Tuesday, October 29, 2019

Kemuliaan Dakwah



Oleh: Zakariya al-Bantany


Pengertian Dakwah:

a. Secara bahasa

Pengertian dakwah menurut bahasa; dakwah berasal dari bahasa Arab yakni دعا– يدعوا – دعوة (da’a - yad’u - da'watan). Kata dakwah tersebut merupakan ism masdar dari kata da’a yang dalam Ensiklopedia Islam diartikan sebagai “ajakan kepada Islam".

Kata da’a dalam Al-Qur’an, terulang sebanyak 5 kali, sedangkan kata yad’u terulang sebanyak 8 kali dan kata dakwah terulang sebanyak 4 kali. Kata da’a pertama kali dipakai dalam Al-Qur’an dengan arti mengadu (meminta pertolongan kepada Allah) yang pelakunya adalah Nabi Nuh AS. Lalu kata ini berarti memohon pertolongan kepada Tuhan yang pelakunya adalah manusia (dalam arti umum).

Setelah itu, kata da’a berarti menyeru kepada Allah yang pelakunya adalah kaum Muslimin. Kemudian kata yad’u, pertama kali dipakai dalam Al-Qur’an dengan arti mengajak ke neraka yang pelakunya adalah syaitan. Lalu kata itu berarti mengajak ke surga yang pelakunya adalah Allah, bahkan dalam ayat lain ditemukan bahwa kata yad’u dipakai bersama untuk mengajak ke neraka yang pelakunya orang-orang musyrik.

Sedangkan kata dakwah atau da’watan sendiri, pertama kali digunakan dalam Al-Qur’an dengan arti seruan yang dilakukan oleh para Rasul Allah itu tidak berkenan kepada obyeknya. Namun kemudian kata itu berarti panggilan yang juga disertai bentuk fi’il (da’akum) dan kali ini panggilan akan terwujud karena Tuhan yang memanggil. Lalu kata itu berarti permohonan yang digunakan dalam bentuk doa kepada Tuhan dan Dia menjanjikan akan mengabulkannya.

b. Secara syar'i

Pengertian dakwah secara syar'i: dakwah adalah seruan kepada orang lain agar mengambil yang khair (Islam), melakukan kema’rufan dan mencegah kemungkaran. Atau juga dapat didefinisikan dengan upaya untuk merubah manusia baik perasaan, pemikiran, maupun tingkah lakunya dari jahiliyah ke Islam, atau dari yang sudah Islam menjadi lebih kuat lagi Islamnya.


Hukum Dakwah:

a. Fardhu 'ain (kewajiban bagi setiap Muslim)

Dalilnya, Firman Allah SWT:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushshilat: 33)


قُلْ هَـٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّـهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّـهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS: Yusuf: 108)


ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125)


Dan sabda Rasulullah ﷺ:

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ , فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ , وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإيمَانِ

Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemunkaran, hendaknya dia merubah dengan tangannya, kalau tidak bisa hendaknya merubah dengan lisannya, kalau tidak bisa maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)


لِأَنْ يَهْدِيَكَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ مِنْ حُمُرِ النَّعَمِ. رواه مسلم

"Sungguh jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui engkau (dakwah engkau) maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki unta merah." (HR. Muslim)


b. Fardhu Kifayah (kewajiban bagi seluruh umat Islam/ kolektif)

Dalilnya, firman Allah SWT:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)


كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آَمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110)


Subjek (Pelaku) Dakwah:

a. Individu Muslim baik laki-laki maupun perempuan.
b.  Kelompok (jama'ah) Muslim dan masyarakat Muslim.
c. Negara Islam (Daulah Islam/ Khilafah Islam).

Objek (Sasaran) Dakwah:

a. Individu manusia baik muslim maupun kafir (non-Islam).
b. Kelompok muslim maupun kelompok kafir (non-Islam) dan masyarakat Islam maupun masyarakat kafir (non-Islam).
c. Negara, baik negara yang penduduknya mayoritas muslim ataupun mayoritas beragama non-Islam (kafir).


Tujuan Dakwah:

Tujuan dakwah Islam adalah merubah keadaan yang tidak Islami menjadi Islami agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Karena itu, dakwah bukan hanya sekedar menyerukan untuk berbuat baik atau melarang berbuat munkar, melainkan harus disertai dengan usaha untuk melakukan perubahan serta berupaya melanjutkan kehidupan Islam dengan upaya memberlakukan hukum-hukum Islam secara totalitas dalam seluruh aspek kehidupan dan menyebarluaskan risalah Islam ke segala penjuru dunia.

Secara rinci perubahan tersebut terlihat pada saat:

1. Menyerukan kepada orang kafir agar masuk Islam.
2. Menyerukan kepada orang Islam agar melaksanakan hukum Islam secara totalitas dan melanjutkan kembali kehidupan Islam dan menyebarluaskan Islam ke segala penjuru dunia.
3. Menegakkan kema'rufan dan mencegah kemungkaran baik yang dilakukan oleh individu, kelompok, masyarakat maupun negara.

Sedangkan secara umum dakwah diarahkan kepada:

1. Mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT. Melalui dakwah ditanamkan dengan kuat kalimat "Laa ilaaha illa Allah" yang berarti tidak ada yang patut lagi disembah, ditakuti dan diharapkan keridhoannya melainkan Allah SWT semata.

2. Menjadikan Islam sebagai rahmat. Keimanan kepada Allah SWT tentunya harus membawa pada keyakinan dan ketundukkan pada seluruh hukum dan Syariah-Nya.

3. Membumikan Islam atau menerapkan Islam secara totalitas dalam segala aspek kehidupan khususnya dalam kehidupan negara dalam bingkai Daulah Islam (Khilafah Islam).

Allah SWT berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)


Dengan demikian dakwah diarahkan untuk menyakinkan manusia bahwa hukum-hukum Allah SWT saja yang akan mendatangkan rahmat dan berkah bagi mereka. Sedangkan hukum-hukum yang dibuat oleh manusia adalah bathil serta tidak dapat mendatangkan rahmat dan kemaslahatan justru hanya mendatangkan kerusakan dan bencana.

4. Menjadikan Islam sebagai pedoman hidup. Dakwah ditujukan untuk menjadikan Islam sebagai satu-satunya pedoman hidup artinya adalah mengajak manusia untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan. Karena Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, maka Islam hanya dapat dijadikan pedoman hidup jika diterapkan secara kaffah (totalitas) dalam kehidupan.

5. Menggapai ridho Allah SWT. Seluruh amal yang dilakukan, termasuk dakwah, ditujukan untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Dengan demikian dakwah dilakukan dengan ikhlas lillahi ta’ala dan sesuai dengan tuntutan Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ.


Secara khusus, dengan mengkaji perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ, dakwah diarahkan untuk:

1. Membentuk kader yang memiliki kepribadian Islam.
2. Membentuk jamaah yang membina kader dan memperjuangkan tegaknya Daulah Islamiyah (Khilafah Islam).
3. Membentuk Daulah Islamiyah (Negara Islam/ Khilafah Islam) yang menerapkan seluruh ajaran Islam.


Keutamaan atau Kemuliaan Dakwah

Dakwah merupakan sebaik-baik amalan seorang hamba Allah,  Karena itulah dakwah memiliki keutamaan atau kemuliaan di dalam Islam, yaitu:

1. Bukti keimanan dan ketaqwaan seorang Muslim.

2. Bukti keislaman seorang Muslim dan kepribadian Islam seorang Muslim.

3. Melahirkan individu, kelompok, masyarakat dan negara yang beriman dan bertaqwa yang menerapkan hukum-hukum Islam secara keseluruhan dalam segala aspek kehidupan.

4. Mendatangkan ridha, rahmah, mahabbah dan berkah Allah dari langit dan bumi.

5. Mendapat pertolongan dan perlindungan dari Allah.

6. Mendatangkan pahala yang sangat besar dan kebaikan yang sangat luas serta menjauhkan diri, masyarakat dan negara dari dosa dan kemaksiatan serta kejahatan.

7. Menjadikan sebaik-baik umat yang terbaik (khairu ummah).

8. Dilindungi oleh Allah dari bencana dan azab api neraka.

9. Pintu dan jalan turunnya nashrullah dan masuk ke dalam surga.

10. Amalan dan pekerjaan utama para Nabi dan Rasul serta para Waliyullah.

11. Poros utama kehidupan.








Metode Dakwah Rasulullah ﷺ

Saat ini dunia dan negeri-negeri Islam dikuasai, dirusak dan dijajah secara sistemik oleh kekuatan imperium negara kafir barat dan timur dalam wujud kapitalisme global asing dan aseng dengan jantung dan otaknya yaitu ideologi kufur kapitalisme sekulerisme demokrasi. Ketahuilah sesungguhnya rahasia kekuatan utama sekaligus rahasia kelemahan utama dari penjajah kafir kapitalis asing dan aseng tersebut adalah terletak pada ideologi yang mereka anut dan mereka emban yakni ideologi kufur demokrasi kapitalisme sekulerisme tersebut.

Selama ideologi penjajah tersebut masih tetap bercokol di dalam benak umat Islam, maka selama itulah umat Islam tidak akan pernah bangkit, bahkan umat Islam akan terus dijajah dan menjadi bulan-bulanan para penjajah kafir kapitalis asing dan aseng baik secara langsung maupun melalui proxy (boneka)-nya yaitu para penguasa boneka (agen penjajah) dan para kompradornya.

Maka langkah strategis untuk meruntuhkan kedigdayaan kapitalisme global asing dan aseng tersebut sekaligus mewujudkan tegaknya kembali kekuasaan Islam yakni Khilafah Islam adalah hanya dengan meneladani dakwah metode Rasulullah ﷺ yang bersifat:

1. Mabda'iyyah (ideologis), yakni murni berlandaskan dan berpegang teguh kepada akidah tauhid Islam dan tidak ternodai akidah kufur jahiliyah manapun (baik demokrasi-kapitalisme-sekulerisme maupun sosialisme-komunisme);

2. Siyasiyyah (politis), yaitu berupaya mewujudkan tegaknya kekuasaan Islam yakni Khilafah Islam (Daulah Islam), sebab akar segala problematika umat adalah masalah politik yaitu ketiadaan Khilafah Islam sejak Khilafah Islam yang berpusat di Turki Utsmani diruntuhkan oleh Inggris melalui agennya seorang yahudi yang bernama Mustafa Kamal Attarturk laknatullahi 'alaihim pada tahun 1924 masehi;

3. Fikriyah, yaitu perjuangan intelektual (pemikiran) atau revolusi pemikiran yakni mengubah dan mengganti pemikiran kufur jahiliyah yang berada di dalam benak masyarakat dengan pemikiran Islam (ideologi Islam) sehingga Islam benar-benar mengkristalisasi di dalam benak masyarakat hingga Islam pun menjadi qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir/ideologis) hingga terwujudlah kebangkitan hakiki masyarakat dan dengan digerakkan qiyadah fikriyah Islam masyarakat pun akan segera bergerak bersama-sama secara massif dan ideologis menuntut perubahan dan melakukan perubahan secara sistemik, mendasar dan menyeluruh;

4. Jamai'yyah (berjama'ah), yaitu perjuangan secara kolektif dan terorganisir dalam bentuk kutlah hizbiyah/ kelompok kepartaian atau hizbun siyaasiy (partai politik Islam ideologis);

5. Syumuliyah (global), yaitu perjuangan bersifat universal (di seluruh penjuru dunia) bukan lokal dan bukan pula parsial serta menyampaikan ajaran Islam secara kaffah kepada seluruh penduduk dunia;

6. Laa maddiyah atau laa 'unfiyah (non kekerasan), yaitu perjuangan bukan dilakukan dengan cara-cara kekerasan fisik atau bukan dengan angkat senjata, namun melainkan perjuangan yang tetap konsisten melalui perjuangan intelektual/ pemikiran atau melalui revolusi pemikiran.

Adapun teknis atau tahapan dakwahnya yakni:

1. Tatsqif Murakkazah (tahap pembinaan dan kaderisasi secara intensif), yaitu:

- Membina secara intensif kader-kader dakwah melalui metode talaqqi tsaqafah Islam mabdaiyyah melalui forum halaqah;

- Pembentukan dan penguatan akidah Islam pada kader-kader dakwah;
- Pembentukan syakhsiyyah Islamiyyah (kepribadian Islam) di dalam diri kader-kader dakwah baik pola pikir maupun pola sikapnya;

- Pembentukan kutlah hizbiyyah (kelompok kepartaian) yang diikat oleh ikatan shahih ideologi Islam/ akidah Islam dalam wujud kelompok dakwah berjama'ah atau dalam wujud hizbun siyaasiy mabda'i (partai politik Islam ideologis) yang mengusung ideologi Islam, dan visi serta misinya adalah Islam, serta berupaya mewujudkan kehidupan Islam.

2. Tafa'ul ma'al ummah wal kifaah (tahap interaksi dengan umat dan tahap perjuangan), yaitu melalui:

- Pertarungan pemikiran (shira'ul fikri), yakni menyerang dan membongkar kesesatan dan kekufuran ide-ide kufur jahiliyah penjajah seperti kekufuran demokrasi, sekulerisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme, HAM, nasionalisme, pluralisme, hedonisme, liberalisme, globalisasi, kesataraan gender, LGBT, hutang luar negeri dan lain-lain. Serta menjelaskan pertentangan ide-ide kufur penjajah tersebut dengan Islam serta membenturkannya dengan ideologi Islam, sehingga akan tampak tersingkap terang benderang mana yang haq (kebenaran Islam) dan mana yang bathil (kekafiran/ kekufuran), dan lain-lain.

Di antaranya juga umat Islam harus dibangkitkan pula kesadaran Islam politiknya dengan dipahamkan dan disadarkan tentang kerusakan, kecacatan, bahaya dan kesesatan sistem kufur demokrasi kapitalisme sekulerisme serta pertentangannya dengan Islam.

Juga menjelaskan serta memahamkan kembali kebenaran dan keagungan mabda' (ideologi) Islam kepada umat bahwa Islam adalah agama sekaligus ideologi dan sistem kehidupan yang paripurna, sekaligus solusi terbaik yang diturunkan oleh Tuhan Semesta Alam yakni Allah SWT.

- Tatsqif Jamai'i (pembinaan masyarakat secara umum dengan tsaqafah Islam mabda'iyyah), yaitu melalui kajian umum, pengajian umum, talkshow, seminar, konferensi, masyirah (aksi damai), khutbah jumat, televisi, radio, sms, koran, tabloid, selebaran, buletin dan media sosial (Facebook, WA, Twitter, Instagram, Telegram, dan lain-lain).

- Kifaahi siyaasiy (perjuangan politik) yaitu berupaya mewujudkan kekuasaan Islam melalui dakwah berjamaah dalam bentuk kelompok kepartaian ideologis, kasyful khuththath (membongkar makar jahat negara-negara penjajah kafir beserta agen-agennya, dan membongkar pengkhianatan para penguasa boneka), dharbul 'alaqah (memutus mata rantai kepercayaan umat terhadap para penguasa boneka, sebab penguasa boneka adalah penjaga utama kepentingan para penjajah kafir, serta memutus kepercayaan umat terhadap sistem kufur penjajah seperti demokrasi tersebut karena demokrasi adalah alat penjajahan negara-negara kafir).

Membangun opini umum (ra'yul 'aam) dan kesadaran umum (wa'yul 'aam) perihal ide Syariah dan Khilafah di tengah masyarakat melalui kristalisasi ideologi Islam ke dalam benak umat sehingga Islam benar-benar menjadi qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir) bagi umat Islam, sekaligus menjadi motor penggerak kebangkitan berpikir umat Islam, dan menggerakkan umat Islam atas dorongan akidah Islam secara bersama-sama dan secara massif melakukan perubahan sistemik, mendasar dan menyeluruh secara revolusioner.

- Tabanniy wal Qadhai mashalih ummah, yaitu mengurusi dan mengadvokasi seluruh urusan dan kepentingan umat Islam, seperti turut terjun membantu dan me-recovery masyarakat yang tertimpa bencana, dan lain-lain.

- Thalabun Nushrah yaitu memobilisasi dukungan dari simpul-simpul umat yang memiliki kekuasaan real di tengah masyarakat yaitu para Ahlun Nushrah yakni para Ulama, Intelektual, pemegang media dan Ahlul Quwwah (militer).

Juga sekaligus mengajak umat beserta para Ahlun Nushrah untuk segera bersatu kembali dalam ikatan shahih akidah Islam (mabda' Islam) dan segera mencampakkan demokrasi kapitalisme sekulerisme biang kerusakan dan penjajahan tersebut, dan sekaligus pula mengajak umat untuk segera hijrah ke dalam Islam secara kaffah dengan bersegera menegakkan kembali Khilafah Islam.

3. Isti'lamul Hukmi yaitu penyerahan kekuasaan secara suka rela dari tangan umat melalui baiat in'iqad (baiat resmi) oleh Ahlunnushrah tersebut baik militer, Ulama, intelektual dan pemegang media tersebut kepada Khalifah terpilih yang berasal dari Hizbun Siyaasiy (jama'ah dakwah/ partai politik Islam ideologis) yang telah dipercaya oleh seluruh mayoritas umat Islam, serta diikuti pula dengan baiat tha'at oleh seluruh kaum Muslimin terhadap Khalifah yang terpilih dan diridhai oleh seluruh kaum Muslimin.

Selanjutnya deklarasi dan proklamasi berdirinya kembali negara Khilafah Islam dan penerapan secara totalitas Syariah Islam dalam segala aspek kehidupan dalam bingkai Daulah Khilafah Rasyidah Islamiyyah.

Dengan bersihnya benak umat dari ideologi kufur demokrasi kapitalisme sekulerisme dan ter-instal ulang kembali Islam mabda' atau Islam politik secara kristalisasi di dalam benak umat hingga Islam menjadi qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir) umat maka niscaya umat Islam akan bangkit menjadi raksasa adidaya kembali dalam wujud sempurnanya yakni Khilafah Islam, maka niscaya pula akan rontok dan runtuhlah serta tumbanglah peradaban sampah kapitalisme global asing dan aseng dari pentas peradaban dunia, serta akan tumbang dan hancur serta binasalah kedigdayaan "the invisible hands" yakni mafia raksasa yaitu para penjajah kafir kapitalis asing dan aseng ke dalam jurang sampah sejarah peradaban dunia dan dari peta dunia selamanya. Saatnyalah Khilafah memimpin dunia.

Karena itulah terlibat dalam aktivitas dakwah memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah sang pelaksana Syariah dan pemersatu umat tersebut adalah bentuk menolong agama Allah yang sangat dan paling istimewa saat ini.

Allah SWT berfirman:

اِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اَنْ يَّقُوْلُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An-Nuur: 51)


Wallahu a'lam bish shawab. []


#IslamSolusiBagiNegeri
#2019GantiRezimGantiSistem
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
#KhilafahAjaranIslam
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahAdalahSolusi

Channel Youtube Kopi Nikmat

Channel Youtube Kopi Nikmat
(klik gambar logo)

Fanpage di Facebook

Popular Posts

Search This Blog