Oleh: Zakariya al-Bantany
Ayat
Al-Qur’an Yang Sering Kita Langgar
Pada tahun 2007 yang lalu, jelang
Konferensi Khilafah Internasional (KKI) yang akan diselenggarakan oleh Hizbut
Tahrir Indonesia pada hari Ahad 12 Agustus 2007 di Stadion Gelora Senayan
Jakarta yang direncanakan akan dihadiri oleh ratusan ribu umat Islam dari
berbagai penjuru Nusantara. Saat habis ta'lim al-faqier berjumpa dengan guru
saya yang bernama Buya KH. Zulkifli Husin rahimahullah (wafat tahun
2010), beliau seorang Ulama NU kharismatik dan juga seorang pengurus komisi
Fatwa MUI di sebuah daerah di kota Palembang Sumatera Selatan.
Guru saya tersebut dengan wajah
berkaca-kaca-setelah beliau sebelumnya mencari tahu dan mengkaji kebenaran
Hizbut Tahrir bertahun-tahun sejak tahun 2005 dengan merujuk sumber-sumber yang
dikeluarkan langsung dari Hizbut Tahrir-pernah berkata kepada al-faqier:
"Hizbut Tahrir itu benar, Hizbut
Tahrir itu mengamalkan ayat:
وَاعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ
جَمِيعًا وَلَا
تَفَرَّقُوا ۚ
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ
اللَّهِ عَلَيْكُمْ
إِذْ كُنْتُمْ
أَعْدَاءً فَأَلَّفَ
بَيْنَ قُلُوبِكُمْ
فَأَصْبَحْتُمْ
بِنِعْمَتِهِ
إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ
عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ
مِنَ النَّارِ
فَأَنْقَذَكُمْ
مِنْهَا ۗ
كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ
اللَّهُ لَكُمْ
آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ
تَهْتَدُونَ
'Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.' (QS. Ali Imran: 103)
Kata beliau melanjutkan: “Ayat inilah
yang sering kita langgar. Apa yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir (yakni
Khilafah sang pemersatu umat) itu berat sekali. Tapi saya doakan Hizbut Tahrir
semoga berhasil." Padahal beliau bukan aktivis HTI tapi beliau seorang
warga Nahdhiyin tulen dan Ulama NU tulen.
Betul sekali kata Almarhum guru al-faqier
tersebut. Ayat tersebut adalah ayat yang paling sering kita langgar dari dulu
hingga sekarang sejak diruntuhkannya negara umat Islam yakni Khilafah Islam
Utsmani yang berpusat di Turki oleh Inggris melalui agen penjajahnya yakni
seorang yahudi yang bernama mustafa kamal attarturk laknatullahi 'alaihi
pada tahun 1924 masehi.
Hingga umat Islam berpecah-belah dan
tercabik-cabik menjadi lebih dari 50 negara kecil-kecil tanpa kekuatan dalam bentuk
negara bangsa (nation state) dengan paham sempit nan sesat nasionalisme
dan mengadopsi ideologi kufur warisan penjajah yakni demokrasi-kapitalisme-sekulerisme
dan sosialisme-komunisme hingga umat Islam kian menjadi bulan-bulanan kaum kafir penjajah Barat dan Timur
hingga umat Islam kian bersimbah darah dan kian merintih kesakitan yang tiada
tara dan tanpa berkesudahan, serta kian terbelenggu dalam gurita imperialisme
kapitalisme global.
Karena itulah akibat tidak ada Khilafah
maka umat Islam berpecah-belah dan kian terus terjajah secara sistemik oleh
kapitalisme global asing dan aseng.
Maka solusinya kita harus merujuk dan
mengamalkan kembali QS. Ali Imran: 103 tersebut sekaligus merujuk dan
mengamalkan seluruh isi Al-Qur’an dengan segera menegakkan kembali Khilafah
Islam sang pelaksana Syariah dan pemersatu umat sehingga umat Islam terbebas
dari belenggu penjajahan kapitalisme global asing dan aseng serta umat Islam
kembali menjadi satu umat dan satu negara sekaligus menjadi adidaya superpower
yang menebar rahmah dan berkah bagi dunia dan alam semesta.
HTI
On The Track
Karena kekonsistenan Hizbut Tahrir dalam
berupaya mengamalkan QS. Ali Imran: 103 tersebut -dan juga seluruh ayat Al-Qur’an
lainnya- berupaya berjuang sekuat tenaga dan totalitas dengan meneladani thariqah
dakwah Rasulullah ﷺ dalam dakwah mewujudkan tegaknya kembali Khilafah
Islam sang pelaksana Syariah dan pemersatu umat untuk membebaskan umat Islam
dari belenggu penjajahan kapitalisme global asing dan aseng, serta melenyapkan
penjajahan kafir kapitalisme global asing dan aseng dari negeri ini dan dari
dunia Islam, serta untuk mewujudkan kembali berlanjutnya kehidupan Islam
tatkala hukum-hukum Islam diterapkan secara totalitas dalam segala aspek
kehidupan, dan untuk mewujudkan satu umat dan satu negara serta satu bendera
sekaligus menjadi raksasa adidaya superpower yang akan melahirkan
kembali khairu ummah dan mewujudkan kembali Islam rahmatan lil
'alamin yang menebar rahmah dan berkah bagi dunia dan alam semesta.
Oleh sebab itulah, pemerintah rezim
Jokowi pada tahun 2017 yang lalu -tanpa syarat kegentingan yang memaksa- secara
ilegal dan inkonstitusional menerbitkan Perppu Ormas No. 02 Tahun 2017 serta
mencabut BHP HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) yang sangat vokal dan lantang
mendakwahkan Syariah dan Khilafah, serta sangat kritis terhadap segala
kebijakan zalim penguasa ruwaibidhah demokrasi tersebut yang sangat pro
kepada para penjajah kafir kapitalis asing dan aseng. Dan berujung pula
disahkannya Perppu Ormas tersebut menjadi UU Ormas yang baru di gedung DPR RI
pada tahun 2017 yang lalu dalam membungkam dan memberangus dakwah serta
mengkriminalisasi Islam khususnya ajaran Islam tentang Syariah, dakwah, jihad
dan Khilafah, serta kalimat tauhid dan bendera tauhid sekaligus dalam
membendung geliat kebangkitan Islam yang tengah terjadi di bumi Nusantara saat
ini.
Dan makin diperparah pula hakim-hakim
zalim Mahkamah Agung (MA) yang telah menolak pengajuan kasasi Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI) pada Jumat 15 Februari 2019 kemarin lalu. Bahkan sebelumnya pun
diperparah oleh hakim-hakim zalim PTUN lewat putusan tercurang di PTUN 07 Mei
2018 yang lalu dengan telah mencampakkan bukti-bukti dan fakta-fakta selama
proses persidangan dan telah mencampakkan logika hukum dan logika keadilan
justru memenangkan rezim ruwaibidhah yang zhalim ini dan menolak gugatan
HTI.
Mungkin dalam pandangan orang awam dan
pemerintah, mungkin menurut mereka HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) kalah dan
pemerintah menang pada putusan hakim-hakim zalim pada Selasa 07 Mei 2018 di
PTUN Jakarta yang lalu dan penolakan Mahkamah Agung terhadap pengajuan kasasi
HTI tersebut pada Jumat 15 Februari 2019 kemarin lalu. Namun, pada hakikatnya
HTI beserta "Khilafah Ajaran Islam" telah menang telak baik secara
intelektual, logika hukum maupun secara politik dan opini. Sebab selama dalam
proses pengadilan di PTUN pada tahun 2017 yang lalu tersebut pemerintah Jokowi
tidak bisa membuktikan satupun kesalahan HTI dan Khilafah, bahkan justru
sebaliknya pemerintah Jokowi berhasil dan sukses membuktikan seluruh
kesalahannya sendiri yang telah menebar berita hoax dan fitnah terhadap HTI dan
Khilafah, serta terbukti pula telah mempersekusi dan mengkriminalisasi HTI dan
Khilafah.
Justru tindakan refresif dan zalim rezim
Jokowi tersebut kepada HTI hanya kian menggemakan dan kian membesarkan opini
Syariah, Khilafah dan HTI di tengah masyarakat hingga hanya akan kian memicu
kesadaran umum masyarakat perihal Syariah, Khilafah dan HTI, serta hanya akan
kian memicu mobilisasi secara massif terjadinya kebangkitan Islam yang
digerakkan oleh qiyadah fikriyah Islam yang sedang disemai oleh HTI di
dalam benak umat melalui proses dakwah dan politik yang sedang dilakukan oleh
HTI secara intensif dan sistematis. Ini bukti "HTI On The Track" dan
pemerintah rezim ruwaibidhah democrazy tersebut sudah "Off
Side" dan sudah "Off The Track" dan di tepi jurang
kehancurannya.
Ini adalah sinyal kuat pertanda sebentar
lagi bakal tumbangnya rezim ruwaibidhah democrazy beserta sistem kufur
demokrasi, kapitalisme, sekulerisme tersebut ke dalam jurang sampah peradaban
dunia. Dan sekaligus sinyal sangat kuat pertanda Khilafah sebentar lagi akan
tegak. Serta ini pun hakikatnya adalah sinyal kemenangan hakiki Islam dan
benar-benar masa depan dalam genggaman Islam.
Karena rezim ruwaibidhah democrazy
yang zalim dan anti Islam ini yang telah dimenangkan oleh hakim-hakim zalim di
MA lewat penolakan kasasi HTI pada 15 Februari 2019 kemarin lalu dan
hakim-hakim zalim PTUN lewat putusan tercurang di PTUN 07 Mei 2018 tahun lalu
telah memastikan dirinya adalah mulkan jabriyatan (penguasa diktator)
mulai dari eksekutif, legislatif hingga yudikatifnya semuanya adalah mulkan
jabriyatan atau penguasa diktator alias rezim diktator anti Islam. Ini pun
mengkonfirmasikan kebenaran bisyarah Rasulullah ﷺ perihal fase
umat Islam dan akan kembali tegaknya Khilafah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
تَكُونُ
النُّبُوَّةُ
فِيكُمْ مَا شَاءَ
اللَّهُ أَنْ تَكُونَ
ثُمَّ يَرْفَعُهَا
إِذَا شَاءَ أَنْ
يَرْفَعَهَا ثُمَّ
تَكُونُ خِلَافَةٌ
عَلَى مِنْهَاجِ
النُّبُوَّةِ
فَتَكُونُ مَا
شَاءَ اللَّهُ
أَنْ تَكُونَ ثُمَّ
يَرْفَعُهَا إِذَا
شَاءَ اللَّهُ
أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ
مُلْكًا عَاضًّا
فَيَكُونُ مَا
شَاءَ اللَّهُ
أَنْ يَكُونَ ثُمَّ
يَرْفَعُهَا إِذَا
شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ
مُلْكًا جَبْرِيَّةً
فَتَكُونُ مَا
شَاءَ اللَّهُ
أَنْ تَكُونَ ثُمَّ
يَرْفَعُهَا إِذَا
شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا
ثُمَّ تَكُونُ
خِلَافَةً عَلَى
مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
ثُمَّ سَكَتَ
(رَوَاهُ اَحْمَدُ)
"Akan datang kepada kalian masa
kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan
menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa
Kekhilafahan 'ala Minhaaj an-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu
akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah
itu, akan datang kepada kalian, masa penguasa yang menggigit (penguasa yang
zalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya,
jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa penguasa diktator
(pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan
menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah 'ala
Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu,
beliau diam." (HR. Imam Ahmad)
Jadi, sungguh kemenangan sudah di depan
mata dan tegaknya Khilafah pun sudah semakin dekat di depan pelupuk mata dengan
ditandai pula suksesnya HTI dalam menggemakan kembali opini Syariah dan
Khilafah di seluruh penjuru Nusantara pasca Konferensi Khilafah Internasional
(KKI) yang dihadiri lebih dari 100 ribu umat Islam di Gelora Bung Karno Senayan
Jakarta pada tahun 2007 yang lalu, dan juga dalam mengkampanyekan panji Rasul
atau bendera Rasul atau bendera tauhid al-Liwa dan ar-Royah di seluruh penjuru
Nusantara pada tahun 2016 dan 2017 hingga pada puncaknya tahun 2018 benar-benar
HTI telah berhasil mengembalikan
bendera tauhid tersebut kepada pemiliknya yang sah yaitu umat Islam hingga
berkibarlah jutaan lebih bendera tauhid tersebut yang dikibarkan oleh jutaan
umat Islam saat Aksi Bela Tauhid 211 di Jakarta, dan berkibarnya jutaan lebih
bendera tauhid tersebut dan simbol-simbol tauhid lainnya oleh sekitar 13 juta
lebih umat Islam saat Aksi Bela Tauhid 212 (Reuni 212) di Monas Jakarta dan
sekitarnya pada tahun 2018 yang lalu. Dengan kembalinya bendera tauhid al-Liwa
dan ar-Royah tersebut ke tangan umat Islam itu mengkonfirmasi kebenaran
sekaligus menandai dan menjadi kunci pembuka semakin kian dekatnya akan
tegaknya Khilafah Rasyidah Islamiyah -dalam waktu dekat ini- yang sedang
diperjuangkan oleh HTI atau Hizbut Tahrir bersama umat Islam di seluruh penjuru
dunia.
Sangat mungkin pula kelak mayoritas umat
Islam pun -atas dorongan ideologi Islam atau mabda' Islam (qiyadah fikriyah
Islam/ kepemimpinan intelektual Islam) yang sudah mengkristalisasi di dalam
benak umat Islam- akan membela Hizbut Tahrir dan Khilafah dengan segenap jiwa
raga mereka sebagaimana halnya umat Islam dengan segenap jiwa raga mereka telah
membela bendera tauhid tersebut yang telah kembali ke tangan mereka yang
sebelumnya tiada bosannya Hizbut Tahrir terus-menerus mendakwahkan dan
mensosialisasikan bendera tauhid tersebut serta mengkampanyekan kepada seluruh
umat Islam di seluruh penjuru Nusantara dan di seluruh penjuru dunia.
Dan kelak pun mayoritas umat Islam -bersama
Ahlunnushrah yakni Ulama, intelektual, pemegang media dan Ahlul
Quwwah (militer)- sendirilah yang akan menuntut dan meminta ditegakkannya
kembali Khilafah hingga mayoritas umat Islam bersama Ahlunnushrah
tersebut pun atas dorongan qiyadah fikriyah Islam dengan sukarela mereka
menghendaki Hizbut Tahrirlah yang memimpin perjuangan dan mewujudkan
Kekhilafahan tersebut bagi mereka umat Islam berserta Ahlunnushrah
tersebut. Sebagaimana halnya dahulu mayoritas masyarakat Madinah bersama Ahlunnushrah
-yang telah memeluk Islam dan telah dibina secara intensif oleh Sahabat
Nabi ﷺ yakni Mush'ab bin 'Umair ra- atas dorongan qiyadah fikriyah
Islam atau mabda' Islam yang telah mengkristalisasi di dalam benak mereka
dengan sendirinyalah mereka yang meminta dan menuntut hidup dalam kepemimpinan Islam dan mereka
pun dengan sendirinya pula secara sukarela menuntut dan meminta Rasulullah ﷺ
menjadi pemimpin mereka hingga mereka pun secara sukarela menyerahkan kekuasaan
kepada Rasulullah ﷺ hingga terjadilah Bai'at Aqabah pertama dan Bai'at Aqabah
kedua serta hijrahnya Rasulullah ﷺ dan para Sahabat Radhiyallahu
'anhum dari Mekkah ke Madinah yang menandai lahirnya Daulah Islam yang
pertama di Madinah dengan kepala negaranya adalah Rasulullah ﷺ dan
dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan para Khalifah setelahnya hingga kuasai
2/3 dunia dan menjadi mercusuar peradaban dunia selama rentang lebih dari 13
abad lamanya. Karena itulah, #HTILanjutkanPerjuangan. Allahu Akbar..!!!
Sebab, sangat mungkin kalianlah
salah-satu di antara orang-orang yang digelari "Thaifah al-Manshurah"
yang dimaksud dalam bisyarah Rasulullah ﷺ berikut ini:
عن جَابِر
بْن عَبْدِ اللَّهِ
يَقُولُ سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ
مِنْ أُمَّتِي
يُقَاتِلُونَ
عَلَى الْحَقِّ
ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
قَالَ فَيَنْزِلُ
عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ
صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ
تَعَالَ صَلِّ
لَنَا فَيَقُولُ
لَا إِنَّ بَعْضَكُمْ
عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ
تَكْرِمَةَ اللَّهِ
هَذِهِ الْأُمَّةَ
Dari Jabir bin Abdullah Ra., dia berkata:
"Saya pernah mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda, 'Senantiasa akan ada segolongan dari umatku yang saling membantu
untuk memperjuangkan kebenaran hingga hari kiamat. Setelah itu, turunlah Isa
bin Maryam. Lalu seorang pemimpin mereka berkata, "Kemari dan mohonkanlah
doa untuk kami!" Maka Isa bin Maryam menjawab, "Tidak, karena sesungguhnya
sebagian kalian adalah pemimpin atas sebagian yang lain sebagai suatu kemuliaan
yang telah diberikan Allah kepada umat Muhammad." (HR. Muslim, 1/95)
عَنْ
مُعَاوِيَةَ بْنِ
قُرَّةَ عَنْ أَبِيهِ
قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَا
تَزَالُ طَائِفَةٌ
مِنْ أُمَّتِي
مَنْصُورِينَ
لَا يَضُرُّهُمْ
مَنْ خَذَلَهُمْ
حَتَّى تَقُومَ
السَّاعَةُ
Dari Mu'awiyah bin Qurrah, dari bapaknya
(Qurrah), dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Akan senantiasa ada di kalangan
umatku sekelompok orang yang dimenangkan (dalam membela kebenaran), tidak akan
menggoyahkannya (membahayakan) tindakan orang-orang yang menyakiti mereka
sampai tiba hari Kiamat nanti." (Shahih: Ash-Shahihah [1/3/135]; Takhrij
Fadha'il Asy-Syam [5]; HR. Ibnu Majah)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ
مِنْ أُمَّتِي
قَوَّامَةً عَلَى
أَمْرِ اللَّهِ
لَا يَضُرُّهَا
مَنْ خَالَفَهَا
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ
telah bersabda:
"Akan senantiasa ada di kalangan
umatku sekelompok orang yang tegak (dalam memperjuangkan) perintah Allah. Tidak
akan membahayakan mereka tindakan orang-orang yang menentangnya."
(Hasan-Shahih: Ash-Shahihah [1962]; Takhrij Al-Fadha'il [6]; HR.
Ibnu Majah)
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ
عَنْ أَبِيهِ قَالَ
قَامَ مُعَاوِيَةُ
خَطِيبًا فَقَالَ
أَيْنَ عُلَمَاؤُكُمْ
أَيْنَ عُلَمَاؤُكُمْ
سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ
إِلَّا وَطَائِفَةٌ
مِنْ أُمَّتِي
ظَاهِرُونَ عَلَى
النَّاسِ لَا يُبَالُونَ
مَنْ خَذَلَهُمْ
وَلَا مَنْ نَصَرَهُمْ
Suatu hari Muawiyah Ra. berkhutbah, dia
berkata: Di mana gerangan ulama-ulama kalian? Di mana gerangan ulama-ulama
kalian? Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
"Hari Kiamat itu tidak akan terjadi,
kecuali jika telah muncul sekelompok dari umatku yang menang atas manusia
(lainnya). Mereka tidak mempedulikan orang-orang yang menyakiti ataupun
orang-orang yang ingin menolong mereka." (Shahih: Ash-Shahihah
[1165, 1958]; HR. Ibnu Majah)
عَنْ
ثَوْبَان أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَا تَزَالُ
طَائِفَةٌ مِنْ
أُمَّتِي عَلَى
الْحَقِّ مَنْصُورِينَ
لَا يَضُرُّهُمْ
مَنْ خَالَفَهُمْ
حَتَّى يَأْتِيَ
أَمْرُ اللَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ
Dari Tsauban, sesungguhnya Rasulullah ﷺ
bersabda:
"Akan senantiasa ada sekelompok dari
umatku yang ditolong dalam membela kebenaran. Tidak akan membahayakan mereka
tindakan orang-orang yang menentang mereka sehingga datang ketentuan Azza wa
Jalla." (Shahih: Ash-Shahihah [1957]; HR. Muslim; HR.
Ibnu Majah)
Jadi, Hizbut Tahrir (Indonesia) itu benar
karena Hizbut Tahrir berada di jalan yang benar yaitu Islam, pemikiran (fikrah)
Hizbut Tahrir murni adalah Islam dan metode (thariqah) perjuangannya pun
murni adalah Islam serta antara fikrah dan thariqah Hizbut Tahrir
tersebut selalu bersesuaian dan sinkron serta sedikitpun tidak menyimpang dari
jalannya. Dan Hizbut Tahrir bukanlah ancaman bagi negeri ini dan dunia, namun
justru ancaman yang
sesungguhnya bagi negeri ini dan dunia adalah kapitalisme global asing dan
aseng bersama penguasa bonekanya dan sistem kufur demokrasi-kapitalisme-sekulerismenya.
Sebaliknya justru Hizbut Tahrir adalah
berkah dari Allah bagi negeri ini dan dunia, sebab Hizbut Tahrir membawa dan
menawarkan segudang solusi dari Islam yang diwujudkan melalui solusi Syariah
dan Khilafahnya atas segala problematika yang mendera negeri ini dan dunia yang
disebabkan oleh hegemoni penjajahan kapitalisme global asing dan aseng. Dan
justru Hizbut Tahrir hadir dengan solusi Syariah dan Khilafahnya tersebut untuk
menyelamatkan Indonesia dan dunia dari belenggu gurita penjajahan kapitalisme
global asing dan aseng serta dalam mewujudkan kembali khairu ummah dan
Islam rahmatan lil 'alamin yang menebar, keadilan, kesejahteraan,
kedamaian, kebahagian dan rahmah serta mahabbah dan berkah Allah bagi negeri
ini dan dunia serta bagi alam semesta.
Wallahu a'lam bish shawab. []
#UlamaBelaHTI
#UmatBersamaHTI
#HTIOnTheTrack
#HTILanjutkanPerjuangan
#HaramPilihPemimpinIngkarJanji
#HaramPilihPemimpinZalim
#HaramPilihPemimpinAntekAsingAseng
#HaramPilihPemimpinDiktatorAntiIslam
#2019GantiRezimGantiSistem
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahTheRealSolution