Oleh: Zakariya al-Bantany
Pada hari ini kita menyaksikan dengan mata kepala
kita sendiri ratusan ribu lebih saudara seakidah dan seislam kita yaitu Muslim
India dan Kashmir tengah ditindas dengan brutalnya oleh pemerintah nasionalis
radikal hindu India melalui UU anti Muslim yang dikeluarkan tahun lalu yang
isinya mencabut kewarganegaraan umat Islam India dan dicabut pula hak-hak
politik dan kebebasan umat Islam India dalam menjalankan ibadahnya serta mereka
pun tengah diusir dari tanah kelahirannya tersebut. [https://www.cnbcindonesia.com/news/20191213080808-4-122738/india-geger-pemerintah-sahkan-uu-anti-muslim; https://www.cnbcindonesia.com/news/20191214070755-4-123071/ini-uu-anti-muslim-india-yang-bikin-geger-picu-kerusuhan; https://www.pikiran-rakyat.com/internasional/amp/pr-01327242/uu-anti-muslim-disahkan-pemerintah-india-ketakutan-semakin-dirasakan]
Bahkan dengan sangat barbarnya bangsa kera hindu
radikal penyembah sapi dan berhala di India tersebut membakar masjid dan
ratusan rumah minoritas Muslim India dan membantai ratusan lebih Muslim India
dengan sangat brutal dan kejinya serta dengan tidak berprikemanusiaannya hingga
puluhan lebih Muslim India tersebut meninggal dunia dan ratusan lebih lainnya
luka-luka. [https://jateng.sindonews.com/newsread/20380/1/42-orang-tewas-erdogan-sebut-umat-islam-india-dibantai-1582934573; https://www.harianhaluan.com/mobile/detailberita/87823/kerusuhan-di-india-Â puluhan-orangdibunuh-masjid-dirusak-dan-dibakar; https://m.republika.co.id/amp/q6f5q4320; https://m.republika.co.id/amp/q6etr9328]
Namun, lagi-lagi dunia bungkam bila korbannya adalah
umat Islam dan bila pelaku kejahatannya non-Islam. Di manakah letak keadilannya
dunia..?! Di manakah pula suara penguasa Muslim di negeri-negeri Islam
khususnya penguasa negeri Nusantara yang penduduknya mayoritas Muslim terbesar
di dunia..?! Dan di manakah para pejuang kemanusiaan dan HAM serta di manakah
pula mereka yang selama ini paling getol mengkampanyekan toleransi dan
perdamaian dunia serta mereka yang paling getol teriak Pancasila..?! Apakah nyawa
Muslim India tersebut tidak ada harga dan nilainya sama sekali dibandingkan
nyawa sapi yang dipuja dan disembah-sembah oleh bangsa barbar radikal teroris
kafir hindu India tersebut..?!
Umat Islam India pun merintih kesakitan tak terperi
dan menjerit meminta pertolongan kepada dunia khususnya kepada saudara sesama
Muslimnya di seluruh penjuru dunia terlebih lagi kepada saudara sesama
Muslimnya di bumi Nusantara ini yang notabene negara yang jumlah penduduknya
mayoritas Muslim dan terbesar di dunia. Bahkan, di Masjid-Masjid di India pun
seruan jihad pun sudah dikumandangkan oleh para Ulama dan kaum Muslimin India.
Namun, para penguasa negeri-negeri Islam cenderung
bungkam dan ciut nyalinya serta tidak berdaya menghentikan kebiadaban negara
kafir teroris radikal hindu India tersebut yang tengah mengusir, menganiaya dan
membantai secara sistematis, terstruktur, massif dan brutal terhadap umat Islam
India tersebut.
Bahkan parahnya penguasa rezim Jokowi di negeri
mayoritas Islam ini pun tidak juga kunjung berani mengeluarkan kata-kata
kutukan atas kebiadaban dan kebrutalan rezim hindu India beserta kaum radikal
hindunya yang sangat barbar dan brutalnya tersebut yang telah menganiaya serta
telah dan sedang mengusir dan membantai umat Islam India tersebut. Dan juga
rezim Jokowi ini pun tidak berani pula mengusir Dubes India dan memutus
hubungan diplomatik dengan negara kafir teroris radikal hindu India tersebut.
Padahal, peduli dan menolong saudara sesama Muslim
yang terdzhalimi dan sangat membutuhkan pertolongan hukumnya wajib dan juga
sekaligus sebagai wujud keimanan serta sebagai wujud solidaritas sesama saudara
se-Muslim pula kepada Muslim di India dan wujud pelaksanaan tuntutan akidah
Tauhid Islam, namun lagi-lagi itu semua tidak dilakukan oleh sang rezim
petahana bahkan cenderung bungkam dan diam membisu, seolah-olah tidak terjadi
apa-apa.
Sebab, rezim demokrasi di negeri ini leher, kaki, dan
kedua tangannya sudah diikat kuat oleh rantai yang bernama demokrasi
kapitalisme sekulerisme, nasionalisme, nation state (negara
bangsa), hukum internasional, perjanjian internasional, kerjasama politik
ekonomi liberal buah busuk dari penerapan ideologi kufur penjajah yang bernama
sistem demokrasi-kapitalisme-sekulerisme. Begitupula yang tengah terjadi dan
yang tengah menimpa para penguasa negeri-negeri Muslim lainnya khususnya yang
paling terdekat yakni penguasa Muslim Pakistan dan Bangladesh sehingga mereka
menjadi pengecut sejati dan tidak berani menjadi laki-laki sejati walau hanya
sekedar satu hari.
Bukankah baginda Rasulullah Saw. telah bersabda:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَ
لَا يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ،
وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ
كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ
“Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lainnya.
Tidak boleh mendzhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan kepada orang yang
hendak menyakitinya. Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah
akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang
Muslim, niscaya Allah akan melapangkan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat.
Dan barangsiapa yang menutupi kesalahan seorang Muslim, niscaya Allah akan
menutupi kesalahannya kelak di hari kiamat.” (HR. Bukhari no.2442, Muslim
no.2580, Ahmad no.5646, Abu Dawud no.4893, at-Tirmidzi no.1426; dari Abdullah
bin ‘Umar radliyallahu
‘anhuma)
Namun, sampai detik ini pun rezim Jokowi dan para
penguasa Muslim di negeri-negeri Islam lainnya khususnya yang paling terdekat
Pakistan dan Bangladesh tidak ada satu pun yang tergerak hatinya untuk segera
memobilisasi seluruh umat Islam sedunia dan jutaan pasukan militernya. Serta
mengerahkan pesawat tempur dan tanknya serta armada perangnya untuk berjihad
dalam menyelamatkan dan membebaskan umat Islam India dari penindasan dan
pembantaian massal (genosida) yang dilakukan bangsa barbar teroris negara kafir
hindu India tersebut. Sekaligus memerangi dan mengenyahkan bangsa barbar negara
kafir hindu India tersebut, sekaligus menundukkan dan menaklukkan negara kafir
hindu India tersebut, sebagaimana dahulu kaum Muslimin pernah berhasil
menaklukkan India.
Padahal di sisi Allah SWT, hilangnya nyawa seorang
Muslim lebih besar perkaranya daripada hilangnya dunia dan seisinya.
Dari al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu,
Nabi Saw. bersabda:
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ
قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ
“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang
Mukmin (Muslim) tanpa hak.” (HR. Nasai
3987, Turmudzi 1455)
Lebih tegas lagi, Rasulullah Saw. menyebutkan bahwa
keagungan Ka’bah di sisi Allah SWT tidak melebihi agungnya nyawa seorang Muslim
(Mukmin).
Dalam riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Ketika Rasulullah Saw. memandang Ka’bah,
beliau bersabda: ‘Selamat
datang wahai Ka’bah, betapa agungnya engkau dan betapa agung kehormatanmu. Akan
tetapi orang Mukmin lebih agung di sisi Allah daripadamu’.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul iman, no. 4014: shahih)
Allah SWT pun berfirman:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا
فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ
وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka
balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An-Nisa’: 93)
Sangat disayangkan, tiada hentinya nyawa
umat Islam India harus hilang dibinasakan dan dimusnahkan dengan biadabnya oleh
bangsa barbar teroris negara kafir hindu India terkutuk tersebut di hadapan
kita umat Islam di seluruh penjuru dunia khususnya kita umat Islam di bumi
Nusantara ini. Namun, lagi-lagi gegara demokrasi, nasionalisme dan hukum
internasional serta perjanjian internasional pula kita umat Islam tidak kuasa
mencegah dan menghentikan kejahatan dari bangsa barbar negara kafir
hindu India tersebut, serta kita pun tidak bisa secara totalitas menolong
saudara Muslim India kita tersebut yang tengah merintih kesakitan tiada tara
dan menjerit meminta pertolongan kepada dunia dan kepada kita umat Islam di
seluruh penjuru dunia.
Padahal, satu tetes darah umat Islam India baik orang
tua maupun anak-anak tertumpahkan dan satu nyawa umat Islam India ada yang
hilang, maka kita umat Islam di seluruh penjuru dunia khususnya para penguasa
Muslim di negeri-negeri Islam termasuk penguasa Pakistan, Bangladesh, Arab
Saudi, Turki, Kuwait, Uni Emirat Arab, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam,
dan lain-lain tersebut pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT
di Yaumil Hisab kelak.
Jika kita tetap diam membisu tidak mau menolong umat
Islam India yang sedang ditindas dan dibantai secara massal oleh bangsa barbar
negara hindu radikal India tersebut apalagi sampai membela negara kafir hindu
radikal India tersebut dengan memfitnah dan menyudutkan umat Islam India
sebagai teroris, separatis dan ekstrimis-radikal, maka sesungguhnya kita pun
adalah termasuk orang-orang yang telah berlaku dzhalim pula. Bukankah Allah SWT
tidak pernah melupakan tindakan orang-orang yang dzhalim..?! Allah SWT
berfirman:
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا
يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ
الْأَبْصَارُ
“Jangan sekali-kali kamu mengira, Allah akan melupakan tindakan yang
dilakukan orang dzhalim. Sesungguhnya Allah menunda hukuman mereka sampai hari
yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak (karena melihat adzab).” (QS. Ibrahim: 42)
Dan bisa jadi pula hukuman itu Allah segerakan di
Dunia. Sebagaimana riwayat hadits dari Abu Bakrah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Saw. bersabda:
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ
لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ
مِنَ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
"Tidak ada dosa yang lebih berhak untuk Allah segerakan
hukuman bagi pelakunya di dunia, di samping masih ada hukuman di akhirat,
selain dosa dzhalim dan memutus silaturrahmi." (HR. Tirmidzi, 2700 dan Abu Dawud, 4904)
Karena itulah, wajib hukumnya umat Islam membela dan
menolong serta menyelamatkan saudaranya umat Islam India yang sedang
didzhalimi, ditindas dan dibinasakan serta dipunahkan oleh bangsa barbar
teroris radikal negara kafir hindu India tersebut. Allah SWT berfirman:
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian
mereka (adalah) menjadi wali (penolong) bagi sebagian yang lain." (QS. at-Taubah: 71)
وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ
فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ
"Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan
pembelaan) agama maka kalian wajib memberikan pertolongan." (QS. al-Anfal: 72)
Karena seorang Mukmin (Muslim) mencintai saudaranya
sesama Mukmin (Muslim), maka dia akan menolongnya dan membela kehormatannya dan
juga jiwanya. Dia tidak akan pernah rela saudaranya dihinakan atau direndahkan,
serta ia pun tidak akan pernah rela saudara seakidahnya didzhalimi, ditindas
dan dibinasakan oleh musuh-musuh Islam seperti yang tengah dialami saat ini
oleh umat Islam India oleh negara kafir hindu India tersebut. Jika saudara
seakidah kita dihinakan, didzhalimi dan dibinasakan, maka harusnya kita tampil
terdepan membela dan menyelamatkannya, karena ini merupakan konsekuensi tauhid
dan konsekuensi kecintaan, serta konsekuensi keimanan sebagai tuntutan akidah
tauhid Islam.
Seorang Mukmin (Muslim) tidak akan menuduh Mukmin
(Muslim) lainnya dengan tuduhan palsu apatah lagi sampai memojokkannya dan
memfitnahnya dengan kejinya serta membiarkannya teraniaya dan dibinasakan oleh
musuh-musuh Islam tersebut. Karena walâyah (kedekatan dan
kecintaan serta keimanan) itu akan mendorongnya untuk memberikan nasihat kepada
saudaranya jika salah, dan dengan segenap jiwa dia pun akan membela dan
menyelamatkan saudara sesama Muslimnya yang sedang didzhalimi, ditindas dan
dibinasakan oleh musuh-musuh Islam, bukan justru sebaliknya membela musuh-musuh
Islam tersebut.
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ، خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, pembantu Rasulullah Saw, dari Rasulullah Saw, beliau
bersabda:
"Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia
mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)
Umat Islam India dan termasuk juga Kashmir telah lama
menjerit meminta tolong kepada kaum Muslim. Mereka ingin diselamatkan. Karena
itu sekali lagi wajib atas kaum Muslim sedunia, termasuk penduduk Indonesia dan
penguasa yang ada, melindungi mereka; memelihara keimanan dan keislaman mereka;
sekaligus mencegah mereka dari kekufuran yang dipaksakan kepada mereka.
Sayang, saat ini tidak ada seorang pemimpin Muslim pun
dari sekian banyak negeri-negeri Islam termasuk yang berada dalam OKI dan Liga
Arab dan lebih khususnya yang paling terdekat seperti Pakistan dan Bangladesh
yang mau dan berani mengirimkan pasukan perang untuk berjihad menyelamatkan
mereka. Sungguh tidak ada yang mempedulikan nasib mereka. Termasuk penguasa
negeri ini yang katanya termasuk salah satu dari 100 tokoh Muslim yang paling
berpengaruh di dunia, yang penduduk Muslimnya terbesar di dunia. Jangankan
memberikan pertolongan secara real, bahkan sekedar kecaman pun hingga hari ini
tidak terdengar dari penguasa negeri ini dan sungguh tidak ada simpati serta
tidak ada respek sama sekali.
Oleh sebab itulah, di sinilah relevansi dan urgensi
Khilafah dan jihad. Karena Khilafah dan jihad adalah perkara hidup dan matinya
umat Islam. Karena Khilafah adalah pelaksana Syariah dan pemersatu umat Islam
serta perisai dan penjaga Akidah Islam dan umat Islam, serta Khilafah adalah
benteng kokoh Islam. Tanpa Khilafah, umat Islam kondisinya laksana anak ayam
yang kehilangan induknya dan laksana kebun tanpa pagar.
Dan tanpa Khilafah, umat Islam laksana buih di atas
lautan yang centang perenang dan terombang-ambing tak tentu arah dan tiada daya
hingga dihempas gelombang pasang air laut hingga akhirnya pecah
berkeping-keping. Serta tanpa Khilafah, umat Islam seperti menu hidangan
istimewa di meja makan yang tengah dikerumuni dan diperebutkan oleh
musuh-musuhnya baik dari barat dan timur hingga dari Utara dan Selatan juga.
Oleh sebab itulah, umat Islam sangat membutuhkan Khilafah dan Khilafah sangat
dibutuhkan oleh umat Islam.
Karena itulah dalam Islam, Khilafah adalah benteng
utama Islam sekaligus perisai Islam (junnatul Islam) dan
pedang Allah yang terhunus. Sekaligus mahkota kewajiban (taajul furuudh), sehingga kewajiban-kewajiban hukum Syariah bisa
dilaksanakan dengan sempurna dan totalitas, termasuk kewajiban menolong saudara
seakidah semuslim kita -seperti dalam hal ini Muslim India dan juga sekaligus
Kashmir, Uyghur, Palestina, Rohingya, Iraq, Suriah, Afghanistan, Morro, Pattani
dan lain-lain- yang tengah ditindas dan dijajah serta dibunuhi secara massal
oleh para kafir penjajah kafir Barat dan Timur.
Rasulullah Saw. bersabda:
وَإِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ
وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
"Sungguh Imam (Khalifah) itu laksana perisai. Kaum Muslim akan
berperang dan berlindung di belakang dia."
(HR. al-Bukhari dan Muslim).
Makna frasa “Al-Imâm junnat[un]
(Imam/Khalifah itu laksana perisai)” dijelaskan oleh Imam an-Nawawi,
“Maksudnya, ibarat tameng, karena Imam/ Khalifah mencegah musuh untuk menyerang
(menyakiti) kaum Muslim; mencegah anggota masyarakat satu sama lain dari
serangan; melindungi keutuhan Islam…”
Mengapa hanya Imam/ Khalifah yang disebut sebagai
junnah (perisai)..?! Karena dialah satu-satunya yang bertanggung jawab. Ini
sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi Saw:
الإِمَامُ رَاعٍ وَ هُوَ مَسْئُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ
"Imam/Khalifah itu pengurus rakyat dan hanya dia yang
bertanggung jawab atas rakyatnya."
(HR. al-Bukhari dan Muslim).
Menjadi junnah (perisai) bagi
umat Islam khususnya dan rakyat umumnya meniscayakan Imam/ Khalifah harus kuat,
berani dan terdepan. Bukan orang yang bodoh, pengecut dan lemah. Kekuatan ini
bukan hanya pada pribadinya, tetapi pada institusi negaranya, yakni Khilafah.
Kekuatan ini dibangun karena pondasi pribadi (Khalifah) dan negara
(Khilafah)-nya sama, yaitu akidah tauhid Islam.
Karena itulah, solusi real dan finalnya dari tragedi
Muslim India tersebut dan segala problematika negeri-negeri Islam lainnya yang
sedang ditindas dan terjajah seperti Kashmir, Uyghur, Rohingya, Suriah, Iraq,
Afghanistan, Bosnia, Morro, Pattani, Indonesia, dan lain-lain adalah dengan
segera umat Islam sedunia bersatu-padu meruntuhkan dinding tebal sekat-sekat
demokrasi, nasionalisme, hukum internasional dan perjanjian internasional biang
petaka Muslim India-Kashmir dan negeri-negeri Islam lainnya tersebut, dan
bersegera mencampakkan sistem kufur demokrasi kapitalisme sekulerisme -yang
menjadi biang utama masalah dan biang utama penjajahan di seluruh penjuru
negeri Islam- ke dalam tong sampah peradaban dunia selamanya.
Dan solusi real tuntas dan finalnya pun, umat Islam
harus segera kembali bangkit dan bersegera bersatu pula dalam bingkai Khilafah
Islam dalam ikatan kalimat tauhid dalam naungan panji tauhid Islam dengan
bergerak di bawah komando seorang Khalifah dalam jihad fi sabilillah memerangi bangsa barbar teroris negara kafir hindu radikal India, dan
membebaskan umat Islam India dari kejahatan bangsa barbar teroris radikal
negara kafir hindu radikal India tersebut, sekaligus menundukkan dan
menaklukkan negara kafir hindu radikal India tersebut ke dalam pangkuan Islam.
Dan sekaligus juga membebaskan seluruh negeri-negeri Islam lainnya dari
belenggu gurita penjajahan negara kafir barat dan timur kapitalisme global
asing dan aseng.
Sebab, hanya dengan Khilafah dan jihad saja solusi
real tuntas dalam bela dan menyelamatkan dan membebaskan Muslim India-Kashmir
dan seluruh negeri-negeri Islam lainnya dari belenggu kejahatan gurita
penjajahan kapitalisme global baik asing (AS, Eropa dan zionis yahudi) maupun
aseng komunis (RRC) serta hindu India. Karena itu real tuntas bela dan
selamatkan Muslim India-Kashmir dan seluruh dunia Islam hanya dengan Khilafah
dan jihad.
Seperti halnya dahulu, pada masa Daulah Islam yang
pertama di Madinah (masa Nubuwwah), pada pertengahan bulan Syawal tahun 2 H Rasulullah
Saw. mengerahkan pasukannya dan mengepung perkampungan yahudi Qainuqa' serta
menundukkan semua orang-orang yahudi Qainuqa' karena telah melanggar perjanjian
dan terlibat melecehkan kehormatan seorang Muslimah dan pembunuhan secara
beramai-ramai terhadap seorang pemuda Muslim yang membela kehormatan wanita
Muslimah tersebut.
Sebagaimana pula Rasulullah Saw. telah memimpin
langsung sekitar 30.000 pasukan kaum Muslimin menghadapi pasukan adidaya super power Bizantium Romawi Timur yang berjumlah 100.000 pasukan
dalam Perang Tabuk yang terjadi pada 630 M atau 9 H. Rasulullah Saw.
mengerahkan pasukan jihadnya tersebut dalam membebaskan kaum Muslimin
(masyarakat Tabuk yang baru masuk Islam) yang dijajah dan dibunuh secara massal
oleh tentara Romawi tersebut di Tabuk (perbatasan wilayah Romawi di Syam).
Juga sebagaimana pula pada masa Khulafaur Rasyidin
Amirul Mukminin Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu
bersama Panglima militernya yaitu Khalid bin Walid dan Amru bin Ash Radhiyallahu 'anhuma berhasil membebaskan Palestina dari imperium
Bizantium Romawi Timur pada tahun 637 M.
Sebagaimana halnya pula pada masa Kekhilafahan Islam
Bani Abbasiyah, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi seorang wali Mesir dan Syam
sekaligus panglima militer Khilafah Islam berhasil membebaskan Palestina dari
cengkraman penjajahan bangsa Eropa Salibis. Kemenangan besar dalam pembebasan
Palestina itu terjadi pada tanggal 27 Rajab 583 H/2 Oktober 1187 M, yaitu
setelah 88 tahun di bawah penjajahan kekuasaan bangsa Eropa Salibis.
Seperti halnya pula Khalifah al-Mu'tashim Billah (pada
masa Khilafah Abbasiyah) berhasil menaklukkan kota Amuria (Turki) dan
membebaskan seorang Muslimah dari Bani Hasyim yang telah dilecehkan
kehormatannya oleh seorang tentara Romawi.
Di mana pada tahun 837, al-Mu’tasim Billah menyahut
seruan seorang budak muslimah yang meminta pertolongan karena diganggu dan
dilecehkan oleh orang Romawi, kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika
berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil
nama Khalifah Al-Mu'tashim Billah dengan lafadz yang legendaris: waa Mu'tashimaah!
Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka
sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Amuria
dan melibas semua orang kafir yang ada di sana (30.000 prajurit Romawi terbunuh
dan 30.000 yang lain ditawan). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan
tentara ini tidak putus dari istana Khalifah di Baghdad hingga kota Amuria,
karena besarnya pasukan.
Setelah menduduki kota tersebut, Khalifah memanggil
sang pelapor untuk ditunjukkan di mana rumah wanita tersebut, saat berjumpa
dengannya ia mengucapkan "Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi
seruanmu atasku?" Dan sang budak wanita inipun dibebaskan oleh Khalifah
serta orang romawi yang melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut.
Dan juga masih pada masa Khilafah Abbasiyah,
sebagaimana halnya pula Sultan al-Mudzhaffar Saifuddin Qutuz sebagai Wali Mesir
sekaligus Panglima militer Islam beserta pasukan kaum Muslim berhasil
membebaskan dan membersihkan wilayah Daulah Khilafah Islam dari cengkraman
penjajahan bangsa barbar Mongol (Tartar) dalam peperangan yang sangat terkenal
dalam sejarah yaitu Perang AIN JALUT (Spring of Goliath) pada tahun 658 H/1260
M.
Juga sebagaimana pada tahun 1989-1902 di masa akhir
Khilafah Islam Utsmaniyah pada masa Khalifah Sultan Abdul Hamid II yang begitu
sangat luar biasanya dan heroiknya beliau tetap sangat kokohnya menjaga dan
mempertahankan tanah suci Palestina dengan tidak memberikan sejengkal tanah pun
kepada bangsa barbar zionis yahudi israel, meskipun beliau pada akhirnya pada
tahun 1909 harus kehilangan jabatannya sebagai Khalifah dan beliau pun beserta
keluarga besarnya harus terusir dari istananya dan dibuang serta mendekam dalam
penjara di Salonika Yunani hingga beliau wafat di sana. Karena konspirasi jahat
zionis yahudi dan Inggris beserta negara-negara barat penjajah sekutunya dan
para boneka -para pengkhianat Islam yaitu kaum zindiq dan kaum nasionalis Turki
Muda-nya yang ditanam di tubuh negara Khilafah Utsmaniyah yang sudah tua renta
dan sudah sakit-sakitan tersebut.
Begitulah teladan agung dari Daulah Khilafah Islamiyah
yang diteladankan oleh baginda Rasulullah Saw. dan para Khalifah setelahnya
dalam membela, mempertahankan dan menjaga kehormatan dan kemuliaan Islam serta
kehormatan dan kemuliaan umat Islam serta dalam membela, menyelamatkan,
mempertahankan dan menjaga darah umat Islam dan tanah wilayah Islam dengan
jihad dan pengorbanan totalitas serta ketaatan totalitas kepada Allah SWT
sebagai wujud konsekuensi kalimat tauhid dan akidah tauhid Islam. Oleh karena
itulah, sekali lagi bahwasanya solusi real tuntas dan finalnya bela Muslim
India tersebut beserta Kashmir pula hanya dengan Khilafah dan jihad saja.
Wallahu a'lam bish shawab. []
#ShameOnYouIndia
#DelhiBurning
#DelhiViolence
#ShameOnYouModi
#KhilafahProtectsMuslims
#UmmahNeedsKhilafah