Oleh: Zakariya al-Bantany
Dalam teori sains ataupun biologi, kita
sangat mengenal istilah yang sangat populer yakni ekosistem atau habitat hidup.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi
yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari
setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme
dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik
tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam
komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem.
Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga
memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan
pada Hipotesis Gaia, yaitu: "Organisme, khususnya mikroorganisme,
bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang
menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada
kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat
berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran
suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumberdaya
serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang
dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum
toleransi.
Misalnya: Panda memiliki toleransi yang
luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya,
yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi
apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber
makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar
kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan
teknologi dan memanipulasi alam. [Wikipedia.org]
Sedangkan, ekosistem demokrasi adalah
sebuah sistem ekologi atau sebuah habitat hidup, tumbuh, dan berkembang biaknya
berbagai macam spesies organisme yang bersifat parasit yaitu seperti: Banteng
gila, tikus-tikus kantor, serigala berbulu domba, naga merah, kecebong, kodok
beracun, bajing luncat, lintah darat, buaya darat, babi ngepet, anjing rabies,
panda tambun yang buas, raja singa, kucing garong, belut licin, lintah darat,
virus ataupun bakteri jahat, kutu loncat, kelelawar vampir, ayam nyenyes, ayam
kampus, jamur beracun, keong racun, hewan-hewan hermafrodit (berkelamin ganda),
bunga bangkai, nyamuk-nyamuk nakal, kupu-kupu malam, paus pembunuh, hiu
pembunuh, kecoa-kecoa hitam, dan lain-lain.
Ekosistem demokrasi tersebut lahir dari
ideologi monster kapitalisme-sekulerisme. Karena itulah demokrasi kapitalisme sekulerisme
adalah habitat hidup atau ekosistem kehidupan bagi seluruh populasi banteng
gila, tikus-tikus kantor, serigala berbulu domba, naga merah, kecebong, kodok
beracun, bajing luncat, lintah darat, buaya darat, babi ngepet, anjing rabies,
panda tambun yang buas, raja singa, kucing garong, bunglon licik, belut licin,
lintah darat, macan ompong, virus ataupun bakteri jahat, kutu loncat, kelelawar
vampir, ayam nyenyes, ayam kampus, jamur beracun, keong racun, hewan-hewan
hermaprodit (berkelamin ganda), bunga bangkai, nyamuk-nyamuk nakal, kupu-kupu
malam, paus pembunuh, hiu pembunuh, kura-kura dalam perahu, kecoa-kecoa hitam,
dan lain-lain tersebut.
Di dalam ekosistem demokrasi terjadi dua
simbiosis, yaitu:
1. Simbiosis mutualisme atau hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan, dan ini hanya terjadi pada hubungan
antar sesama organisme yang bersifat parasit tersebut saja. Namun hubungan
simbiosis mutualisme antar sesama organisme yang bersifat parasit tersebut
tidak abadi alias bersifat sementara, terkadang ujung-ujungnya mereka saling
terkam dan saling bunuh serta saling makan untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya.
2. Simbiosis parasitisme atau hubungan
timbal balik yang hanya menguntungkan satu organisme belaka, sebaliknya
organisme yang lain beserta lingkungannya sangat dirugikan. Ini hanya terjadi
pada organisme yang bersifat parasit dengan organisme yang bukan bersifat
parasit.
Selama demokrasi, kapitalisme,
sekulerisme masih bercokol, maka selama itulah populasi besar seluruh organisme
parasit tersebut akan terus hidup dan berkembang biak dengan suburnya laksana
jamur yang tumbuh subur di musim penghujan.
Karena itulah, di dalam ekosistem
demokrasi antar organisme saling terkam, saling mangsa, saling bunuh dan saling
makan demi mempertahankan keberlangsungan hidup dan populasinya hingga hanya
menciptakan kerusakan yang sangat besar bagi ekosistem bumi baik di daratan
maupun di lautan.
Dampaknya seperti kepunahan beberapa
populasi spesies organisme non parasit, rusaknya keseimbangan alam, polusi
udara, polusi lautan, polusi air, polusi daratan, gundulnya hutan belantara,
krisis pangan, krisis energi, terkuras habisnya sumber daya alam, radiasi
gelombang elektromagnetic dan nuklir, terjadinya efek rumah kaca hingga lapisan
ozon atsmosfer bumi bocor hingga sebabkan radiasi sinar ultraviolet dan
sebabkan pula mencairnya es abadi di kutub utara dan kutub selatan hingga
sebabkan pula semakin drastis naiknya permukaan air laut dan kota-kota di
sekitar pantai pun akan terancam tenggelam, dan lain-lain.
Maka selamatkan ekosistem bumi beserta
organisme non parasit dari kehancuran dan kepunahannya, dengan cara merevolusi
sampai ke akar-akarnya yakni dengan segera menenggelamkan ekosistem
demokrasi-kapitalisme-sekulerisme tersebut ke dalam samudera kehidupan dan
menggantikannya dengan ekosistem langit yakni ekosistem Islam dalam bentuk
Khilafah Islam.
Dengan ditenggelamkannya demokrasi
tersebut ke dalam samudera kehidupan, maka niscaya akan pula menjadi sebab
punahnya seluruh populasi banteng gila, tikus-tikus kantor, serigala berbulu
domba, naga merah, kecebong, kodok beracun, bajing luncat, lintah darat, buaya
darat, babi ngepet, anjing rabies, panda tambun yang buas, raja singa, kucing
garong, bunglon licik, belut licin, lintah darat, macan ompong, virus ataupun
bakteri jahat, kutu loncat, kelelawar vampir, ayam nyenyes, ayam kampus, jamur
beracun, keong racun, hewan-hewan hermafrodit (berkelamin ganda), bunga
bangkai, nyamuk-nyamuk nakal, kupu-kupu malam, paus pembunuh, hiu pembunuh,
kura-kura dalam perahu, kecoa-kecoa hitam, dan lain-lain tersebut dari muka
bumi selamanya.
Dan dengan tegaknya ekosistem Islam yang
berwujud Khilafah Islam tersebut di bumi, maka niscaya bumi beserta organisme
non parasit akan terselamatkan dari kepunahannya dan akan menjadi subur,
sejahtera dan semakin hijau penuh berkah dan damai harmonis, tidak ada lagi
hukum rimba serta keseimbangan alam pun terjaga sehingga bumi dan alam pun
tetap lestari.
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ
آمَنُوا وَاتَّقَوْا
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ
السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا
فَأَخَذْنَاهُمْ
بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ
"Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya." (QS. Al-A'raf: 96)
Wallahu a'lam bish shawab. []
#JanganPilihPembohong
#HaramPilihPemimpinIngkarJanji
#HaramPilihPemimpinDzhalim
#HaramPilihPemimpinAntekAsingAseng
#2019GantiRezimGantiSistem
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahTheRealSolution