Oleh: Zakariya al-Bantany
Sebagian orang begitu sangat
menggandrungi yang namanya memancing hingga memancing pun menjadi menu utama
liburan akhir pekan mereka selepas seminggu full menjalani rutinitas
kerja, selain memancing menjadi sebuah hobi yang mengasyikkan jiwa.
Namun, sayangnya di zaman now -yang
notabene adalah era peradaban kapitalistik-sekuleristik dengan berhala
demokrasinya- yang penuh dengan gaya hidup liberalistik dan hedonistik serta
serba pragmatis seperti saat ini, sebagian orang kebanyakan terlalaikan dengan
memancing hingga mereka pun lupa waktu, lupa anak dan lupa istri di rumah, lupa
pekerjaan mereka, sampai-sampai mereka pun yang ngaku Muslim tega
melupakan kewajiban shalat dan lupa pula ngaji Islam serta dakwah.
Bahkan parahnya mereka pun sampai lupa
segala-galanya termasuk lupa dengan segala problematika yang sedang mendera
umat, dan mereka pun celakanya sampai lupa sama Tuhannya yang telah
menciptakannya yaitu Allah SWT, dan mereka lupa pula hakikat jati dirinya
sebagai seorang hamba Allah, serta mereka pun lupa dengan kematian yang
senantiasa mengintainya.
Ini semua akibat pemahaman yang keliru
dan salah dalam memaknai memancing. Karena pengaruh pola pikir kapitalis-sekuler
dan pola hidup kapitalis-sekuler yang sangat liberal dan hedonis yang diadopsi
oleh masyarakat dan negara. Semua ini adalah buah busuk nan beracun dari
penerapan sistem kufur demokrasi, kapitalisme, sekulerisme biang kerusakan
hingga membuat masyarakat pun khususnya para "Mancing Mania" menjadi
sakit pola pikir dan pola hidup mereka hingga merusak kehidupan mereka sendiri.
Na'udzubillahi min dzalik..!!!
Padahal, dalam Islam memancing hukumnya
mubah atau boleh-boleh saja, asalkan memancing tidak sampai melalaikan
kewajiban mereka sebagai seorang hamba Allah dan tidak pula melanggar Syariat
Allah, serta tidak boleh melalaikan kewajiban mereka terhadap aktivitas dakwah secara berjama'ah untuk
mewujudkan berlanjutnya kehidupan Islam dalam bentuk negara.
Dalam sudut pandang Islam, jika kita mau
menggunakan pola pikir Islam dan pola hidup Islam dalam memahami dan memaknai
memancing, maka memancing akan jauh lebih bermakna, mencerdaskan dan
menyehatkan bagi kita, serta tidak akan membuat waktu kita pun sia-sia.
Dan tentunya tidak akan membuat kita lupa
segala-galanya, bahkan akan semakin menambah keimanan kita kepada Allah SWT
Tuhan Semesta Alam.
Adapun hikmah memancing antara lain:
1. Melatih kesabaran dan keuletan serta
melatih pengendalian emosi;
2. Melatih rasa tanggung jawab;
3. Melatih kedisiplinan;
4. Melatih rasa empati dan keikhlasan;
5. Melatih kecerdasan IQ, kecerdasan
emosional dan spritual;
6. Melatih kecerdasan politik;
7. Melatih jiwa kepemimpinan atau
leadership;
8. Melatih kita untuk memahami sains dan
teknologi;
9. Melatih kita untuk memahami hakikat
jati diri kita sebagai hamba Allah;
10. Menambah dan menguatkan keimanan kita
kepada Allah SWT Sang Pencipta Alam Semesta, manusia dan kehidupan;
11. Melatih kita dalam memahami hukum
sebab-akibat khususnya terkait takdir dan rizki serta makna tawakkal;
12. Tentunya memancing pun akan bikin
kita jauh lebih sehat, karena dapat memacu adrenalin kita serta melancarkan
peredaran darah kita hingga kita pun merasakan sebuah relaksasi dan sensasi
kebahagiaan;
13. Memperat tali ukhuwah dan
kekeluargaan pada saat mancing bareng;
14. Menajamkan akal pikir kita dan daya
konsentrasi kita;
15. Dan dengan ilmu seni memancing akan
menambah kita semakin struggle dalam medan pertarungan pemikiran dan
dalam perjuangan dakwah politik ideologis.
So, Buat anda para Mancing Mania yang dirahmati Allah, agar hobi
memancing anda tidak sia-sia dan bahkan justru hobi memancing anda akan semakin
lebih bermakna, mencerdaskan dan menyehatkan serta lebih berkah dan
mudah-mudahan juga berpahala. Ada baiknya terlebih dahulu anda membaca,
memahami dan merenungi firman Allah SWT ini:
وَالْعَصْرِ
﴿١﴾ إِنَّ الْإِنسَانَ
لَفِي خُسْرٍ
﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ
آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ
﴿٣
"1. (Demi masa) atau zaman atau
waktu yang dimulai dari tergelincirnya matahari hingga terbenamnya; maksudnya
adalah waktu shalat Asar.
2. (Sesungguhnya manusia itu) yang
dimaksud adalah jenis manusia (benar-benar berada dalam kerugian) di dalam
perniagaannya.
3. (Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh) mereka tidak termasuk orang-orang yang merugi di dalam
perniagaannya (dan nasihat-menasihati) artinya sebagian di antara mereka
menasihati sebagian yang lainnya (supaya menaati kebenaran) yaitu iman (dan
nasihat-menasihati dengan kesabaran) yaitu di dalam menjalankan amal ketaatan
dan menjauhi kemaksiatan." (QS. al-'Ashr: 1-3)
Semoga lebih barakah..!!!
Wallahu a'lam bish shawab. []
#MANCINGIDEOLOGIS