Oleh: Zakariya al-Bantany
Pengertian
Setan
Menurut bahasa, istilah "setan"
berasal dari kata "syathana" yang artinya "menjauh".
Dinamakan setan karena jauhnya dia dari kebenaran (al-Haq) dan sangat memusuhi
kebenaran, namun justru sangat dekat dengan kebatilan (al-Bathil) dan menyeru
kebatilan serta menjadi pejuang kebatilan. Ada pula yang mengatakan bahwa setan
dari kata "syâtha" yang artinya terbakar atau batal.
Pendapat yang pertama "syathana"
lebih kuat menurut Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir, sehingga kata "syaithan"
artinya adalah jauh dari kebenaran atau jauh dari rahmat Allah.
Istilah setan kemungkinan juga diambil
dari bahasa Ibrani yaitu "syatan" yang artinya lawan atau musuh,
sebagaimana ditulis oleh Syamsuddin Arif dalam “Orientalis dan Dioabolisme
Pemikiran, 2008” dengan merujuk pada W. Gesenius dalam Lexcon Manuale Hebraicum
et Chaldaicum in Veteris Testamenti Libros, s.v. ‘s-t-n’.
Ibnu Jarir menyatakan, istilah setan
dalam bahasa Arab adalah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau
hewan, atau dari segala sesuatu.
Allah SWT berfirman:
وَكَذَٰلِكَ
جَعَلْنَا لِكُلِّ
نَبِيٍّ عَدُوًّا
شَيَاطِينَ الْإِنْسِ
وَالْجِنِّ يُوحِي
بَعْضُهُمْ إِلَىٰ
بَعْضٍ زُخْرُفَ
الْقَوْلِ غُرُورًا
ۚ
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ
مَا فَعَلُوهُ
ۖ
فَذَرْهُمْ وَمَا
يَفْتَرُونَ
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi
tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dan
jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan
apa yang mereka ada-adakan." (QS: Al-An’am: 112)
Ibnu Jarir berpendapat, Allah menjadikan
setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin. Dan hanyalah
setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya menyelisihi
akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari kebaikan.
[Tafsir Ibnu Jarir, jilid I].
Ibnu Katsir, dalam memahami ayat di atas
menyatakan bahwa setan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan
kejelekan. [Tafsir Ibnu Katsir, Jilid II].
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar, ia
berkata: "Aku datang kepada Nabi dan beliau berada di Masjid. Akupun duduk
dan, beliau menyatakan, ‘Wahai Abu Dzar apakah kamu sudah shalat?’ Aku jawab,
‘belum’. Beliau mengatakan, ‘Bangkit dan shalatlah.’ Akupun bangkit dan shalat,
lalu aku duduk. Ia berkata, ‘Wahai Abu Dzar, berlindunglah kepada Allah dari
kejahatan setan manusia dan jin.’ Abu Dzar berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah
di kalangan manusia ada setan?’ Rasul menjawab, ‘Ya.’" (HR. Ahmad)
Setan adalah musuh yang nyata bagi
manusia dan musuh yang sangat berbahaya bagi manusia. Allah SWT berfirman:
وَقُلْ
لِعِبَادِي يَقُولُوا
الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
ۚ
إِنَّ الشَّيْطَانَ
يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ
ۚ
إِنَّ الشَّيْطَانَ
كَانَ لِلْإِنْسَانِ
عَدُوًّا مُبِينًا
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku:
"Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).
Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya
setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS. Al-Isra [17]: 53)
إِنَّ
الشَّيْطَانَ
لَكُمْ عَدُوٌّ
فَاتَّخِذُوهُ
عَدُوًّا ۚ
إِنَّمَا يَدْعُو
حِزْبَهُ لِيَكُونُوا
مِنْ أَصْحَابِ
السَّعِيرِ
"Sesungguhnya setan itu adalah
musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu
hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala." (QS. Fathir [35]: 6)
Itu karena setan adalah pembangkang (‘ashiy),
berwatak jahat, liar, dan kurang ajar (mârid dan marîd). Setan
selalu menggelincirkan (istazalla), menjerumuskan (yughwi) dan
pastinya setan sangat menyesatkan (yudhillu) orang banyak dengan segala
trik, skenario, narasi, framing, opini, dan strategi yang sistematis,
terstruktur, massif dan brutal yang komprehensif dimilikinya.
Caranya, dengan menyusup dan mempengaruhi
(yatakhabbath), merasuk dan merusak (yanzaghu), menaklukkan dan
menjatuhkan (istawâ), menguasai (istahwadza), menghalang-halangi
(yashuddu), menakut-nakuti (yukhawwifu), merekomendasi (sawwala)
dan menggiring (ta’uzz), menyeru (yad’u) lalu menjebak (yaftinu).
Tidak hanya itu, setan juga menciptakan
citra positif untuk kebatilan (zayyana lahum ‘a’maluhum), membisikkan
hal-hal negatif ke dalam hati dan pikiran seseorang (yuwaswisu),
menjanjikan dan memberikan iming-iming (yaiduhum wa yumannihim),
memperdaya dengan tipu muslihat (dalla bi-ghurûr), membuat orang lupa
lagi lalai (yunsî), menyulut konflik dan kebencian (yûqi’u
al-‘alâdawah wal-baghda’), menganjurkan perbuatan maksiat dan amoral (ya’muru
bil fahsya’i wal-munkar), serta menyuruh orang supaya kafir (qâla lil
insan ukfur).
Intinya setan itu menggoda dan meniupkan
keragu-raguan, rasa was-was, kesesatan dan kekafiran dalam benak umat manusia
serta memecah-belah, mengadu domba antar umat manusia, membuat konflik dan
perpecahan di antara umat manusia hingga terjadi peperangan dan pertumpahan
darah antar umat manusia, serta terdepan pula dalam menyeru amar munkar wa
nahi ma'ruf. Karena itulah, secara garis besarnya setan itu ada dua jenis
yaitu pertama setan dari jenis golongan jin dan yang kedua setan dari jenis
golongan manusia.
Dan kedua setan tersebut sama-sama suka
dan sangat rajin menggoda umat manusia, meniupkan keragu-raguan, rasa was-was
dan kesesatan serta kekafiran dalam benak umat manusia serta konflik,
peperangan dan pertumpahan darah antar umat manusia, serta mereka pun
memerintahkan yang munkar (amar munkar) dan mencegah yang ma'ruf (nahi
ma'ruf) serta menjerumuskan umat manusia ke dalam jurang kehinaan dan
lembah neraka.
Setan
Dari Golongan Jin
Jin termasuk makhluk ghaib selain
Malaikat, dan jin diciptakan oleh Allah SWT dari api. Jin dengan kita berlainan
alam, dan kita tidak bisa melihat mereka secara kasat mata, namun sebaliknya
mereka bisa melihat kita. Allah SWT berfirman:
﴿يَرَاكُمْ
هُوَ وَقَبِيلُهُ
مِنْ حَيْثُ لاَ
تَرَوْنَهُمْ﴾
“Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat
mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)
Yakni iblis dan kaumnya dari golongan jin.
Allah SWT berfirman:
إِلاَّ
إِبْلِيسَ كَانَ
مِنَ الْجِنِّ
“Kecuali Iblis. Dia adalah dari
golongan jin.” (QS. Al-Kahfi: 50)
Yang asal dalam hubungan kita dengan jin
adalah bahwa mereka mampu membisiki dan menggoda kita. Allah SWT berfirman:
فَوَسْوَسَ
لَهُمَا الشَّيْطَانُ
“Maka setan membisikkan pikiran jahat
kepada keduanya…” (QS. Al-A’raf: 20)
Allah SWT juga berfirman:
فَوَسْوَسَ
إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ
“Kemudian setan membisikkan pikiran
jahat kepadanya …” (QS. Thaha: 120)
Setan di sini adalah Iblis beserta
kaumnya dan dia beserta kaumnya berasal dari golongan jin. Setan tidak memiliki
kekuasaan memaksa terhadap manusia, kecuali manusia itu sendiri yang mengikuti
setan dengan pilihannya sendiri. Allah SWT berfirman:
وَقَالَ
الشَّيْطَانُ
لَمَّا قُضِيَ
الأَمْرُ إِنَّ
اللَّهَ وَعَدَكُمْ
وَعْدَ الْحَقِّ
وَوَعَدْتُكُمْ
فَأَخْلَفْتُكُمْ
وَمَا كَانَ لِيَ
عَلَيْكُمْ مِنْ
سُلْطَانٍ إِلاَّ
أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ
لِي
“Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab)
telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang
benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya.
Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku
menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku.” (QS. Ibrahim: 22)
Allah SWT juga berfirman:
إِنَّ
عِبَادِي لَيْسَ
لَكَ عَلَيْهِمْ
سُلْطَانٌ إِلاَّ
مَنِ اتَّبَعَكَ
مِنَ الْغَاوِينَ
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada
kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu,
yaitu orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr: 42)
Allah SWT juga berfirman:
فَإِذَا
قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ
فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ * إِنَّهُ
لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ
عَلَى الَّذِينَ
آَمَنُوا وَعَلَى
رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
* إِنَّمَا سُلْطَانُهُ
عَلَى الَّذِينَ
يَتَوَلَّوْنَهُ
وَالَّذِينَ هُمْ
بِهِ مُشْرِكُونَ
"Apabila kamu membaca Al-Qur’an
hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan
bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas
orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang
mempersekutukannya dengan Allah." (QS. An-Nahl: 98-100)
Setan
Dari Golongan Manusia
Jika kita diganggu oleh setan dari jenis
golongan jin, maka terkadang cukup kita bacakan ayat kursi, maka si setan dari
golongan jin itu pun biasanya langsung kabur terbirit-birit sambil kepanasan.
Namun, jika setan dari golongan manusia
mengganggu kita, maka terkadang bila kita bacakan ayat kursi dia tidak juga
kunjung mau kabur, bahkan terkadang pula ia pun pandai dan sangat fasih membaca
ayat kursi pula, kecuali bila kita lempar pakai kursi si setan dari jenis
golongan manusia itu pun barulah kabur terbirit-birit ketakutan.
Jadi, yang paling berbahaya dari kedua
jenis setan tersebut adalah sekelompok setan liberal. Setan liberal mengadopsi
dan mengemban ideologi kufur iblis dajjal yaitu sistem kufur demokrasi
kapitalisme sekulerisme beserta derivatnya yang sangat hedonistik dan
liberalistik serta korup nan culasnya. Setan liberal mereka terkadang pandai
beretorika ilmiah, akademis dan memelintir nash serta sangat menguasai data
atau fakta, sehingga sukses banyak sekali menyesatkan umat manusia dan sukses
pula memurtadkan secara pemikiran dan ideologis banyak umat Islam menjadi
pengikut setianya.
Setan
liberal itu merupakan perwujudan dari setan dari golongan manusia yakni kaum kafir dan kaum munafik. Kaum
kafir dan munafik adalah musuh yang nyata dan kasat mata bagi orang-orang
Islam. Orang-orang kafir dan munafik tidak akan pernah rela sampai kapanpun
kepada Islam dan umat Islam. Mereka pagi, siang, petang dan malam tak kenal
lelah dengan segenap daya dan upaya menjauhkan Islam dari umat manusia dan
menghancurkan Islam dari benak umat Islam, serta melemahkan, menggebosi,
memecah-belah dan menghancurkan umat Islam.
Setan liberal dari golongan orang munafik
sangat berbahaya dibandingkan orang kafir, jika orang kafir secara terbuka dan
terang-terangan memusuhi Islam dan umat Islam serta menghancurkan Islam dan
umat Islam dari luar, sedangkan orang munafik adalah musuh dalam selimut
laksana serigala berbulu domba dan licin bagaikan belut sawah. Mereka orang
munafik bermuka seribu dan menyesatkan serta merusak dan berusaha menghancurkan
umat Islam dari dalam serta mereka pun mendistorsi (mengaburkan) ajaran Islam.
Di antara setan liberal dari golongan
orang munafik atau kaum munafik, sesungguhnya ada orang munafik yang paling
sangat berbahaya yaitu munafik intelektual ('aalimul lisaan). Sebab,
dalam sejarah umat manusia, kebanyakan masyarakat dan negara serta peradabannya
rusak dan hancur berkeping-keping karena di antaranya disebabkan oleh kaum
munafik intelektual ('aalimul lisaan) tersebut.
Kaum munafik intelektual itu memiliki
karakter sangat khas yaitu sangat berlemah lembut dengan penuh kasih sayang
terhadap orang kafir dan bersikap sangat keras terhadap sesama Muslim. Bahkan
kaum munafik intelektual tersebut menjalin koalisi kerjasama secara intensif,
terstruktur dan sistematis dengan orang-orang kafir dalam menghancurkan Islam
dan dalam menghabisi umat Islam dari dalam.
Setan liberal dari golongan kaum munafik
intelektual senantiasa menggoda dengan meniupkan keragu-keraguan dan rasa
was-was dalam benak umat Islam dan berupaya keras menggembosi umat Islam serta
mengadu domba antar umat Islam, di mana mereka senantiasa berupaya menyesatkan
umat Islam dengan mendistorsi atau mengaburkan dan merusak serta
mengkriminalisasi ajaran Islam khususnya Tauhid, Dakwah, Syariah, Jihad dan
Khilafah serta bendera Tauhid.
Bahkan kaum munafik intelektual tersebut
melabeli ajaran Islam perihal Tauhid, Dakwah, Syariah, Khilafah dan bendera
Tauhid sebagai ajaran radikal, ekstrimis, teroris, Wahabi dan Khawarij,
intoleran. Hingga mereka pun berani menghapus materi Khilafah dan Jihad dari
kurikulum pendidikan di madrasah.
Dan sebelumnya mereka pun menuduh kata
kafir dalam Al-Qur’an merupakan bentuk kekerasan theologis hingga mereka pun
berani menghapus kata kafir tersebut demi menyenangkan dan membahagiakan
orang-orang kafir yang menjadi teman karibnya serta yang menjadi majikannya.
Bahkan, mereka menuduh agama khususnya Islam sebagai musuh dan dengan bangga
nan sombongnya mereka dengan lancangnya berkata, "ayat konstitusi lebih
tinggi daripada ayat suci Al-Qur’an". Seolah-olah mereka lebih pintar
daripada Allah dan Rasul-Nya..?!
Bahkan, setan liberal dari golongan kaum
munafik intelektual tersebut tiada bosannya senantiasa menyerukan amar
munkar dan nahi ma'ruf dan loyalitas mereka hanya untuk kepentingan
pribadi dan kelompoknya serta juga untuk majikan mereka yakni para penguasa ruwaibidhah
demokrasi dan para penjajah kafir kapitalis asing dan aseng yang sedang
mencengkram kuat negeri ini dan dunia.
Mereka pun banyak yang terlibat dalam
pembuatan sejumlah kebijakan politik ekonomi, Perppu dan UU yang sangat pro
penjajah kafir kapitalis asing dan aseng yang hanya membahayakan keutuhan dan
kedaulatan wilayah negeri ini dan tentunya hanya merugikan rakyat semata serta
membawa kerusakan sistemik di negeri ini dalam semua lini kehidupan masyarakat.
Bahkan mereka pun banyak pula yang
terlibat kejahatan kasus korupsi uang negara dan uang rakyat dari ratusan juta,
milyaran hingga triliyunan rupiah hingga membangkrutkan keuangan negara. Di antara
mereka pun ada yang tidak tersentuh hukum. Karena mereka pandai beretorika,
pandai memanipulasi dan menghilangkan jejak, serta pandai pula mengalihkan isu
dan mencari kambing hitamnya serta mereka pun pandai sekali berlindung di balik
jargon Pancasila dan NKRI harga mati.
Karena itulah, daya rusak setan liberal
dari jenis golongan kaum munafik intelektual itu sangat sistemik, terstruktur,
massif dan brutal serta jangka panjang. Jadi, sangat wajar bila orang munafik
itu tempatnya di keraknya neraka Jahannam selamanya, khususnya munafik
intelektual tersebut. Allah SWT berfirman:
وَعَدَ
اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ
وَالْمُنَافِقَاتِ
وَالْكُفَّارَ
نَارَ جَهَنَّمَ
خَالِدِينَ فِيهَا
ۚ
هِيَ حَسْبُهُمْ
ۚ
وَلَعَنَهُمُ
اللَّهُ ۖ
وَلَهُمْ عَذَابٌ
مُقِيمٌ
"Allah mengancam orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam,
mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati
mereka, dan bagi mereka azab yang kekal." (QS. At-Taubah: 68)
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ
فِي الدَّرْكِ
الْأَسْفَلِ مِنَ
النَّارِ وَلَنْ
تَجِدَ لَهُمْ
نَصِيرًا
"Sungguh kaum munafik itu
ditempatkan di dasar neraka yang paling bawah (kerak neraka) dan mereka tidak
memiliki seorang penolong pun." (QS. An-Nisa’: 145)
Sungguh seorang setan liberal dari jenis
munafik intelektual tersebut itu mampu menyesatkan ribuan bahkan jutaan lebih
umat manusia dan membawa kerusakan sistemik yang sangat besar bagi tatanan
kehidupan umat manusia dan umat Islam. Serta daya rusaknya pun berkepanjangan
turun-temurun dari generasi ke generasi hingga puluhan tahun, ratusan tahun.
Sebab, seorang munafik intelektual
argumentasinya bernas, pintar berdalih, lengkap dengan kutipan dari literatur
yang secara akademik nampak ilmiah, sistematis dan teratur, terstruktur.
Terkadang gaya retorikanya dalam berkomunikasi sangat menarik dan menawan hati.
Namun, semua itu untuk mendukung kemaksiatan dan kesesatan serta kekufuran dan
ia pun menjadi agen penguasa dan penjajah atau komprador kaki tangan penguasa ruwaibidhah
demokrasi yang dzalim dan para penjajah kafir asing dan aseng.
Di era milenial zaman now ini, sejumlah
fakta potret buram tersebut banyak sering kita temukan pada beberapa orang yang
biasa disebut cendekiawan Muslim terkadang mereka bergelar profesor, doktor,
insinyur, ilmuwan, peneliti, aktivis, kyai, gus, ustadz, dan lain-lain.
Namun, sayangnya mereka justru membela
dan menghalalkan LGBT, menghalalkan zina dan mengharamkan Khilafah serta
mengharamkan poligami, menghalalkan buka aurat dan menentang kewajiban menutup
aurat dengan hijab, menghalalkan ekonomi ribawi dan utang ribawi serta pajak
dan BPJS, berupaya menghapus kata kafir dalam Islam sambil menuduh kata kafir
sebagai kekerasan theologis.
Mereka pun ada yang secara
terang-terangan menentang Syariah Allah dan Khilafahnya Allah, ada pula yang
menistakan Syariah Allah dan Khilafahnya Allah, serta mereka pun sering kali
menjilat penguasa ruwaibidhah demokrasi yang dzhalim dan menjilat para
penjajah kafir kapitalis asing dan aseng demi uang, jabatan dan wanita atau
demi dunia dan materi.
Atau karena mereka sedang tersandera
kasus hukum seperti korupsi, penipuan, dan lain-lain, sehingga ia banting setir
berbalik mendukung penguasa ruwaibidhah demokrasi yang dzalim dan
mendukung para penjajah kafir asing dan aseng. Sehingga dia tak ubahnya seperti
Ar-Rajjal bin Unfuwah -seorang mantan Sahabat Nabi Saw.- yang pindah kubu
menjadi pengikut setia Nabi palsu Musailamah al-Kadzdzab laknatullahi
'alaihi sehingga menyebabkan ribuan umat Islam menjadi murtad dan menjadi
pengikut setia si Nabi palsu Musailamah al-Kadzdzab tersebut.
Potret-potret atau fakta buram semacam
itu mengingatkan kita tentang sabda Nabi Muhammad Saw. perihal para munafik 'aalimul
lisan tersebut, yakni munafik yang pandai bersilat lidah atau pandai dan
ahli beretorika alias munafik intelektual atau si setan liberal intelektual
tersebut. Rasulullah Saw. sangat mengkhawatirkan keberadaan orang-orang munafik
ini, para pendusta yang pandai mengolah kata dan data, serta pandai berbicara
dan pandai beretorika serta pandai memanipulasi dan bersandiwara. Beliau Saw.
bersabda:
إِنَّ
أَخْوَفَ مَا أَخَافُ
عَلَى أُمَّتِي
كُلُّ مُنَافِقٍ
عَلِيمِ اللِّسَانِ
“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku
takuti menimpa umatku, adalah setiap munafik yang pandai bicara (bersilat lidah).”
(HR. Ahmad no. 143)
Senada dengan itu, suatu ketika Umar bin
al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu naik mimbar kemudian beliau berpidato:
إِنَّ
أَخْوَفَ مَا أَخَافُ
عَلَى هَذِهِ الْأُمَّةِ
الْمُنَافِقُ
الْعَلِيمُ ، قِيلَ
: وَكَيْفَ يَكُونُ
الْمُنَافِقُ
عَلِيمٌ ؟ قَالَ
: عَالِمُ اللِّسَانِ،
جَاهِلُ الْقَلْبِ وَالْعَمَلِ
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan
terhadap umat ini adalah orang pintar yang munafik. Para Sahabat bertanya:
Bagaimana bisa seseorang itu menjadi munafik yang pintar? Umar radhiyallahu
‘anhu menjawab: “Yaitu orang yang pandai berbicara (bak seorang alim), tapi
hati dan perilakunya jahil”. [Ihya Ulumuddin, hlm. 1/59]
Allah SWT berfirman:
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ
فِي الدَّرْكِ
الْأَسْفَلِ مِنَ
النَّارِ وَلَنْ
تَجِدَ لَهُمْ
نَصِيرًا
"Sesungguhnya orang-orang munafik
itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka (keraknya
neraka). Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi
mereka." (QS. An-Nisaa': 145)
Itulah bahaya dari setan liberal khususnya
dari golongan manusia yang kafir dan munafik serta kaum munafik intelektual,
dan ancaman keras dari Allah bagi siapa pun yang menjadi setan liberal tersebut
baik bagi orang kafir dan munafik serta kaum munafik intelektual tersebut.
Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari godaan dan bisikan serta fitnah dan
bahaya setan liberal tersebut. Aaamiin. Wallahu a'lam bish shawab. []
#IslamYes
#KhilafahYes
#DemokrasiNo
#KapitalismeSekulerismeNo
#LiberalismeNo
#SosialismeKomunismeNo
#2020AbadKhilafah