias legal sekalipun bertentangan
dengan norma sosial dan hukum agama yang ada di negara demokrasi ini yang
katanya Pancasila dan NKRI harga mati dan segala-galanya.
Inilah wajah asli negara demokrasi yang
menghalalkan dan melegalkan perbuatan bejat amoral yang sangat
menjijikkan dan sangat nista sekalipun ditentang oleh mayoritas rakyatnya yang
beragama dan berketuhanan yang Maha Esa khususnya mayoritas umat Islam.
Demokrasi-kapitalisme-sekulerisme-lah
biang masalah yang telah melahirkan, menyuburkan dan melegalkan LGBT dan kumpul kebo atas nama HAM.
Selama demokrasi, kapitalisme, sekulerisme tetap diadopsi dan diterapkan oleh
rezim ruwaibidhah di negeri ini, maka
selama itulah LGBT dan kumpul kebo akan terus tumbuh subur seperti tumbuh
suburnya jamur di musim penghujan, bahkan LGBT dan kumpul kebo hanya akan kian
menjadi gerakan politik sistematis dan massif yang hanya akan kian melemahkan
dan menghancurkan negeri berkeping-keping.
LGBT dan kumpul kebo
-yang jelas-jelas merupakan perbuatan menyimpang, amoral dan kriminal serta
bertentangan dengan fitrah manusia, norma sosial, dan hukum agama (khususnya
bertentangan dengan hukum Islam) dan hanya memecah-belah dan merusak
masyarakat- justru oleh rezim ruwaibidhah
produk busuk demokrasi dibela, dilindungi dan dibolehkan alias dilegalkan atas
nama HAM dan demokrasi. Sebaliknya ajaran Islam tentang Syariah, Khilafah,
Dakwah dan Jihad justru dikriminalisasi, diterorisasi dan di-radikalisasi,
bahkan para aktivis dakwah serta para Ulama pun dikriminalisasi dan dipersekusi
tanpa henti.
Sedangkan, HAM sendiri
yang merupakan pilar utama dari demokrasi -yang lahir dari rahim kotor nan
najis ideologi iblis dajjal kapitalisme sekulerisme- sejatinya adalah alat
penjajahan kapitalisme global Barat dan Timur dalam mengokohkan dan
melanggengkan hegemoni penjajahan kapitalisme global Barat (asing) dan Timur
(aseng) di dunia khususnya di dunia Islam.
LGBT dan kumpul kebo
sejatinya pun adalah proyek besar kapitalisme global dalam melanggengkan
hegemoni penjajahannya di seluruh dunia khususnya negara-negara yang berkembang
dan di negeri-negeri Islam. Sekaligus skenario sistematis dalam membendung kebangkitan Islam dan
menghancurkan Islam dan umat Islam serta merusak tatanan kehidupan umat
manusia serta masyarakat secara luas khususnya dalam merusak dan menghancurkan
institusi keluarga dan pernikahan serta nasab keturunan. Sekaligus pula
menyuburkan virus HIV-AIDS dan berbagai penyakit kelamin yang menjadi proyek
politik dan ekonomi kapitalisme global Barat (asing) dan Timur (aseng).
Proyek LGBT dan kumpul
kebo ini pun juga dijadikan oleh kafir penjajah Barat dan Timur sebagai operasi
perang pemikiran gaya baru dan operasi perang asimetris atau proxy war (perang boneka) untuk menghancurkan
pola pikir dan pola hidup umat Islam serta sebagai senjata pemusnah massal
dalam menghabisi dan mengurangi populasi umat manusia khususnya populasi umat
Islam untuk mewujudkan tatanan dunia baru yang dicita-citakan oleh 'the invisible hands' yaitu para raksasa
penjajah kapitalisme global tersebut yakni para mafia raksasa di balik
negara-negara kapitalis penjajah tersebut.
Proyek LGBT dan kumpul
kebo ini tidak main-main ada dana
sebesar US$180 juta untuk melegalkan dan menyuburkan secara massif praktek
kumpul kebo atau Zina dan LGBT tersebut.
Sebagaimana
yang diungkap oleh Mahfud MD Mantan Ketua MK dan Pakar Hukum Tata Negara yang
menyampaikan pernyataan yang mengejutkan dengan mengingatkan kembali adanya
dana sebesar US$180 juta, atau sekitar Rp2,4 triliun yang siap digelontorkan
untuk meloloskan zina dan LGBT di Indonesia. Ia meminta publik untuk
mengarahkan pandangannya pada legislatif, dan meminta sejumlah aktivis islam
seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah ramai-ramai datang ke DPR untuk
mendorong Undang-undang KUHP dapat menghukum perbuatan zina dan LGBT secara
pidana. Sebab, sekarang ini belum final. [http://www.viva.co.id/berita/nasional/989276-ada-us-180-juta-dari-lgbt-mahfud-aktivis-jangan-kecolongan]
Pada tahun 2016 saja
ada kucuran dana melimpah sebesar USD8 juta atau sekitar Rp107,8 miliar untuk
mendukung komunitas lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks (LGBTI)
di Indonesia dan tiga negara Asia lainnya.
Dana melimpah itu
berasal dari kemitraan regional antara UNDP, Kedutaan Besar Swedia di Bangkok
dan USAID. Selain komunitas LGBTI Indonesia, komunitas serupa di China,
Filipina dan Thailand juga mendapat dukungan dana dari proyek UNDP itu.
Proyek ini dimulai
Desember 2014 hingga September 2017. “Inisiatif ini bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan lesbian, gay, biseksual, transgender dan interseks (LGBTI) orang,
dan mengurangi ketimpangan dan marginalisasi atas dasar orientasi seksual dan
identitas gender (SOGI),” demikian keterangan tertulis yang dikutip Sindonews
dari situs resmi UNDP, Jumat (12/2/2016). [Sindonews.com, 12/02/2016]
Masih ingat dengan
pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (pada 23/02/2016 yang lalu)
yang menilai:
"Fenomena
kemunculan lesbian, gay, biseksual, dan transjender (LGBT) di Indonesia adalah
bagian dari proxy war atau perang proksi
untuk menguasai suatu bangsa tanpa perlu mengirim pasukan militer.
"Sejak 15 tahun
lalu saya sudah buat (tulisan) perang modern, itu sama modelnya. Perang
murah-meriah," kata Menhan di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta,
Selasa (23/2/2016).
Menurut Ryamizard,
ancaman perang proksi itu berbahaya bagi Indonesia karena negara lain yang
memiliki kepentingan tidak langsung berhadapan.
Oleh karena itu,
fenomena pendukung LGBT yang meminta komunitasnya dilegalkan itu wajib
diwaspadai.
"(LGBT) bahaya
dong, kita tak bisa melihat (lawan), tahu-tahu dicuci otaknya, ingin merdeka
segala macam, itu bahaya," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)
ini.
Ia menjelaskan, perang
proksi itu menakutkan lantaran musuh tidak diketahui. Kalau melawan militer
negara lain, musuh mudah dideteksi dan bisa dilawan.
"Kalau perang
proksi, tahu-tahu musuh sudah menguasai bangsa ini. Kalau bom atom atau nuklir
ditaruh di Jakarta, Jakarta hancur, di Semarang tak hancur. Tetapi, kalau
perang modern, semua hancur. Itu bahaya," ujarnya.
Ia menambahkan, perang
modern tidak lagi melalui senjata, tetapi menggunakan pemikiran.
"Tidak berbahaya
perang alutsista, tetapi yang berbahaya cuci otak yang membelokkan pemahaman
terhadap ideologi negara," tuturnya. [Kompas.com, 23/02/2016]
Inilah LGBT dan kumpul
kebo yang sejatinya proxy war ala
kapitalisme global Barat dan Timur yang dikomandoi oleh AS beserta sekutu
jahatnya negara-negara Eropa, RRC dan zionis yahudi serta PBB dalam
melanggengkan gurita penjajahan kapitalisme globalnya serta mengokohkan
peradaban sampah kapitalismenya tersebut yang penuh dengan kerusakan dan
amoral.
LGBT dan kumpul kebo
yang merupakan proxy war ala kapitalisme global ini sangat mengancam eksistensi
populasi umat manusia, eksistensi umat Islam, eksistensi keluarga, eksistensi
pernikahan dan nasab, eksistensi masyarakat yang beradab dan dunia itu sendiri.
Sebab LGBT dan kumpul kebo
hanya akan mengundang laknat dan azab Allah SWT semata serta cepat
ataupun lambat hanya akan menghancurkan negeri-negeri yang melegalkan dan
menyuburkan LGBT dan kumpul kebo tersebut seperti hancur dan binasanya kaum
sodom dan kaum tompei Italia.
LGBT dan kumpul kebo
yang merupakan 'proxy war' ala
kapitalisme global tersebut sejatinya merupakan bentuk dari neo-imperialisme
dan neo-liberalisme yang hakikatnya adalah ancaman serius bagi Indonesia dan
dunia. Jadi yang terbukti yang jelas-jelas mengancam Indonesia bukanlah HTI dan
Khilafah, tapi justru ancaman serius yang sesungguhnya tersebut adalah
neoimperialisme dan neoliberalisme kapitalisme global asing dan aseng dengan
LGBT proyek proxy war-nya tersebut.
Maka, solusi real-nya adalah solusi Islam yang saat ini
terus-menerus ditawarkan dan dikampanyekan oleh HTI yakni Syariah dan Khilafah.
Sebab, hanya Syariah dan Khilafah sajalah yang bisa menghentikan megaproyek
sampah LGBT dan kumpul kebo tersebut sekaligus mengenyahkan LGBT dan kumpul kebo beserta tuannya
besarnya yaitu AS dan sekutu jahatnya tersebut dari peta dunia.
Sekaligus hanya Khilafah yang bisa mengenyahkan peradaban sampah nan najis
kapitalisme yang penuh kerusakan dan amoral tersebut ke tong sampah sejarah
peradaban dunia selamanya.
Wallahu a'lam bish shawab. []
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahAdalahSolusi
#KhilafahPastiMenang