Oleh: Zakariya al-Bantany
Untuk naik kelas
seorang siswa mestilah ia akan menempuh ujian kenaikan kelas terlebih dahulu
sesuai tingkat kelasnya di sekolah. Semakin tinggi tingkat kelasnya siswa
tersebut di sekolah, maka semakin berat pula materi pelajaran dan soal ujian
kenaikan kelas yang diujikan kepadanya sesuai dengan tingginya tingkat kelasnya
tersebut.
Begitu pula semakin
tinggi tingkat keimanan dan ketaqwaan seorang mukmin, maka semakin berat pula
ujian keimanan dan ketaqwaan tersebut khususnya ujian dalam menggenggam Islam
dan mengemban dakwah Islam ini.
Allah SWT berfirman:
أَحَسِبَ
النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ.
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ
صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” “Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabut: 2-3)
Di tahun 2019 ini
hingga 2020 nanti sepertinya akan semakin beratnya ujian umat Islam, hingga
umat Islam kondisinya terasa seperti dihimpit bumi hingga terasa sesak dada
umat Islam. Allah SWT berfirman:
لَتُبْلَوُنَّ
فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ
تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan
dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi
al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan
yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."
(QS. Âli ‘Imrân: 186)
Umat Islam di seluruh
penjuru bumi khususnya di negeri Nusantara ini, benar-benar akan semakin
dihantam secara bertubi-tubi oleh fitnah yang sangat dahsyat yang dilancarkan
negara-negara penjajah kafir kapitalis asing dan aseng beserta para bonekanya
baik dari kalangan penguasa boneka maupun para kompradornya yaitu kaum
munafikun melalui ideologi iblis dajjal yang bernama demokrasi kapitalisme sekulerisme dan sosialisme
komunisme yang semakin menampakkan wajah aslinya yang sangat jahat dan sangat
buruknya.
Kondisi umat Islam di
zaman now yang penuh fitnah ini khusus di masa fitnah duhaima' yang sedang berlangsung sekarang ini, umat Islam
keadaannya benar-benar berdarah-darah merintih kesakitan yang tiada tara akibat
penjajahan hegemoni kapitalisme global asing dan aseng. Kondisi umat Islam yang
berpegang teguh kepada akidah Islam atau ideologi Islam (mabda' Islam) di
tengah himpitan keras bertubi-tubi fitnah besar yang menghantam mereka tersebut
seperti keadaan seseorang yang menggenggam bara api yang sangat panas sekali.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
يَأْتِى
عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى
الْجَمْرِ
“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang
berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.”
(HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini
hasan).
Dijelaskan dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa di zaman tersebut,
orang yang berpegang teguh dengan agama hingga meninggalkan dunianya, ujian dan
kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara
(nyala) api.
Ath-Thibiy berkata
bahwa maknanya adalah sebagaimana seseorang tidak mampu menggenggam bara api
karena tangannya bisa terbakar sama halnya dengan orang yang ingin berpegang
teguh dengan ajaran Islam saat ini, ia sampai tak kuat ketika ingin berpegang
teguh dengan agamanya. Hal itu lantaran banyaknya maksiat di sekelilingnya,
pelaku maksiat pun begitu banyak, kefasikan pun semakin tersebar luas, juga
iman pun semakin lemah.
Sedangkan Al-Qari
mengatakan bahwa sebagaimana seseorang tidaklah mungkin menggenggam bara api
melainkan dengan memiliki kesabaran yang ekstra dan kesulitan yang luar biasa.
Begitu pula dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Nabi Muhammad
ﷺ di zaman ini butuh kesabaran yang ekstra.
Umat Islam yang
konsisten dengan ajaran Islam saat ini, mengemban dakwah Islam dan berupaya
keras menerapkan Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan khususnya
dalam bernegara dalam bingkai Khilafah, serta yang ingin terus menjalankan
segala aspek kehidupannya sesuai sunnah Rasulullah ﷺ yaitu sesuai dengan akidah
atau ideologi Islam, begitu sulitnya dan begitu beratnya. Kadang cacian, bully-an, fitnah dan kriminalisasi serta
penjara bahkan dihilangkan nyawanya. Demikianlah resiko berat yang harus
ditanggung, namun nantikan balasannya di sisi Allah yang luar biasa andai umat
Islam tetap bersabar dan tetap konsisten dalam ideologi Islam serta tetap
konsisten di dalam mengemban dakwah Islam mengikuti metode (manhaj) dakwah
Rasulullah ﷺ dalam mewujudkan tegaknya kembali Syariah dan Khilafah di muka
bumi Allah ini.
Kondisi umat Islam
tersebut hakikatnya adalah cara Allah menggembleng, mengokohkan dan memurnikan
umat Islam hingga kian
kokoh dan kian murninya akidah umat Islam dan benar-benar ideologi Islam kian
mengkristalisasi di dalam benak umat Islam sebagai qaidah fikriyah maupun sebagai qiyadah fikriyah dan umat Islam pun kembali
mengemban ideologi Islam dan siap membumikan kembali Islam secara kaffah dalam
segala aspek kehidupan dalam bingkai Khilafah Islam.
Hingga tiba masanya
sampai benar-benar umat Islam siap dan layak menang dan dimenangkan dengan
memperoleh Nashrullah (pertolongan
Allah) yakni dengan tegaknya kembali Khilafah Rasyidah Islamiyah Wa'dullah wa Busyrah Rasulillah, manakala umat
Islam lulus ujian keimanan dan ketaqwaan khususnya di jalan dakwah tersebut dan
juga telah benar-benar pula menggenapi syarat-syarat turunnya Nashrullah (dengan tegaknya Khilafah)
tersebut. Allah SWT berfirman:
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ
خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ
وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا
مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ
قَرِيبٌ
"Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat." (QS. Al-Baqarah: 214)
Ingatlah pula janji
Allah, Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا
يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ
أَقْدَامَكُمْ
"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama)
Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
(QS. Muhammad: 07)
هُوَ
الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى
الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa)
petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala
agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai." (QS.
At-Taubah: 33)
وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ
مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ
يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
"Dan Allah telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
(memberi Khilafah) di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik." (QS. An-Nuur: 55)
Dan Allah SWT pun
berfirman:
فَاصْبِرْ
إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ
لَا يُوقِنُونَ
“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah
benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran
ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS. Ar-Ruum: 60)
وَأُخْرَىٰ
لَمْ تَقْدِرُوا عَلَيْهَا قَدْ أَحَاطَ اللَّهُ بِهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا
“Dan (telah menjanjikan pula kemenangan-kemenangan)
yang lain (atas negeri-negeri) yang kamu belum dapat menguasainya yang sungguh
Allah telah menentukan-Nya. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
(QS. Al-Fath: 21)
إِنَّ
اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
“Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.”
(QS. Ali ’Imran: 9)
Wallahu a'lam bish shawab. []
#IjtimaUlama
#IkutUlama
#KhilafahWajib
#KhilafahAjaranIslam
#KhilafahAdalahSolusi
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahPastiMenang