Oleh:
Annas I. Wibowo
Wahai kaum Muslimin, wahai
kaum Mukhlishin,
Kaum
yang meyakini kebenaran kalimat tauhid berarti juga meyakini bahwa apapun yang
bertentangan dengan kalimat tauhid adalah kesesatan. Di zaman ini –yang banyak
disebut sebagai zaman jahiliyah modern- ada banyak keyakinan yang berlawanan
dengan tauhid. Salah satu aqidah yang bertentangan dengan tauhid adalah aqidah
sekularisme. Apakah sekularisme itu aqidah? Ya, sekularisme adalah keyakinan
mendasar bahwa semua makhluk adalah ciptaan Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan
tapi selama hidup di dunia, urusan publik tidak boleh diatur dengan aturan dari
Tuhan. Jika tidak dengan aturan dari Tuhan lalu dengan aturan apa? Aturan dari
manusia sendiri. Salah satu mekanisme membuat aturannya adalah dengan sistem
demokrasi.
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Apakah engkau tidak melihat bagaimana
orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan dan Allah menyesatkan mereka
atas dasar ilmu, menutup pendengaran mereka dan menjadikan penutup pada
penglihatan mereka. Maka siapakah yang memberikan petunjuk kepada mereka selain
Allah? Maka tidakkah engkau mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jatsiyah [45]:
23)
﴿وَأَنِ
احْكُمْ
بَيْنَهُمْ
بِمَا أَنْزَلَ
اللَّهُ
وَلَا
تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ
وَاحْذَرْهُمْ
أَنْ يَفْتِنُوكَ
عَنْ بَعْضِ
مَا أَنْزَلَ
اللَّهُ إِلَيْكَ﴾
“Hendaklah kamu menghukumi mereka menurut wahyu
yang telah Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka. Berhati-hatilah kamu terhadap mereka yang hendak memalingkan kamu dari
sebagian wahyu yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (QS. al-Maidah [5]: 49)
Akidah
sekularisme meniscayakan prinsip kebebasan atau liberalisme, kebebasan bagi
manusia dalam menentukan hukum-hukum publik yang diterapkan oleh negara sekular.
Prinsip kebebasan ini juga berlaku di bidang ekonomi, yaitu bahwa manusia boleh
memiliki dan memanfaatkan barang maupun jasa apapun selama dibolehkan oleh
undang-undang yang disepakati. Hukum pun bisa berubah-ubah mengikuti
kesepakatan di antara manusia. Tampak jelas bahwa sekularisme, demokrasi, dan
kapitalisme adalah satu paket, yang disebut dengan ideologi Kapitalisme: akidah
sekularisme memancarkan sistem politik demokrasi, sistem ekonomi kapitalisme,
sistem sosial liberalisme.
وَلا
تَقُولُوا
لِمَا تَصِفُ
أَلْسِنَتُكُمُ
الْكَذِبَ
هَذَا حَلالٌ
وَهَذَا
حَرَامٌ
لِتَفْتَرُوا
عَلَى
اللَّهِ
الْكَذِبَ إِنَّ
الَّذِينَ
يَفْتَرُونَ
عَلَى اللَّهِ
الْكَذِبَ لا
يُفْلِحُونَ
”Dan janganlah kamu
mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta, “ini
halal dan ini haram,” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.
Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung.”(QS. An-Nahl: 116)
Di
masa sekarang ini akidah sekularisme bisa juga bertopeng Ketuhanan yang Maha
Esa, politik demokrasi bisa hidup dalam musyawarah, sistem ekonomi kapitalisme
bisa berjanji mewujudkan keadilan sosial, sistem sosial liberalisme bisa bernaung
di bawah kemanusiaan yang adil dan beradab, ideologi Kapitalisme bisa
menjanjikan persatuan dengan konsep negara-bangsa/ nation-state.
“Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul
(yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa
senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab
Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu.” (TQS. al-Mu’min: 83)
Mereka
sudah merasa cukup dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan tidak merasa
perlu lagi dengan ilmu yang diajarkan oleh rasul-rasul. Bahkan mereka memandang
rendah ilmu yang dibawa rasul-rasul itu.
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam
pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang
beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di
hari kiamat…” (TQS. al-Baqarah: 212)
Umat
Islam meyakini bahwa umat yang terbaik adalah umat Islam karena beraqidah Islam
dan bersyariah Islam dalam semua ranah kehidupan, yaitu berideologi Islam,
ideologi yang berasal dari Allah SWT untuk diterima dan diterapkan oleh manusia.
Firman Allah Swt.:
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ
أُمَّةٌ
يَدْعُونَ إِلَى
الْخَيْرِ
وَيَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ
عَنِ
الْمُنْكَرِ
وَأُولَئِكَ
هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
“Hendaklah
ada di antara kalian segolongan umat yang menyerukan kebajikan dan melakukan
amar makruf nahi mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali Imran [3]: 104)
Di
dalam Tafsir al-Thabariy disebutkan,
”Abu Ja’far menyatakan, ”… melakukan amar ma’ruf
nahi ’anil mungkar; yakni memerintahkan manusia untuk mengikuti Nabi
Muhammad Saw., dan agamanya yang berasal dari sisi Allah Swt.; dan mencegah
kemungkaran; yakni mereka mencegah dari ingkar kepada Allah, serta (mencegah)
mendustakan Nabi Muhammad Saw. dan ajaran yang dibawanya dari sisi Allah….”
(Imam al-Thabariy, Tafsir al-Thabariy,
surat Ali Imron (3): 104)
“Kalian adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah” [TQS. Ali Imron: 110]
Umat
terbaik adalah umat yang meyakini bahwa hanya penerapan ideologi Islam saja yang
bisa mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, yang bisa menjadi
rahmat bagi semesta alam, yang mampu mewujudkan persatuan yang haq, yang mampu
meninggikan derajat umat manusia, yang mampu mendatangkan berkah dari Allah SWT,
dan bisa menggapai keridhoan Allah SWT di dunia dan akhirat.
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Sesungguhnya jawaban orang-orang
mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah ucapan, “Kami mendengar dan kami patuh.”
Mereka itulah orang-orang yang beruntung. Siapa saja yang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka adalah
orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS. an-Nur [24]: 51-52)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (TQS. Al-Bayyinah:
7)
Aksi
Bela Tauhid 212 adalah momen persatuan kaum Muslimin, persatuan atas dasar
tauhid, atas dasar aqidah Islam, atas dasar keimanan, persatuan sebagaimana
diperintahkan oleh al-Khaliq, persatuan di bawah Panji
Rasulullah SAW, bendera Islam, bendera Tauhid, persatuan yang
pembelaannya adalah kepada seluruh ajaran Islam, persatuan kuat yang tidak mau
dipecah-belah dengan ajaran-ajaran di luar Islam, persatuan yang mengupayakan
tegaknya ideologi Islam secara totalitas.
“Kamu
tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara
ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan
keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan
merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan
Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah
itulah golongan yang beruntung.” (TQS. Al-Mujaadilah: 22)
Wa-Llaah a'lam bi al-shawaab.
Allahuakbar!
#BelaTauhid212
#212BersatuDibawahTauhid
#AksiBelaTauhid212
[]