Oleh: Zakariya al-Bantany
Mencari teman itu sangat
mudah jika hanya untuk sekedar teman main, teman curhat, teman bersendau-gurau,
teman makan, teman bersenang-senang, teman berpesta-pora dan teman kerja, serta
teman sekolah.
Namun, betapa sangat sulitnya
mencari teman sejati dunia-akhirat yang bisa diajak berbagi kesulitan dan
berbagi kesusahan, serta yang peduli dengan urusan kita, dan menutupi aib kita,
serta selalu memotivasi kita, dan menjaga kita agar tetap lurus dalam kebenaran
Islam, serta memberikan solusi cerdas nan syar'i manakala kita tengah didera
dan dihantam berbagai problematika kehidupan yang menyesakkan dada kita.
Tatkala kita dalam kondisi
didera dan dihantam berbagai problematika kehidupan baik berupa kesulitan
maupun kesusahan serta kita tetap sabar dan ridho pada Allah SWT dalam
menghadapi berbagai kesulitan dan kesusahan tersebut serta kita pun tetap berprasangka
baik kepada Allah SWT, serta kita pun tetap konsisten dalam kebenaran Islam,
dan juga kita pun mengikuti solusi langit dari Allah SWT dengan menjadikan
shalat dan sabar sebagai penolong kita. Sebagaimana dalam firman-Nya:
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ
إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
{45} الَّذِينَ يَظُنُّونَ
أَنَّهُم مُّلاَقُوا
رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ
إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
"Jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa
mereka akan menemui Rabb-nya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."
(QS. al-Baqarah: 45-46)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah,
menjelaskan ayat di atas dengan bertutur: “Allah memerintahkan hamba-Nya untuk
menjadikan sabar dan shalat sebagai pijakan bantuan dalam meraih apa yang mereka
harapkan dari kebaikan dunia dan akhirat.” [Tafsir Al-Qur’an Al-'dzhim
(1/89)]
Dari sahabat Hudzaifah Radhiyallahu
anhu, ia berkata:
كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا
حَزَبَهُ أَمْرٌ
صَلَّى
"Bila kedatangan
masalah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan shalat."
(Hadits hasan riwayat Ahmad dalam Musnad (5/388) dan Abu Dawud (2/35). Lihat
Shahih Sunan Abi Dawud (1/245)
Maka, disitulah niscaya
Allah akan segera menolong kita dengan menurunkan pertolongan-Nya yang tak
terduga dan tak disangka-sangka.
Dan di situlah pula Allah
SWT akan menunjukkan dan menampakkan kepada kita siapa sebenarnya teman sejati
kita dunia-akhirat atau saudara sejati kita dan sahabat sejati kita yang
benar-benar peduli dengan kita, serta turut penuh ikhlas lapang dada membantu
dan meringankan beban kesulitan dan kesusahan kita tersebut.
Dan di situ pula Allah SWT
akan menunjukkan dan menampakkan kepada kita siapa sebenarnya teman semu kita
yang sangat tega mencampakkan kita serta menikam kita dari belakang di saat
kita terpojok dan dalam kondisi terlilit deraan dan hantaman berbagai
problematika kehidupan ataupun kesulitan dan kesusahan tersebut.
Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda:
الْمُسْلِمُ
أَخُو الْمُسْلِمِ
لَا يَظْلِمُهُ
وَلَا يُسْلِمُهُ،
وَمَنْ كَانَ فِي
حَاجَةِ أَخِيهِ
كَانَ اللهُ فِي
حَاجَتِهِ، وَمَنْ
فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ
كُرْبَةً فَرَّجَ
اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً
مِنْ كُرُبَاتِ
يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
وَمَنْ سَتَرَ
مُسْلِمًا سَتَرَهُ
اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Seorang muslim itu adalah
saudara bagi muslim yang lainnya. Ia tidak boleh mendzhaliminya dan tidak boleh
pula menyerahkannya kepada orang yang hendak menyakitinya. Barangsiapa yang
memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya.
Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang muslim, niscaya Allah akan
melapangkan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang
menutupi kesalahan (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi
kesalahannya kelak di hari kiamat.”
(HR. Bukhari no. 2442,
Muslim no. 2580, Ahmad no. 5646, Abu Dawud no. 4893, at-Tirmidzi no. 1426 ;
dari Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma)
Terkait hal ini pula Allah
SWT pun menjelaskan karakter teman sejati dunia-akhirat dalam sejumlah
firman-Nya di dalam Al-Qur’an antara lain:
الْأَخِلَّاءُ
يَوْمَئِذٍ
بَعْضُهُمْ
لِبَعْضٍ
عَدُوٌّ
إِلَّا
الْمُتَّقِينَ
"Teman-teman karib
(para sahabat yang di dunia saling berkasih-sayang) pada hari itu (di Hari
Penghakiman-Pembalasan) saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang
bertakwa." (QS. Az-Zukhruf: 67)
يَوْمَ
لَا يُغْنِيْ مَوْلًى
عَنْ مَّوْلًى
شَيْـئًا وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ ۙ
"(Yaitu) Pada hari
(ketika) seorang teman sama-sekali tidak dapat memberikan manfaat kepada teman
lainnya, dan mereka tidak akan mendapatkan pertolongan."
إِلَّا
مَنْ رَحِمَ
اللَّهُ ۚ
إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ
الرَّحِيمُ
Kecuali orang yang diberikan
rahmat oleh Allah. Sungguh, Dia Maha Perkasa, Maha Penyayang." (QS.
Ad-Dukhan: 41-42)
وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ
وَالرَّسُولَ
فَأُولَٰئِكَ
مَعَ الَّذِينَ
أَنْعَمَ
اللَّهُ عَلَيْهِمْ
مِنَ
النَّبِيِّينَ
وَالصِّدِّيقِينَ
وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِينَ
ۚ
وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ
رَفِيقًا
"Dan barangsiapa
mentaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan
dengan orang yang diberikan kenikmatan oleh Allah, (yakni) para nabi, para
pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih.
Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya teman." (QS. An-Nisaa': 69)
وَيَوْمَ
يَعَضُّ الظَّالِمُ
عَلٰى يَدَيْهِ
يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى
اتَّخَذْتُ مَعَ
الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا
"Dan (ingatlah) pada
hari (ketika) orang-orang dzhalim menggigit dua jarinya, (menyesali
perbuatannya) seraya berkata, "Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan
bersama rasul."
يٰوَيْلَتٰى
لَيْتَنِيْ لَمْ
اَتَّخِذْ فُلَانًا
خَلِيْلًا
"Wahai, celaka aku!
Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu sebagai teman akrab."
لَقَدْ
أَضَلَّنِي
عَنِ
الذِّكْرِ
بَعْدَ إِذْ
جَاءَنِي ۗ
وَكَانَ الشَّيْطَانُ
لِلْإِنْسَانِ
خَذُولًا
"Sungguh, dia telah
menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur'an) ketika (Al-Qur'an) itu telah datang
kepadaku. Dan Setan memanglah pengkhianat manusia." (QS. Al-Furqan: 27-29)
وَكَذَٰلِكَ
نُوَلِّي
بَعْضَ
الظَّالِمِينَ
بَعْضًا
بِمَا
كَانُوا
يَكْسِبُونَ
"Dan demikianlah Kami
menjadikan sebagian orang-orang dzhalim berteman dengan sesamanya, sesuai
dengan apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-An'aam: 129)
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا
تَتَّخِذُوا
بِطَانَةً
مِنْ
دُونِكُمْ
لَا يَأْلُونَكُمْ
خَبَالًا
وَدُّوا مَا
عَنِتُّمْ
قَدْ بَدَتِ
الْبَغْضَاءُ
مِنْ
أَفْوَاهِهِمْ
وَمَا
تُخْفِي
صُدُورُهُمْ
أَكْبَرُ ۚ
قَدْ بَيَّنَّا
لَكُمُ
الْآيَاتِ ۖ
إِنْ كُنْتُمْ
تَعْقِلُونَ
"Wahai orang-orang yang
beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu
(seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya
menyusahkan kamu. Mereka (sebenarnya) mengharapkan kehancuranmu (karena beriman
kepada Allah). Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang
tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu
ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti." (QS. Ali 'Imran: 118)
لَا
تَجِدُ
قَوْمًا يُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ
يُوَادُّونَ
مَنْ حَادَّ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ
وَلَوْ
كَانُوا آبَاءَهُمْ
أَوْ
أَبْنَاءَهُمْ
أَوْ إِخْوَانَهُمْ
أَوْ
عَشِيرَتَهُمْ
ۚ
أُولَٰئِكَ كَتَبَ
فِي
قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ
وَأَيَّدَهُمْ
بِرُوحٍ مِنْهُ
ۖ
وَيُدْخِلُهُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي
مِنْ
تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ
فِيهَا ۚ
رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمْ
وَرَضُوا
عَنْهُ ۚ
أُولَٰئِكَ حِزْبُ
اللَّهِ ۚ
أَلَا إِنَّ حِزْبَ
اللَّهِ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
"Engkau tidak akan
mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, saling
berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau keluarganya.
Mereka itulah orang-orang yang di dalam hatinya telah ditanamkan Allah
keimanan, dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
dari-Nya. Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka
pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah (Hizbullah).
Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah (Hizbullah) itulah yang
beruntung." (QS. Al-Mujaadilah: 22)
Dan sesungguhnya karakter
teman sejati dunia-akhirat tersebut ada dalam kepribadian Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam dan para Sahabat radhiyallahu 'anhum yang diikat
oleh ikatan shahih akidah Islam atau mabda' (ideologi) Islam yang wajib kita
teladani sebagai uswatun hasanah yang sangat terbaik bagi dunia dan
akhirat kita.
Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu 'anhum pun hidup bersama,
berjuang bersama, berdakwah bersama dan berjihad bersama. Serta mereka pun
saling membela, saling menolong dan saling menasehati dalam keimanan, kesabaran
dan ketaqwaan dalam menggapai ridha Allah dan surga-Nya yang seluas langit dan
bumi.
Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam dan para Sahabat radhiyallahu 'anhum adalah
sebaik-baik contoh teladan agung sosok teman sejati dunia-akhirat. Allah SWT
berfirman:
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
لِمَنْ كَانَ يَرْجُو
اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الْآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)
وَالسَّابِقُونَ
الْأَوَّلُونَ
مِنَ الْمُهَاجِرِينَ
وَالْأَنْصَارِ
وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ
بِإِحْسَانٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ
وَرَضُوا عَنْهُ
وَأَعَدَّ لَهُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي
تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ
خَالِدِينَ فِيهَا
أَبَدًا ۚ
ذَٰلِكَ الْفَوْزُ
الْعَظِيمُ
"Orang-orang yang
terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan
anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah: 100)
Allaahumma shalli 'alaa
sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aalihi sayyidinaa Muhammad wa 'alaa ashaabihi
ajmaa'in.
Wallahu a'lam bish shawab. []