Wednesday, July 29, 2020

2020 Tahun Umat Islam



Oleh: Zakariya al-Bantany


Pada bulan desember tahun 2004, salah satu lembaga intelligent Amerika Serikat yakni National Intelligence Council’s (NIC) merilis sebuah laporan yang berjudul Mapping the Global Future.

Dalam laporannya itu diprediksikan bahwa akan ada empat skenario besar dunia di tahun 2020, salah satu yang disebutkan adalah A New Chaliphate atau berdirinya kembali khilafah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global. Tegaknya khilafah adalah pertanda kebangkitan Islam dan tahta kepemimpinan dunia segera beralih ke tangan Islam.

Selain itu, menarik juga menilik sebuah buku terbaru karya Mr. Michael Buriyev (Wakil Ketua Parlemen Rusia) yang menyatakan: dunia sedang menuju menjadi 5 negara besar yakni: Rusia, Cina, Khilafah Islam, Konfederasi Dua Amerika, dan India jika India bisa bebas dari cengkraman Islam yang mengurungnya (Pakistan, Bangladesh, Kasmir, Afganistan).

Terlepas dari tendensi apa mereka mengeluarkan prediksi tersebut, yang namanya prediksi, hal itu bisa akurat bisa juga tidak. Yang jelas namanya prediksi itu berbeda dengan sebuah ramalan mantra, sebab prediksi yang dilakukan di sini tentunya berdasarkan penelitian yang begitu mendetail dan argumentatif yang didasarkan dengan data-data yang dihasilkan dari pengamatan mereka di lapangan, apalagi yang melakukan adalah sebuah lembaga yang profesional dan memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi di bidangnya.

Jika dikolerasikan dengan Indonesia, negeri ini adalah salah satu kandidat kuat sebagai titik awal berdirinya (Daulah Islam) Khilafah, di samping negeri-negeri Islam lainnya. Hal ini didasari atas beberapa pertimbangan, di antaranya: potensi sumberdaya alam yang melimpah, secara geografis memiliki luas wilayah yang cukup luas, jumlah penduduk yang besar dan semakin diterimanya dakwah Syariah dan Khilafah di tengah-tengah ummat. [https://m.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/ali-mustofa-akbar-karyawan-swasta-indonesia-melaju-cepat-menuju-khilafah.htm]

Sepuluh hingga lima belas tahun yang lalu mungkin masyarakat di negeri ini dan di dunia masih merasa sangat asing dan aneh mendengar apa itu Khilafah, seringkali bahkan terjadi kekeliruan penyebutannya dengan khilafiyah. Seiring dengan berjalannya waktu dan atas pertolongan Allah SWT, kini perjuangan penegakan kembali Khilafah yang akan menerapkan seluruh ayat-ayat Allah itu semakin membahana, masyarakat tidak asing lagi dengan apa itu Khilafah, bahkan sebagian di antara mereka ikut turut andil dalam perjuangan menegakkan kembali Khilafah.

Apatah lagi, di Indonesia pun gejolak kebangkitan Islam kian membahana pasca penistaan Al-Qur’an oleh Ahok yang saat itu petahana Gubernur DKI Jakarta hingga bergulir gelombang raksasa Aksi Bela Islam dan Bela Ulama 411 (04/12) yang dihadiri sekitar 3 juta umat Islam dan 212 (02/12) yang dihadiri sekitar 7 juta umat Islam dari seluruh penjuru Nusantara pada tahun 2016 yang lalu.

Hingga berlanjut kian revolusionernya memicu rentetan gelombang aksi-aksi besar Bela Islam dan Bela Ulama selanjutnya pula di tahun 2017 lalu yang dihadiri ribuan hingga ratusan ribu lebih umat Islam hingga gaungnya pun menggema dahsyatnya baik di dunia nyata maupun di dunia maya (media sosial).

Hingga akhirnya pemerintah pun menerbitkan Perppu Ormas No. 02 Tahun 2017 serta mencabut BHP HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang vokal dan lantang mendakwahkan Syariah dan Khilafah serta sangat kritis terhadap segala kebijakan dzhalim penguasa yang sangat pro kepada para penjajah kafir kapitalis asing dan aseng. Yang berujung disahkannya Perppu Ormas tersebut menjadi UU Ormas yang baru di gedung DPR RI.

Selanjutnya pula pada tanggal 02/12/2017, kemudian terulang kembali mega raksasa Aksi Bela Islam dan Bela Ulama dalam bentuk Reuni Akbar Alumni 212 sekaligus Maulid Akbar Nabi Saw. di Tugu Monas Jakarta yang dihadiri sekitar 7 juta umat Islam dari seluruh penjuru Nusantara -hingga terjadi banyak rentetan peristiwa Aksi Bela Islam lanjutannya yang dihadiri oleh ribuan hingga ratusan ribu umat Islam di sepanjang tahun 2018 yang lalu.

Hingga berujung terjadinya Aksi Bela Tauhid 211 (02/11/2018) yang dihadiri jutaan lebih umat Islam di Jakarta sebagai respon atas pembakaran bendera tauhid oleh Banser NU.

Bahkan akhirnya pun berujung menghantarkan terjadinya super mega raksasa Aksi Bela Tauhid dan Bela Islam 212 dalam bentuk Reuni Akbar 212 (02/12/218) yang dihadiri oleh sekitar 13 juta lebih umat Islam hingga berkibarlah jutaan lebih bendera tauhid al-Liwa dan ar-Royah beserta simbol-simbol tauhid dengan gagahnya yang dikibarkan oleh sekitar 13 juta lebih umat Islam di Monas Jakarta dan sekitarnya-yang kian mengokohkan komitmen super kuat kepemimpinan intelektual Islam, kebangkitan Islam, persatuan umat Islam dan pembelaan terhadap Islam, Ulama dan umat Islam. Serta kian lantangnya dan kian mengokohkan gaung gema opini Khilafah di tengah masyarakat khususnya umat Islam di seluruh penjuru Nusantara hingga Islam beserta ajarannya tentang Syariah dan Khilafah tersebut kian mengkristalisasi secara revolusioner dan alamiah di dalam benak tiap-tiap seluruh umat Islam dan penduduk negeri ini di seantero Nusantara.

Bahkan dengan berkibarnya jutaan lebih bendera tauhid al-Liwa dan ar-Royah oleh 13 juta lebih umat Islam di Reuni 212 2018 tersebut semakin menjadi bukti kuat telah terjadinya kebangkitan Islam dengan telah kembalinya bendera tauhid (panji Rasul) tersebut kepada pemiliknya yang sah sesungguhnya yaitu umat Islam menjadi kunci pembuka gerbang revolusi menuju semakin dekatnya di depan mata akan tegaknya kembali Khilafah.

Dan makin diperparah pula hakim-hakim dzhalim Mahkamah Agung (MA) yang telah menolak pengajuan kasasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada Jumat 15 Februari 2019 kemarin lalu. Bahkan sebelumnya pun diperparah oleh hakim-hakim dzhalim PTUN lewat putusan tercurang di PTUN 07 Mei 2018 yang lalu dengan telah mencampakkan bukti-bukti dan fakta-fakta selama proses persidangan dan telah mencampakkan logika hukum dan logika keadilan justru memenangkan rezim ruwaibidhah yang dzhalim ini dan menolak gugatan HTI. Mungkin dalam pandangan orang awam dan pemerintah mungkin menurut mereka HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) kalah dan pemerintah menang pada putusan hakim-hakim dzhalim pada Selasa 07 Mei 2018 di PTUN Jakarta yang lalu.

Namun, pada hakikatnya HTI beserta “Khilafah Ajaran Islam” telah menang baik secara intelektual, logika hukum maupun secara politik dan opini. Ini bukti “HTI On The Track” dan pemerintah rezim ruwaibidhah democrazy sudah “Off Side” dan sudah “Off The Track” dan di tepi jurang kehancurannya.

Ini adalah sinyal kuat pertanda sebentar lagi bakal tumbangnya rezim ruwaibidhah democrazy dan sistem kufur demokrasi kapitalisme sekulerisme. Dan sekaligus sinyal sangat kuat pertanda Khilafah sebentar lagi akan tegak. Serta ini pun hakikatnya adalah sinyal kemenangan hakiki Islam dan benar-benar masa depan dalam genggaman Islam.

Karena rezim ruwaibidhah democrazy yang dzhalim dan anti Islam ini yang telah dimenangkan oleh hakim-hakim dzhalim di MA lewat penolakan kasasi HTI pada 15 Februari 2019 kemarin lalu dan hakim-hakim dzhalim PTUN lewat putusan di PTUN 07 Mei 2018 tahun lalu telah memastikan dirinya adalah mulkan jabriyatan (penguasa diktator).

Namun, justru makar jahat rezim diktator anti Islam tersebut hanya kian memicu kemarahan umat Islam yang sudah mencapai ubun-ubunnya dan justru semakin menambah kokohnya geliat kebangkitan Islam sehingga terus-menerus bermunculan gelombang aksi besar-besaran Bela Islam dan Bela Ulama di seluruh penjuru Nusantara yang diiringi kian menggemanya opini Syariah, Khilafah dan HTI di tengah seluruh masyarakat Indonesia hingga seantero penjuru Nusantara.

Dan juga diperparah dengan hilangnya nyawa 700 KPPS, dan dengan dimenangkannya kubu petahana 01 oleh KPU dan hakim MK hingga memicu gelombang besar aksi rakyat hingga memakan banyak korban jiwa dari rakyat oleh kebrutalan aparat.

Hingga berujung kubu 02 pun merapat dan berkoalisi dengan kubu 01 dalam koalisi megaproyek dengan Prabowo mendapat jatah menteri pertahanan dalam pemerintahan Jokowi (jilid kedua) dan Ma’ruf Amin untuk masa periode tahun 2019-2024. Hingga akhirnya membuat sangat kecewa berat bagi para pendukung dan pemilih 02 Prabowo-Sandi, bahwa mereka yang mendukung telah menyadari telah ditipu oleh demokrasi dan telah dikhianati oleh Prabowo tersebut, hingga mulai menyadarkan para Ulama-Habaib dan umat Islam bahwa solusinya bukan demokrasi dan bukan ganti rezim semata, tapi solusinya hanya kembali kepada Islam yakni Syariah dan Khilafah.

Sehingga wajar Ulama pun akhirnya menggelar Ijtima’ Ulama yang keempat dengan hasil keputusan: “Bahwa sesungguhnya semua Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah telah sepakat bahwa penerapan syariah dan penegakan Khilafah serta amar makruf nahi mungkar adalah kewajiban agama Islam,” tegas Penanggung Jawab Ijtima Ulama IV Ustadz Yusuf Muhammad Martak membacakan Keputusan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional IV, Senin (5/8/2019) sore di Hotel Lor In, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Para ulama juga dengan tegas menolak kapitalisme. “Menolak segala bentuk perwujudan tatanan ekonomi kapitalisme dan liberalisme di segala bidang termasuk penjualan aset negara kepada asing maupun aseng, dan memberikan kesempatan kepada semua pribumi tanpa memandang suku maupun agama untuk menjadi tuan di negeri sendiri,” ujarnya.

Selain itu, dalam acara yang berlangsung sejak pagi tersebut mengajak seluruh ulama dan umat untuk terus berjuang melakukan pencegahan bangkit kembalinya komunisme. [https://mediaumat.news/ijtima-ulama-iv-tegaskan-khilafah-wajib-serta-tolak-kapitalisme-dan-komunisme/]

Kemudian di awal pemerintahan periode kedua  kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin tersebut justru malah menabuh genderang perang terhadap radikalisme yang disematkan kepada umat Islam khususnya kepada HTI, FPI dan ajaran Islam perihal Dakwah, Syariah, Khilafah dan Jihad. Yang berujung sang rezim pun berupaya menggusur materi Khilafah dan jihad dari kurikulum pendidikan agama di madrasah dengan tuduhan memicu radikalisme.

Dan pemerintah rezim Jokowi pun di awal pemerintahan periode keduanya tersebut, itu pun ingin mengerahkan pasukan aparat kepolisian untuk mematai-matai Masjid sekaligus mendata dan mengumpulkan informasi terhadap Ustadz atau Ulama serta orang-orang yang dianggap radikal dan Masjid-Masjid yang dianggap tempat bersemainya paham radikal yang dituduhkan oleh pemerintah Jokowi tersebut.

Namun, upaya rezim tersebut dalam menjegal dan mengaborsi dakwah HTI dan Khilafah serta mengaborsi kebangkitan Islam di negeri ini, justru semakin membuka lebar-lebar pintu gerbang diskursus di tengah masyarakat perihal Dakwah, Jihad, Khilafah dan HTI tersebut dan semakin mulai mengkristalisasi dalam benak masyarakat.

Dan diperparah pula dengan terbongkarnya mega korupsi skandal Jiwasraya, Bumiputera, Asabri dan bangkrutnya banyak BUMN -yang disinyalir kuat terkait pemenangan pilpres 2019 dan juga disinyalir melibatkan pihak istana dan kroni-kroni sang rezim- di awal pemerintahan Jokowi tersebut. Serta diperparah dengan terbongkarnya skandal korupsi Komisioner KPU pusat yang melibatkan partai penguasa kian justru makin menelanjangi kebobrokan rezim dan kroni-kroninya, serta makin mulai membongkar tabir pemilu 2019 tahun lalu.

Serta makin membuat rakyat jengah dan sangat muak dengan oligarkhi politik demokrasi yang sangat korup nan culas. Kemudian makin viral dan super hot-nya opini Khilafah dan HTI di tengah masyarakat dan mulai menjadi harapan baru masyarakat yang merindukan perubahan hakiki yang lebih baik penuh berkah. Hingga Khilafah dan HTI pun mulai memiliki nilai tawar (bargaining position) di tengah masyarakat.

Akhirnya kini Khilafah dan HTI pun telah benar-benar menjadi trending topic atau telah menjadi topik paling utama dan obrolan super panas di tengah masyarakat baik di jagad medsos maupun di jagad dunia nyata.

Hingga opini Khilafah dan HTI pun menembus relung hati setiap warga masyarakat negeri ini sampai ke semua lapisan masyarakat hingga pro-kontra pun muncul di tengah masyarakat di seluruh pelosok negeri zamrud khatulistiwa ini baik di jagad medsos maupun di jagad dunia nyata. Sampai-sampai membuat makin sangat penasaran warga masyarakat yang belum mengetahui dan belum memahami Khilafah dan HTI di tanah air ini. Ini pertanda sinyal kuat bahwa Khilafah benar-benar akan tegak kembali.

Diperkuat pula oleh sebelumnya, pasca fitnah besar tragedi WTC yang menyudutkan dan menjadikan Islam dan umat Islam sebagai pihak tertuduh “terorisme” dan “radikalisme” yang ditabuh oleh imperium adidaya AS sebagai raksasa kapitalisme global dunia saat ini dan diikuti pula oleh negara-negara sekutu jahatnya serta para penguasa yang menjadi boneka dan kaki tangannya. Justru sebaliknya di balik itu semua kini membawa berkah, sekarang berbondong-bondong ribuan bahkan mungkin sekarang sudah jutaan lebih warga asli Eropa dan Amerika memeluk Islam. [http://www.jerami.info/2018/04/24/eropa-berbondong-bondong-masuk-islam/; https://republika.co.id/amp/p1o0e2313; https://republika.co.id/amp/pcpql9313; https://www.konfrontasi.com/content/khazanah/masya-allah-begitu-pesatnya-islam-berkembang-di-eropa-dan-amerika]


Ini makin mengokohkan bahwa tahun 2020 akan benar-benar menjadi tahun umat Islam, yakni tahun kebangkitan umat Islam dalam menggenapi syarat-syarat sunnatullah tegaknya Khilafah yang akan mewujudkan masa depan dunia adalah Islam. Karena Islam adalah masa depan itu sendiri. Dan masa depan Islam itu sendiri adalah Khilafah. Memang wis wayahe Khilafah.

Apatah lagi dalam rumus logika matematika politik: 01+02 = 03. Yang artinya, baik kubu 01 yang menang ataupun kubu 02 yang menang ataupun kubu 01 dan kubu 02 melebur menjadi satu kubu yaitu dalam bentuk bangun ruang koalisi megaproyek seperti saat ini pasca pilpres 2019. Maka, tetap hasil akhirnya yang menang hakiki adalah kubu 03 yaitu tegaknya Khilafah Rasyidah Islamiyyah.

Sebab, Khilafah merupakan keniscayaan perubahan besar di masa depan. Karena Khilafah sendiri adalah janji Allah yang pasti dan kabar gembira Rasulullah Saw. sekaligus proyek Allah dan takdir Allah yang pasti terjadi kembali. Karena, Khilafah adalah masa depan Islam dan masa depan umat Islam. Serta masa depan Islam dan masa depan umat Islam adalah Khilafah Islam itu sendiri. Allah SWT berfirman:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa (menjadi Khilafah) di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nuur: 55)

Para Ulama tafsir menjelaskan bahwa dalam ayat yang mulia ini, sebenarnya terdapat sumpah Allah yang tersirat dari ungkapan “layastakhlifannahum….dst” yang diistilahkan oleh pakar bahasa Al-Qur’an sebagai jawâbul-qasm (jawaban sumpah). Lalu apa sumpah Allah tersebut? Dia bersumpah akan menjadikan orang-orang yang beriman dan beramal shalih sebagai Khalifah (penguasa) di muka bumi yang akan mengatur dunia dengan syari’at-Nya. [Lihat makna “istakhlafa” dalam Mu’jamul Alfaazhil Qur’ânil Karîm: 1/369, disusun oleh sekumpulan ulama yang diketuai oleh DR. Ibrahîm Madkûr, Cet. 1409-H, Jumhûriyyah Mishr al-Arabiyyah]

Rasulullah Saw. bersabda:

“Di tengah-tengah kalian akan terdapat masa Kenabian yang berlangsung selama sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Dia akan menghilangkannya sesuai dengan kehendak-Nya, setelah itu ada Khilafah ‘alaa Minhaajin Nubuwwah (Khilafah yang mengikuti metode Kenabian) yang berlangsung lama sesuai dengan kehendak-Nya pula. Kemudian Dia akan menghapusnya juga sesuai dengan kehendak-Nya. Lalu akan datang masa para penguasa yang menggigit (berpegang teguh dalam memperjuangkan Islam) yang berlangsung lama sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian Allah hilangkan dengan kehendak-Nya pula. Setelah itu akan datang penguasa diktator bertangan besi yang berlangsung lama semua sesuai dengan kehendak-Nya pula. Lalu Dia akan menghapusnya jika menghendaki untuk menghapusnya. Kemudian akan datang kembali Khilafah yang mengikuti metode Kenabian (Khilafah ‘alaa Minhaajin Nubuwwah). Kemudian Nabi Saw. pun diam.” (HR. Ahmad, IV/273)
  

Oleh karena itulah, Khilafah itu laksana Matahari yang terbit dari ufuk timur. Siapa pun bahkan fir'aun dan iblis sekalipun tak sanggup menghalangi terbitnya matahari dari ufuk timur tersebut. Maka, semua pada akhirnya akan Khilafah. Dan Khilafah pada akhirnya akan menjadi semuanya..!!! Dahulu tidak ada satupun orang yang mampu mencegah runtuhnya negara adidaya superpower Khilafah Islam yang berpusat di Turki pada 3 Maret tahun 1924 masehi -yang sebelumnya telah menguasai 2/3 wilayah dunia- hingga umat Islam terpecah-belah berkeping-keping menjadi lebih dari 50 negara kecil dalam bentuk negara bangsa (nation state) dan terpenjara dalam paham kufur nasionalisme hingga umat Islam merintih kesakitan terjajah dan “dibinasakan” oleh musuh-musuh mereka para kafir penjajah dari Barat dan Timur hingga dari Utara dan Selatan.

Umat Islam tanpa Khilafah benar-benar kondisinya bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya dan bagaikan kebun tanpa pagar, serta bagaikan banyaknya buih di atas lautan tapi centang perenang dan terombang-ambing tak tentu arah tujuan. Umat Islam tanpa Khilafah laksana menu hidangan istimewa yang diperebutkan oleh hewan predator buas nan liar dari Barat dan Timur hingga dari Utara dan Selatan.

Begitu pula berlaku di masa depan dalam waktu dekat ini, maka tidak ada satupun orang yang bisa mencegah tegaknya kembali Khilafah Islam di muka bumi ini dan umat Islam akan kembali bersatu menjadi satu umat dan satu negara adidaya raksasa superpower Khilafah Rasyidah Islamiyyah yang akan menebar rahmah dan berkah bagi dunia dan alam semesta. Serta bangsa-bangsa di seluruh penjuru dunia akan tunduk kepada umat Islam, serta Khilafah Islam pula yang akan menyatukan dunia bagian barat dan timur hingga dunia bagian utara dan selatan ke dalam pangkuan kekuasaan Islam hingga berkibarlah panji tauhid al-Liwa’ dan ar-Royah di seluruh penjuru dunia dan di seluruh penjuru alam.

Suka ataupun tidak suka sama Khilafah, setuju ataupun tidak setuju sama Khilafah, turut berjuang ataupun tidak turut berjuang menegakkan Khilafah, Khilafah pasti akan tegak lagi di muka bumi di akhir zaman ini. Meskipun orang-orang dzhalim, fasiq, kafir dan munafik semuanya di seluruh penjuru bumi bersatu berupaya keras mencegah tegaknya kembali Khilafah Islam. Maka, Khilafah Islam tetap pasti akan tegak.

Allah SWT berfirman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30)

Rasulullah Saw. bersabda:

كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ

“Dahulu Bani Israil selalu dipelihara urusannya oleh para Nabi. Setiap Nabi meninggal, digantikan oleh Nabi berikutnya. Sesungguhnya tidak ada Nabi sesudahku. Tetapi nanti akan ada banyak Khalifah. Para Sahabat bertanya, “Apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab, “Penuhilah baiat yang pertama, dan yang pertama saja. Berikanlah hak mereka, sesungguhnya Allah akan memintai pertanggungjawaban terhadap urusan yang dibebankan kepada mereka.” (Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah, dengan lafadz al-Bukhari).


Sebentar lagi masanya akan tiba, Khilafah Islam akan segera terbit kembali laksana terbitnya Matahari dari sebelah Timur yang cahayanya menerangi seantero dunia. Bahkan di ufuk Timur dunia pun yaitu di bumi Nusantara Indonesia, kunci gerbang pembuka Khilafah yaitu bendera tauhid (panji Rasul) al-Liwa dan ar-Royah telah kembali kepada pemilik yang sah yaitu umat Islam di saat Aksi Bela Tauhid dan Reuni 212 tahun 2018 yang lalu telah berkibar jutaan panji hitam (bendera tauhid) yang dikibarkan oleh sekitar 13 juta lebih umat Islam yang hadir di tugu Monas DKI Jakarta.

Rasulullah Saw. bersabda:

Al-Mahdi akan muncul setelah keluarnya panji-panji hitam [ar-raayaat as-suud] dari (dunia belahan) Timur, yang mana pasukan ini tidak pernah kalah dengan pasukan manapun.” (HR. Ibnu Majjah)


Syaikh Dr, Abu Bakr Al ‘Awawidah, Wakil Ketua Rabithah ‘Ulama Palestina berkata: “Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan bendera-bendera hitam mereka? Dulu para ‘Ulama mengiranya Khurasan, dan Daulah ‘Abbasiyah sudah menggunakan pemaknaan itu dalam kampanye mereka menggulingkan Daulah ‘Umawiyah. Tapi kini kita tahu; dunia Islam ini membentang dari Maroko sampai Merauke,” ujar beliau terkekeh.

“Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas kalian adalah menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban Islam.” [http://laskarsyahadat.blogspot.com/2016/12/indonesia-negeri-pemegang-panji-dari.html?m=1]


Allah SWT berfirman:

 هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS. At-Taubah: 33)

Rasulullah Saw. bersabda:

لَا يَذْهَبُ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ حَتَّى تُعْبَدَ اللَّاتُ وَالْعُزَّى فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُ لَأَظُنُّ حِينَ أَنْزَلَ اللَّهُ
{ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ }
أَنَّ ذَلِكَ تَامًّا قَالَ إِنَّهُ سَيَكُونُ مِنْ ذَلِكَ مَا شَاءَ اللَّهُ

“Malam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Lata dan Al-Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya: ‘Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa tatkala Allah menurunkan firman-Nya: “Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai, hal ini itu telah sempurna (realisasinya)”. Beliau menjawab: “Hal itu akan terealisasi pada saat yang ditentukan oleh Allah.” (HR. Muslim)

اِنَّ اللهَ زَوى , اَىْجَمَعَ وَضَمَّ لِىَ اْلاَرْضُ فَرَاَيْتَ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِ بَهَا , وَاِنَّ   اُمَّتِى سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَازَوى لِى مِنْهَا

“Allah SWT telah menghimpun (mengumpulkan dan menyatukan) bumi ini untukku. Oleh karena itu, aku dapat menyaksikan belahan bumi Barat dan Timur. Sungguh kekuasaan umatku akan sampai ke daerah yang dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku itu.” (HR. Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الْأَمْرُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَلَا يَتْرُكُ اللَّهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ هَذَا الدِّينَ بِعِزِّ عَزِيزٍ أَوْ بِذُلِّ ذَلِيلٍ عِزًّا يُعِزُّ اللَّهُ بِهِ الْإِسْلَامَ وَذُلًّا يُذِلُّ اللَّهُ بِهِ الْكُفْرَ

“Sungguh agama Islam ini akan sampai ke bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan seluruh kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulia dan merendahkan yang hina. Yakni memuliakan dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuran.” (HR. Ibnu Hibban)


Dan tentunya pula tegaknya Khilafah Rasyidah Islamiyyah (Daulah Islam) ini akan benar-benar kembali mengguncang seluruh dunia dan alam semesta seperti awal berdirinya Daulah Islam yang pertama di Madinah yang benar-benar telah mengguncang seluruh dunia dan alam semesta hingga para setan menjadi putus asa.

Dan pada akhirnya benar-benar tahun 2020 hingga ke atasnya di masa depan akan menjadi abad Khilafah yakni benar-benar akan terwujud menjadi tahunnya umat Islam hingga berlanjutnya kehidupan Islam dengan diterapkannya seluruh hukum-hukum Islam dalam segala aspek kehidupan dan disebarluaskannya risalah Islam ke segala penjuru dunia dengan dakwah dan jihad melalui tegaknya kembali Khilafah Rasyidah Islamiyyah Wa'dullah wa Busyrah Rasululillah tersebut. Karena itulah, wis wayahe saatnyalah Khilafah memimpin dunia! Maka, sambutlah Khilafah !!! Allahu Akbar !!!

Wallahu a’lam bish shawab. []


#KhilafahTinggalSelangkah
#2020TahunUmatIslam
#2020AbadKhilafah
#2020ReturnTheKhilafah


Channel Youtube Kopi Nikmat

Channel Youtube Kopi Nikmat
(klik gambar logo)

Fanpage di Facebook

Popular Posts

Search This Blog