Monday, July 27, 2020

Bahaya Setan Liberal



Oleh: Zakariya al-Bantany


Pengertian Setan

Menurut bahasa, istilah "setan" berasal dari kata "syathana" yang artinya "menjauh". Dinamakan setan karena jauhnya dia dari kebenaran (al-Haq) dan sangat memusuhi kebenaran, namun justru sangat dekat dengan kebatilan (al-Bathil) dan menyeru kebatilan serta menjadi pejuang kebatilan. Ada pula yang mengatakan bahwa setan dari kata "syâtha" yang artinya terbakar atau batal.

Pendapat yang pertama "syathana" lebih kuat menurut Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir, sehingga kata "syaithan" artinya adalah jauh dari kebenaran atau jauh dari rahmat Allah.

Istilah setan kemungkinan juga diambil dari bahasa Ibrani yaitu "syatan" yang artinya lawan atau musuh, sebagaimana ditulis oleh Syamsuddin Arif dalam “Orientalis dan Dioabolisme Pemikiran, 2008” dengan merujuk pada W. Gesenius dalam Lexcon Manuale Hebraicum et Chaldaicum in Veteris Testamenti Libros, s.v. ‘s-t-n’.

Ibnu Jarir menyatakan, istilah setan dalam bahasa Arab adalah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan, atau dari segala sesuatu.

Allah SWT berfirman:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (QS: Al-An’am: 112)

Ibnu Jarir berpendapat, Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin. Dan hanyalah setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari kebaikan. [Tafsir Ibnu Jarir, jilid I].

Ibnu Katsir, dalam memahami ayat di atas menyatakan bahwa setan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan. [Tafsir Ibnu Katsir, Jilid II].

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar, ia berkata: "Aku datang kepada Nabi dan beliau berada di Masjid. Akupun duduk dan, beliau menyatakan, ‘Wahai Abu Dzar apakah kamu sudah shalat?’ Aku jawab, ‘belum’. Beliau mengatakan, ‘Bangkit dan shalatlah.’ Akupun bangkit dan shalat, lalu aku duduk. Ia berkata, ‘Wahai Abu Dzar, berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan jin.’ Abu Dzar berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah di kalangan manusia ada setan?’ Rasul menjawab, ‘Ya.’" (HR. Ahmad)


Setan adalah musuh yang nyata bagi manusia dan musuh yang sangat berbahaya bagi manusia. Allah SWT berfirman:

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا

"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS. Al-Isra [17]: 53)

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Fathir [35]: 6)

Itu karena setan adalah pembangkang (‘ashiy), berwatak jahat, liar, dan kurang ajar (mârid dan marîd). Setan selalu menggelincirkan (istazalla), menjerumuskan (yughwi) dan pastinya setan sangat menyesatkan (yudhillu) orang banyak dengan segala trik, skenario, narasi, framing, opini, dan strategi yang sistematis, terstruktur, massif dan brutal yang komprehensif dimilikinya.

Caranya, dengan menyusup dan mempengaruhi (yatakhabbath), merasuk dan merusak (yanzaghu), menaklukkan dan menjatuhkan (istawâ), menguasai (istahwadza), menghalang-halangi (yashuddu), menakut-nakuti (yukhawwifu), merekomendasi (sawwala) dan menggiring (ta’uzz), menyeru (yad’u) lalu menjebak (yaftinu).

Tidak hanya itu, setan juga menciptakan citra positif untuk kebatilan (zayyana lahum ‘a’maluhum), membisikkan hal-hal negatif ke dalam hati dan pikiran seseorang (yuwaswisu), menjanjikan dan memberikan iming-iming (yaiduhum wa yumannihim), memperdaya dengan tipu muslihat (dalla bi-ghurûr), membuat orang lupa lagi lalai (yunsî), menyulut konflik dan kebencian (yûqi’u al-‘alâdawah wal-baghda’), menganjurkan perbuatan maksiat dan amoral (ya’muru bil fahsya’i wal-munkar), serta menyuruh orang supaya kafir (qâla lil insan ukfur).

Intinya setan itu menggoda dan meniupkan keragu-raguan, rasa was-was, kesesatan dan kekafiran dalam benak umat manusia serta memecah-belah, mengadu domba antar umat manusia, membuat konflik dan perpecahan di antara umat manusia hingga terjadi peperangan dan pertumpahan darah antar umat manusia, serta terdepan pula dalam menyeru amar munkar wa nahi ma'ruf. Karena itulah, secara garis besarnya setan itu ada dua jenis yaitu pertama setan dari jenis golongan jin dan yang kedua setan dari jenis golongan manusia.

Dan kedua setan tersebut sama-sama suka dan sangat rajin menggoda umat manusia, meniupkan keragu-raguan, rasa was-was dan kesesatan serta kekafiran dalam benak umat manusia serta konflik, peperangan dan pertumpahan darah antar umat manusia, serta mereka pun memerintahkan yang munkar (amar munkar) dan mencegah yang ma'ruf (nahi ma'ruf) serta menjerumuskan umat manusia ke dalam jurang kehinaan dan lembah neraka.


Setan Dari Golongan Jin

Jin termasuk makhluk ghaib selain Malaikat, dan jin diciptakan oleh Allah SWT dari api. Jin dengan kita berlainan alam, dan kita tidak bisa melihat mereka secara kasat mata, namun sebaliknya mereka bisa melihat kita. Allah SWT berfirman:

﴿يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ﴾

Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)

Yakni iblis dan kaumnya dari golongan jin.

Allah SWT berfirman:

إِلاَّ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ

Kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin.” (QS. Al-Kahfi: 50)


Yang asal dalam hubungan kita dengan jin adalah bahwa mereka mampu membisiki dan menggoda kita. Allah SWT berfirman:

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ

Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya…” (QS. Al-A’raf: 20)

Allah SWT juga berfirman:

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ

Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya …” (QS. Thaha: 120)

Setan di sini adalah Iblis beserta kaumnya dan dia beserta kaumnya berasal dari golongan jin. Setan tidak memiliki kekuasaan memaksa terhadap manusia, kecuali manusia itu sendiri yang mengikuti setan dengan pilihannya sendiri. Allah SWT berfirman:

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلاَّ أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي

“Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku.” (QS. Ibrahim: 22)

Allah SWT juga berfirman:

إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلاَّ مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr: 42)

Allah SWT juga berfirman:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ * إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ * إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ

"Apabila kamu membaca Al-Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah." (QS. An-Nahl: 98-100)


Setan Dari Golongan Manusia

Jika kita diganggu oleh setan dari jenis golongan jin, maka terkadang cukup kita bacakan ayat kursi, maka si setan dari golongan jin itu pun biasanya langsung kabur terbirit-birit sambil kepanasan.

Namun, jika setan dari golongan manusia mengganggu kita, maka terkadang bila kita bacakan ayat kursi dia tidak juga kunjung mau kabur, bahkan terkadang pula ia pun pandai dan sangat fasih membaca ayat kursi pula, kecuali bila kita lempar pakai kursi si setan dari jenis golongan manusia itu pun barulah kabur terbirit-birit ketakutan.

Jadi, yang paling berbahaya dari kedua jenis setan tersebut adalah sekelompok setan liberal. Setan liberal mengadopsi dan mengemban ideologi kufur iblis dajjal yaitu sistem kufur demokrasi kapitalisme sekulerisme beserta derivatnya yang sangat hedonistik dan liberalistik serta korup nan culasnya. Setan liberal mereka terkadang pandai beretorika ilmiah, akademis dan memelintir nash serta sangat menguasai data atau fakta, sehingga sukses banyak sekali menyesatkan umat manusia dan sukses pula memurtadkan secara pemikiran dan ideologis banyak umat Islam menjadi pengikut setianya.

Setan liberal itu merupakan perwujudan dari setan dari golongan manusia yakni kaum kafir dan kaum munafik. Kaum kafir dan munafik adalah musuh yang nyata dan kasat mata bagi orang-orang Islam. Orang-orang kafir dan munafik tidak akan pernah rela sampai kapanpun kepada Islam dan umat Islam. Mereka pagi, siang, petang dan malam tak kenal lelah dengan segenap daya dan upaya menjauhkan Islam dari umat manusia dan menghancurkan Islam dari benak umat Islam, serta melemahkan, menggebosi, memecah-belah dan menghancurkan umat Islam.

Setan liberal dari golongan orang munafik sangat berbahaya dibandingkan orang kafir, jika orang kafir secara terbuka dan terang-terangan memusuhi Islam dan umat Islam serta menghancurkan Islam dan umat Islam dari luar, sedangkan orang munafik adalah musuh dalam selimut laksana serigala berbulu domba dan licin bagaikan belut sawah. Mereka orang munafik bermuka seribu dan menyesatkan serta merusak dan berusaha menghancurkan umat Islam dari dalam serta mereka pun mendistorsi (mengaburkan) ajaran Islam.

Di antara setan liberal dari golongan orang munafik atau kaum munafik, sesungguhnya ada orang munafik yang paling sangat berbahaya yaitu munafik intelektual ('aalimul lisaan). Sebab, dalam sejarah umat manusia, kebanyakan masyarakat dan negara serta peradabannya rusak dan hancur berkeping-keping karena di antaranya disebabkan oleh kaum munafik intelektual ('aalimul lisaan) tersebut.

Kaum munafik intelektual itu memiliki karakter sangat khas yaitu sangat berlemah lembut dengan penuh kasih sayang terhadap orang kafir dan bersikap sangat keras terhadap sesama Muslim. Bahkan kaum munafik intelektual tersebut menjalin koalisi kerjasama secara intensif, terstruktur dan sistematis dengan orang-orang kafir dalam menghancurkan Islam dan dalam menghabisi umat Islam dari dalam.

Setan liberal dari golongan kaum munafik intelektual senantiasa menggoda dengan meniupkan keragu-keraguan dan rasa was-was dalam benak umat Islam dan berupaya keras menggembosi umat Islam serta mengadu domba antar umat Islam, di mana mereka senantiasa berupaya menyesatkan umat Islam dengan mendistorsi atau mengaburkan dan merusak serta mengkriminalisasi ajaran Islam khususnya Tauhid, Dakwah, Syariah, Jihad dan Khilafah serta bendera Tauhid.

Bahkan kaum munafik intelektual tersebut melabeli ajaran Islam perihal Tauhid, Dakwah, Syariah, Khilafah dan bendera Tauhid sebagai ajaran radikal, ekstrimis, teroris, Wahabi dan Khawarij, intoleran. Hingga mereka pun berani menghapus materi Khilafah dan Jihad dari kurikulum pendidikan di madrasah.

Dan sebelumnya mereka pun menuduh kata kafir dalam Al-Qur’an merupakan bentuk kekerasan theologis hingga mereka pun berani menghapus kata kafir tersebut demi menyenangkan dan membahagiakan orang-orang kafir yang menjadi teman karibnya serta yang menjadi majikannya. Bahkan, mereka menuduh agama khususnya Islam sebagai musuh dan dengan bangga nan sombongnya mereka dengan lancangnya berkata, "ayat konstitusi lebih tinggi daripada ayat suci Al-Qur’an". Seolah-olah mereka lebih pintar daripada Allah dan Rasul-Nya..?!

Bahkan, setan liberal dari golongan kaum munafik intelektual tersebut tiada bosannya senantiasa menyerukan amar munkar dan nahi ma'ruf dan loyalitas mereka hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya serta juga untuk majikan mereka yakni para penguasa ruwaibidhah demokrasi dan para penjajah kafir kapitalis asing dan aseng yang sedang mencengkram kuat negeri ini dan dunia.

Mereka pun banyak yang terlibat dalam pembuatan sejumlah kebijakan politik ekonomi, Perppu dan UU yang sangat pro penjajah kafir kapitalis asing dan aseng yang hanya membahayakan keutuhan dan kedaulatan wilayah negeri ini dan tentunya hanya merugikan rakyat semata serta membawa kerusakan sistemik di negeri ini dalam semua lini kehidupan masyarakat.

Bahkan mereka pun banyak pula yang terlibat kejahatan kasus korupsi uang negara dan uang rakyat dari ratusan juta, milyaran hingga triliyunan rupiah hingga membangkrutkan keuangan negara. Di antara mereka pun ada yang tidak tersentuh hukum. Karena mereka pandai beretorika, pandai memanipulasi dan menghilangkan jejak, serta pandai pula mengalihkan isu dan mencari kambing hitamnya serta mereka pun pandai sekali berlindung di balik jargon Pancasila dan NKRI harga mati.

Karena itulah, daya rusak setan liberal dari jenis golongan kaum munafik intelektual itu sangat sistemik, terstruktur, massif dan brutal serta jangka panjang. Jadi, sangat wajar bila orang munafik itu tempatnya di keraknya neraka Jahannam selamanya, khususnya munafik intelektual tersebut. Allah SWT berfirman:

وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ هِيَ حَسْبُهُمْ ۚ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ

"Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal." (QS. At-Taubah: 68)

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

"Sungguh kaum munafik itu ditempatkan di dasar neraka yang paling bawah (kerak neraka) dan mereka tidak memiliki seorang penolong pun." (QS. An-Nisa’: 145)


Sungguh seorang setan liberal dari jenis munafik intelektual tersebut itu mampu menyesatkan ribuan bahkan jutaan lebih umat manusia dan membawa kerusakan sistemik yang sangat besar bagi tatanan kehidupan umat manusia dan umat Islam. Serta daya rusaknya pun berkepanjangan turun-temurun dari generasi ke generasi hingga puluhan tahun, ratusan tahun.

Sebab, seorang munafik intelektual argumentasinya bernas, pintar berdalih, lengkap dengan kutipan dari literatur yang secara akademik nampak ilmiah, sistematis dan teratur, terstruktur. Terkadang gaya retorikanya dalam berkomunikasi sangat menarik dan menawan hati. Namun, semua itu untuk mendukung kemaksiatan dan kesesatan serta kekufuran dan ia pun menjadi agen penguasa dan penjajah atau komprador kaki tangan penguasa ruwaibidhah demokrasi yang dzalim dan para penjajah kafir asing dan aseng.

Di era milenial zaman now ini, sejumlah fakta potret buram tersebut banyak sering kita temukan pada beberapa orang yang biasa disebut cendekiawan Muslim terkadang mereka bergelar profesor, doktor, insinyur, ilmuwan, peneliti, aktivis, kyai, gus, ustadz, dan lain-lain.

Namun, sayangnya mereka justru membela dan menghalalkan LGBT, menghalalkan zina dan mengharamkan Khilafah serta mengharamkan poligami, menghalalkan buka aurat dan menentang kewajiban menutup aurat dengan hijab, menghalalkan ekonomi ribawi dan utang ribawi serta pajak dan BPJS, berupaya menghapus kata kafir dalam Islam sambil menuduh kata kafir sebagai kekerasan theologis.

Mereka pun ada yang secara terang-terangan menentang Syariah Allah dan Khilafahnya Allah, ada pula yang menistakan Syariah Allah dan Khilafahnya Allah, serta mereka pun sering kali menjilat penguasa ruwaibidhah demokrasi yang dzhalim dan menjilat para penjajah kafir kapitalis asing dan aseng demi uang, jabatan dan wanita atau demi dunia dan materi.

Atau karena mereka sedang tersandera kasus hukum seperti korupsi, penipuan, dan lain-lain, sehingga ia banting setir berbalik mendukung penguasa ruwaibidhah demokrasi yang dzalim dan mendukung para penjajah kafir asing dan aseng. Sehingga dia tak ubahnya seperti Ar-Rajjal bin Unfuwah -seorang mantan Sahabat Nabi Saw.- yang pindah kubu menjadi pengikut setia Nabi palsu Musailamah al-Kadzdzab laknatullahi 'alaihi sehingga menyebabkan ribuan umat Islam menjadi murtad dan menjadi pengikut setia si Nabi palsu Musailamah al-Kadzdzab tersebut.

Potret-potret atau fakta buram semacam itu mengingatkan kita tentang sabda Nabi Muhammad Saw. perihal para munafik 'aalimul lisan tersebut, yakni munafik yang pandai bersilat lidah atau pandai dan ahli beretorika alias munafik intelektual atau si setan liberal intelektual tersebut. Rasulullah Saw. sangat mengkhawatirkan keberadaan orang-orang munafik ini, para pendusta yang pandai mengolah kata dan data, serta pandai berbicara dan pandai beretorika serta pandai memanipulasi dan bersandiwara. Beliau Saw. bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ

Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti menimpa umatku, adalah setiap munafik yang pandai bicara (bersilat lidah).” (HR. Ahmad no. 143)

Senada dengan itu, suatu ketika Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu naik mimbar kemudian beliau berpidato:

 إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى هَذِهِ الْأُمَّةِ الْمُنَافِقُ الْعَلِيمُ ، قِيلَ : وَكَيْفَ يَكُونُ الْمُنَافِقُ عَلِيمٌ ؟ قَالَ : عَالِمُ اللِّسَانِ، جَاهِلُ الْقَلْبِ وَالْعَمَلِ

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umat ini adalah orang pintar yang munafik. Para Sahabat bertanya: Bagaimana bisa seseorang itu menjadi munafik yang pintar? Umar radhiyallahu ‘anhu menjawab: “Yaitu orang yang pandai berbicara (bak seorang alim), tapi hati dan perilakunya jahil”. [Ihya Ulumuddin, hlm. 1/59]

Allah SWT berfirman:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka (keraknya neraka). Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka." (QS. An-Nisaa': 145)

Itulah bahaya dari setan liberal khususnya dari golongan manusia yang kafir dan munafik serta kaum munafik intelektual, dan ancaman keras dari Allah bagi siapa pun yang menjadi setan liberal tersebut baik bagi orang kafir dan munafik serta kaum munafik intelektual tersebut. Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari godaan dan bisikan serta fitnah dan bahaya setan liberal tersebut. Aaamiin. Wallahu a'lam bish shawab. []


#IslamYes
#KhilafahYes
#DemokrasiNo
#KapitalismeSekulerismeNo
#LiberalismeNo
#SosialismeKomunismeNo
#2020AbadKhilafah

Channel Youtube Kopi Nikmat

Channel Youtube Kopi Nikmat
(klik gambar logo)

Fanpage di Facebook

Popular Posts

Search This Blog