Oleh: Zakariya
al-Bantany
Pengertian
Dakwah:
a. Secara bahasa
Pengertian
dakwah menurut bahasa; dakwah berasal dari bahasa Arab yakni دعا– يدعوا – دعوة (da’a - yad’u - da'watan). Kata dakwah tersebut merupakan ism masdar dari kata da’a yang dalam
Ensiklopedia Islam diartikan sebagai “ajakan kepada Islam".
Kata da’a dalam Al-Qur’an, terulang sebanyak 5
kali, sedangkan kata yad’u terulang
sebanyak 8 kali dan kata dakwah terulang sebanyak 4 kali. Kata da’a pertama kali dipakai dalam Al-Qur’an
dengan arti mengadu (meminta pertolongan kepada Allah) yang pelakunya adalah
Nabi Nuh AS. Lalu kata ini berarti memohon pertolongan kepada Tuhan yang
pelakunya adalah manusia (dalam arti umum).
Setelah itu, kata da’a berarti menyeru kepada Allah yang
pelakunya adalah kaum Muslimin. Kemudian kata yad’u,
pertama kali dipakai dalam Al-Qur’an dengan arti mengajak ke neraka yang
pelakunya adalah syaitan. Lalu kata itu berarti mengajak ke surga yang
pelakunya adalah Allah, bahkan dalam ayat lain ditemukan bahwa kata yad’u dipakai bersama untuk mengajak ke neraka
yang pelakunya orang-orang musyrik.
Sedangkan kata dakwah
atau da’watan sendiri, pertama kali
digunakan dalam Al-Qur’an dengan arti seruan yang dilakukan oleh para Rasul
Allah itu tidak berkenan kepada obyeknya. Namun kemudian kata itu berarti
panggilan yang juga disertai bentuk fi’il
(da’akum) dan kali ini panggilan akan
terwujud karena Tuhan yang memanggil. Lalu kata itu berarti permohonan yang
digunakan dalam bentuk doa kepada Tuhan dan Dia menjanjikan akan
mengabulkannya.
b. Secara syar'i
Pengertian dakwah
secara syar'i: dakwah adalah seruan kepada orang lain agar mengambil yang khair (Islam), melakukan kema’rufan dan
mencegah kemungkaran. Atau juga dapat didefinisikan dengan upaya untuk merubah
manusia baik perasaan, pemikiran, maupun tingkah lakunya dari jahiliyah ke
Islam, atau dari yang sudah Islam menjadi lebih kuat lagi Islamnya.
Hukum Dakwah:
a. Fardhu 'ain (kewajiban bagi setiap Muslim)
Dalilnya, Firman Allah
SWT:
وَمَنْ
أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي
مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
(QS. Fushshilat: 33)
قُلْ هَـٰذِهِ
سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّـهِ ۚ عَلَىٰ
بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ
اللَّـهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang
nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.”
(QS: Yusuf: 108)
ادْعُ إِلَىٰ
سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Serulah
(manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125)
Dan sabda Rasulullah
ﷺ:
مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ , وَذَلِكَ أَضْعَفُ
الْإيمَانِ
“Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemunkaran,
hendaknya dia merubah dengan tangannya, kalau tidak bisa hendaknya merubah
dengan lisannya, kalau tidak bisa maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah
selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
لِأَنْ
يَهْدِيَكَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ مِنْ
حُمُرِ النَّعَمِ. رواه مسلم
"Sungguh jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang
melalui engkau (dakwah engkau) maka itu lebih baik bagimu daripada engkau
memiliki unta merah." (HR. Muslim)
b. Fardhu Kifayah (kewajiban bagi seluruh umat Islam/
kolektif)
Dalilnya, firman Allah
SWT:
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)
كُنْتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ
لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)
Subjek (Pelaku)
Dakwah:
a. Individu Muslim
baik laki-laki maupun perempuan.
b. Kelompok (jama'ah) Muslim dan masyarakat
Muslim.
c. Negara Islam
(Daulah Islam/ Khilafah Islam).
Objek (Sasaran)
Dakwah:
a. Individu manusia
baik muslim maupun kafir (non-Islam).
b. Kelompok muslim
maupun kelompok kafir (non-Islam) dan masyarakat Islam maupun masyarakat kafir
(non-Islam).
c. Negara, baik negara
yang penduduknya mayoritas muslim ataupun mayoritas beragama non-Islam (kafir).
Tujuan Dakwah:
Tujuan dakwah Islam
adalah merubah keadaan yang tidak Islami menjadi Islami agar dapat mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
Karena itu, dakwah
bukan hanya sekedar menyerukan untuk berbuat baik atau melarang berbuat munkar,
melainkan harus disertai dengan usaha untuk melakukan perubahan serta berupaya
melanjutkan kehidupan Islam dengan upaya memberlakukan hukum-hukum Islam secara
totalitas dalam seluruh aspek kehidupan dan menyebarluaskan risalah Islam ke
segala penjuru dunia.
Secara rinci perubahan tersebut terlihat pada saat:
1. Menyerukan kepada
orang kafir agar masuk Islam.
2. Menyerukan kepada
orang Islam agar melaksanakan hukum Islam secara totalitas dan melanjutkan
kembali kehidupan Islam dan menyebarluaskan Islam ke segala penjuru dunia.
3. Menegakkan
kema'rufan dan mencegah kemungkaran baik yang dilakukan oleh individu,
kelompok, masyarakat maupun negara.
Sedangkan
secara umum dakwah diarahkan kepada:
1. Mentauhidkan
(mengesakan) Allah SWT. Melalui dakwah ditanamkan dengan kuat kalimat "Laa ilaaha illa Allah" yang berarti tidak
ada yang patut lagi disembah, ditakuti dan diharapkan keridhoannya melainkan
Allah SWT semata.
2. Menjadikan Islam
sebagai rahmat. Keimanan kepada Allah SWT tentunya harus membawa pada keyakinan
dan ketundukkan pada seluruh hukum dan Syariah-Nya.
3. Membumikan Islam
atau menerapkan Islam secara totalitas dalam segala aspek kehidupan khususnya
dalam kehidupan negara dalam bingkai Daulah Islam (Khilafah Islam).
Allah SWT berfirman:
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad)
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya:
107)
Dengan demikian dakwah
diarahkan untuk menyakinkan manusia bahwa hukum-hukum Allah SWT saja yang akan
mendatangkan rahmat dan berkah bagi mereka. Sedangkan hukum-hukum yang dibuat
oleh manusia adalah bathil serta tidak dapat mendatangkan rahmat dan kemaslahatan
justru hanya mendatangkan kerusakan dan bencana.
4. Menjadikan Islam
sebagai pedoman hidup. Dakwah ditujukan untuk menjadikan Islam sebagai
satu-satunya pedoman hidup artinya adalah mengajak manusia untuk masuk ke dalam
Islam secara keseluruhan. Karena Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, maka
Islam hanya dapat dijadikan pedoman hidup jika diterapkan secara kaffah
(totalitas) dalam kehidupan.
5. Menggapai ridho
Allah SWT. Seluruh amal yang dilakukan, termasuk dakwah, ditujukan untuk
mendapatkan ridho Allah SWT. Dengan demikian dakwah dilakukan dengan ikhlas lillahi ta’ala dan sesuai dengan tuntutan
Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ.
Secara khusus,
dengan mengkaji perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ, dakwah diarahkan untuk:
1. Membentuk kader
yang memiliki kepribadian Islam.
2. Membentuk jamaah
yang membina kader dan memperjuangkan tegaknya Daulah Islamiyah (Khilafah
Islam).
3. Membentuk Daulah
Islamiyah (Negara Islam/ Khilafah Islam) yang menerapkan seluruh ajaran Islam.
Keutamaan atau
Kemuliaan Dakwah
Dakwah merupakan
sebaik-baik amalan seorang hamba Allah,
Karena itulah dakwah memiliki keutamaan atau kemuliaan di dalam Islam,
yaitu:
1. Bukti keimanan dan
ketaqwaan seorang Muslim.
2. Bukti keislaman
seorang Muslim dan kepribadian Islam seorang Muslim.
3. Melahirkan
individu, kelompok, masyarakat dan negara yang beriman dan bertaqwa yang
menerapkan hukum-hukum Islam secara keseluruhan dalam segala aspek kehidupan.
4. Mendatangkan ridha,
rahmah, mahabbah dan berkah Allah dari langit dan bumi.
5. Mendapat
pertolongan dan perlindungan dari Allah.
6. Mendatangkan pahala
yang sangat besar dan kebaikan yang sangat luas serta menjauhkan diri,
masyarakat dan negara dari dosa dan kemaksiatan serta kejahatan.
7. Menjadikan
sebaik-baik umat yang terbaik (khairu ummah).
8. Dilindungi oleh
Allah dari bencana dan azab api neraka.
9. Pintu dan jalan
turunnya nashrullah dan masuk ke dalam
surga.
10. Amalan dan
pekerjaan utama para Nabi dan Rasul serta para Waliyullah.
11. Poros utama
kehidupan.
Metode Dakwah
Rasulullah ﷺ
Saat ini dunia dan
negeri-negeri Islam dikuasai, dirusak dan dijajah secara sistemik oleh kekuatan
imperium negara kafir barat dan timur dalam wujud kapitalisme global asing dan
aseng dengan jantung dan otaknya yaitu ideologi kufur kapitalisme sekulerisme
demokrasi. Ketahuilah sesungguhnya rahasia kekuatan utama sekaligus rahasia
kelemahan utama dari penjajah kafir kapitalis asing dan aseng tersebut adalah
terletak pada ideologi yang mereka anut dan mereka emban yakni ideologi kufur
demokrasi kapitalisme sekulerisme tersebut.
Selama ideologi
penjajah tersebut masih tetap bercokol di dalam benak umat Islam, maka selama
itulah umat Islam tidak akan pernah bangkit, bahkan umat Islam akan terus
dijajah dan menjadi bulan-bulanan para penjajah kafir kapitalis asing dan aseng
baik secara langsung maupun melalui proxy (boneka)-nya yaitu para penguasa
boneka (agen penjajah) dan para kompradornya.
Maka langkah strategis
untuk meruntuhkan kedigdayaan kapitalisme global asing dan aseng tersebut
sekaligus mewujudkan tegaknya kembali kekuasaan Islam yakni Khilafah Islam
adalah hanya dengan meneladani dakwah metode Rasulullah ﷺ yang bersifat:
1. Mabda'iyyah (ideologis), yakni murni
berlandaskan dan berpegang teguh kepada akidah tauhid Islam dan tidak ternodai
akidah kufur jahiliyah manapun (baik demokrasi-kapitalisme-sekulerisme maupun
sosialisme-komunisme);
2. Siyasiyyah (politis), yaitu berupaya
mewujudkan tegaknya kekuasaan Islam yakni Khilafah Islam (Daulah Islam), sebab
akar segala problematika umat adalah masalah politik yaitu ketiadaan Khilafah
Islam sejak Khilafah Islam yang berpusat di Turki Utsmani diruntuhkan oleh
Inggris melalui agennya seorang yahudi yang bernama Mustafa Kamal Attarturk laknatullahi 'alaihim pada tahun 1924 masehi;
3. Fikriyah, yaitu perjuangan intelektual
(pemikiran) atau revolusi pemikiran yakni mengubah dan mengganti pemikiran
kufur jahiliyah yang berada di dalam benak masyarakat dengan pemikiran Islam
(ideologi Islam) sehingga Islam benar-benar mengkristalisasi di dalam benak
masyarakat hingga Islam pun menjadi qiyadah fikriyah (kepemimpinan
berpikir/ideologis) hingga terwujudlah kebangkitan hakiki masyarakat dan dengan
digerakkan qiyadah fikriyah Islam masyarakat pun akan segera bergerak
bersama-sama secara massif dan ideologis menuntut perubahan dan melakukan
perubahan secara sistemik, mendasar dan menyeluruh;
4. Jamai'yyah (berjama'ah), yaitu perjuangan
secara kolektif dan terorganisir dalam bentuk kutlah hizbiyah/ kelompok
kepartaian atau hizbun siyaasiy (partai politik Islam ideologis);
5. Syumuliyah (global), yaitu perjuangan bersifat
universal (di seluruh penjuru dunia) bukan lokal dan bukan pula parsial serta
menyampaikan ajaran Islam secara kaffah kepada seluruh penduduk dunia;
6. Laa maddiyah atau laa 'unfiyah (non
kekerasan), yaitu perjuangan bukan dilakukan dengan cara-cara kekerasan fisik
atau bukan dengan angkat senjata, namun melainkan perjuangan yang tetap
konsisten melalui perjuangan intelektual/ pemikiran atau melalui revolusi
pemikiran.
Adapun teknis atau tahapan dakwahnya yakni:
1. Tatsqif Murakkazah (tahap pembinaan dan
kaderisasi secara intensif), yaitu:
- Membina secara
intensif kader-kader dakwah melalui metode talaqqi tsaqafah Islam mabdaiyyah
melalui forum halaqah;
- Pembentukan dan
penguatan akidah Islam pada kader-kader dakwah;
- Pembentukan
syakhsiyyah Islamiyyah (kepribadian Islam) di dalam diri kader-kader dakwah
baik pola pikir maupun pola sikapnya;
- Pembentukan kutlah
hizbiyyah (kelompok kepartaian) yang diikat oleh ikatan shahih ideologi Islam/
akidah Islam dalam wujud kelompok dakwah berjama'ah atau dalam wujud hizbun
siyaasiy mabda'i (partai politik Islam ideologis) yang mengusung ideologi Islam,
dan visi serta misinya adalah Islam, serta berupaya mewujudkan kehidupan Islam.
2. Tafa'ul ma'al ummah wal kifaah (tahap
interaksi dengan umat dan tahap perjuangan), yaitu melalui:
- Pertarungan
pemikiran (shira'ul fikri), yakni
menyerang dan membongkar kesesatan dan kekufuran ide-ide kufur jahiliyah
penjajah seperti kekufuran demokrasi, sekulerisme, kapitalisme, sosialisme,
komunisme, HAM, nasionalisme, pluralisme, hedonisme, liberalisme, globalisasi,
kesataraan gender, LGBT, hutang luar negeri dan lain-lain. Serta menjelaskan
pertentangan ide-ide kufur penjajah tersebut dengan Islam serta membenturkannya
dengan ideologi Islam, sehingga akan tampak tersingkap terang benderang mana
yang haq (kebenaran Islam) dan mana yang bathil (kekafiran/ kekufuran), dan
lain-lain.
Di antaranya juga umat
Islam harus dibangkitkan pula kesadaran Islam politiknya dengan dipahamkan dan
disadarkan tentang kerusakan, kecacatan, bahaya dan kesesatan sistem kufur
demokrasi kapitalisme sekulerisme serta pertentangannya dengan Islam.
Juga menjelaskan serta
memahamkan kembali kebenaran dan keagungan mabda' (ideologi) Islam kepada umat
bahwa Islam adalah agama sekaligus ideologi dan sistem kehidupan yang
paripurna, sekaligus solusi terbaik yang diturunkan oleh Tuhan Semesta Alam
yakni Allah SWT.
- Tatsqif Jamai'i (pembinaan masyarakat secara
umum dengan tsaqafah Islam mabda'iyyah), yaitu melalui kajian umum, pengajian
umum, talkshow, seminar, konferensi, masyirah
(aksi damai), khutbah jumat, televisi, radio, sms, koran, tabloid, selebaran,
buletin dan media sosial (Facebook, WA, Twitter, Instagram, Telegram, dan
lain-lain).
- Kifaahi siyaasiy (perjuangan politik) yaitu
berupaya mewujudkan kekuasaan Islam melalui dakwah berjamaah dalam bentuk
kelompok kepartaian ideologis, kasyful
khuththath (membongkar makar jahat negara-negara penjajah kafir beserta
agen-agennya, dan membongkar pengkhianatan para penguasa boneka), dharbul 'alaqah (memutus mata rantai
kepercayaan umat terhadap para penguasa boneka, sebab penguasa boneka adalah
penjaga utama kepentingan para penjajah kafir, serta memutus kepercayaan umat
terhadap sistem kufur penjajah seperti demokrasi tersebut karena demokrasi adalah
alat penjajahan negara-negara kafir).
Membangun opini umum (ra'yul 'aam) dan kesadaran umum (wa'yul 'aam) perihal ide Syariah dan Khilafah
di tengah masyarakat melalui kristalisasi ideologi Islam ke dalam benak umat
sehingga Islam benar-benar menjadi qiyadah
fikriyah (kepemimpinan berpikir) bagi umat Islam, sekaligus menjadi
motor penggerak kebangkitan berpikir umat Islam, dan menggerakkan umat Islam
atas dorongan akidah Islam secara bersama-sama dan secara massif melakukan
perubahan sistemik, mendasar dan menyeluruh secara revolusioner.
- Tabanniy wal Qadhai mashalih ummah, yaitu
mengurusi dan mengadvokasi seluruh urusan dan kepentingan umat Islam, seperti
turut terjun membantu dan me-recovery
masyarakat yang tertimpa bencana, dan lain-lain.
- Thalabun Nushrah yaitu memobilisasi dukungan
dari simpul-simpul umat yang memiliki kekuasaan real di tengah masyarakat yaitu
para Ahlun Nushrah yakni para Ulama,
Intelektual, pemegang media dan Ahlul Quwwah
(militer).
Juga sekaligus
mengajak umat beserta para Ahlun Nushrah
untuk segera bersatu kembali dalam ikatan shahih akidah Islam (mabda' Islam)
dan segera mencampakkan demokrasi kapitalisme sekulerisme biang kerusakan dan
penjajahan tersebut, dan sekaligus pula mengajak umat untuk segera hijrah ke
dalam Islam secara kaffah dengan bersegera menegakkan kembali Khilafah Islam.
3. Isti'lamul Hukmi yaitu penyerahan kekuasaan
secara suka rela dari tangan umat melalui baiat in'iqad (baiat resmi) oleh Ahlunnushrah tersebut baik militer, Ulama,
intelektual dan pemegang media tersebut kepada Khalifah terpilih yang berasal
dari Hizbun Siyaasiy (jama'ah dakwah/ partai politik Islam ideologis) yang
telah dipercaya oleh seluruh mayoritas umat Islam, serta diikuti pula dengan baiat tha'at oleh seluruh kaum Muslimin
terhadap Khalifah yang terpilih dan diridhai oleh seluruh kaum Muslimin.
Selanjutnya deklarasi
dan proklamasi berdirinya kembali negara Khilafah Islam dan penerapan secara
totalitas Syariah Islam dalam segala aspek kehidupan dalam bingkai Daulah
Khilafah Rasyidah Islamiyyah.
Dengan bersihnya benak
umat dari ideologi kufur demokrasi kapitalisme sekulerisme dan ter-instal ulang kembali Islam mabda' atau Islam
politik secara kristalisasi di dalam benak umat hingga Islam menjadi qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir) umat
maka niscaya umat Islam akan bangkit menjadi raksasa adidaya kembali
dalam wujud sempurnanya yakni Khilafah Islam, maka niscaya pula akan rontok dan
runtuhlah serta tumbanglah peradaban sampah kapitalisme global asing dan aseng
dari pentas peradaban dunia, serta akan tumbang dan hancur serta binasalah
kedigdayaan "the invisible hands"
yakni mafia raksasa yaitu para penjajah kafir kapitalis asing dan aseng ke
dalam jurang sampah sejarah peradaban dunia dan dari peta dunia selamanya.
Saatnyalah Khilafah memimpin dunia.
Karena itulah terlibat
dalam aktivitas dakwah memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah sang pelaksana
Syariah dan pemersatu umat tersebut adalah bentuk menolong agama Allah yang
sangat dan paling istimewa saat ini.
Allah SWT berfirman:
اِنَّمَا كَانَ قَوْلَ
الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ
اَنْ يَّقُوْلُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Sesungguhnya
jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya
agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami
mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. An-Nuur: 51)
Wallahu a'lam bish shawab. []
#IslamSolusiBagiNegeri
#2019GantiRezimGantiSistem
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
#KhilafahAjaranIslam
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahAdalahSolusi