Wednesday, July 22, 2020

Bela Muslim India Dengan Khilafah Dan Jihad


Oleh: Zakariya al-Bantany


Pada hari ini kita menyaksikan dengan mata kepala kita sendiri ratusan ribu lebih saudara seakidah dan seislam kita yaitu Muslim India dan Kashmir tengah ditindas dengan brutalnya oleh pemerintah nasionalis radikal hindu India melalui UU anti Muslim yang dikeluarkan tahun lalu yang isinya mencabut kewarganegaraan umat Islam India dan dicabut pula hak-hak politik dan kebebasan umat Islam India dalam menjalankan ibadahnya serta mereka pun tengah diusir dari tanah kelahirannya tersebut. [https://www.cnbcindonesia.com/news/20191213080808-4-122738/india-geger-pemerintah-sahkan-uu-anti-muslim; https://www.cnbcindonesia.com/news/20191214070755-4-123071/ini-uu-anti-muslim-india-yang-bikin-geger-picu-kerusuhan; https://www.pikiran-rakyat.com/internasional/amp/pr-01327242/uu-anti-muslim-disahkan-pemerintah-india-ketakutan-semakin-dirasakan]


Bahkan dengan sangat barbarnya bangsa kera hindu radikal penyembah sapi dan berhala di India tersebut membakar masjid dan ratusan rumah minoritas Muslim India dan membantai ratusan lebih Muslim India dengan sangat brutal dan kejinya serta dengan tidak berprikemanusiaannya hingga puluhan lebih Muslim India tersebut meninggal dunia dan ratusan lebih lainnya luka-luka. [https://jateng.sindonews.com/newsread/20380/1/42-orang-tewas-erdogan-sebut-umat-islam-india-dibantai-1582934573; https://www.harianhaluan.com/mobile/detailberita/87823/kerusuhan-di-india- puluhan-orangdibunuh-masjid-dirusak-dan-dibakar; https://m.republika.co.id/amp/q6f5q4320; https://m.republika.co.id/amp/q6etr9328]


Namun, lagi-lagi dunia bungkam bila korbannya adalah umat Islam dan bila pelaku kejahatannya non-Islam. Di manakah letak keadilannya dunia..?! Di manakah pula suara penguasa Muslim di negeri-negeri Islam khususnya penguasa negeri Nusantara yang penduduknya mayoritas Muslim terbesar di dunia..?! Dan di manakah para pejuang kemanusiaan dan HAM serta di manakah pula mereka yang selama ini paling getol mengkampanyekan toleransi dan perdamaian dunia serta mereka yang paling getol teriak Pancasila..?! Apakah nyawa Muslim India tersebut tidak ada harga dan nilainya sama sekali dibandingkan nyawa sapi yang dipuja dan disembah-sembah oleh bangsa barbar radikal teroris kafir hindu India tersebut..?!


Umat Islam India pun merintih kesakitan tak terperi dan menjerit meminta pertolongan kepada dunia khususnya kepada saudara sesama Muslimnya di seluruh penjuru dunia terlebih lagi kepada saudara sesama Muslimnya di bumi Nusantara ini yang notabene negara yang jumlah penduduknya mayoritas Muslim dan terbesar di dunia. Bahkan, di Masjid-Masjid di India pun seruan jihad pun sudah dikumandangkan oleh para Ulama dan kaum Muslimin India.

Namun, para penguasa negeri-negeri Islam cenderung bungkam dan ciut nyalinya serta tidak berdaya menghentikan kebiadaban negara kafir teroris radikal hindu India tersebut yang tengah mengusir, menganiaya dan membantai secara sistematis, terstruktur, massif dan brutal terhadap umat Islam India tersebut.


Bahkan parahnya penguasa rezim Jokowi di negeri mayoritas Islam ini pun tidak juga kunjung berani mengeluarkan kata-kata kutukan atas kebiadaban dan kebrutalan rezim hindu India beserta kaum radikal hindunya yang sangat barbar dan brutalnya tersebut yang telah menganiaya serta telah dan sedang mengusir dan membantai umat Islam India tersebut. Dan juga rezim Jokowi ini pun tidak berani pula mengusir Dubes India dan memutus hubungan diplomatik dengan negara kafir teroris radikal hindu India tersebut.


Padahal, peduli dan menolong saudara sesama Muslim yang terdzhalimi dan sangat membutuhkan pertolongan hukumnya wajib dan juga sekaligus sebagai wujud keimanan serta sebagai wujud solidaritas sesama saudara se-Muslim pula kepada Muslim di India dan wujud pelaksanaan tuntutan akidah Tauhid Islam, namun lagi-lagi itu semua tidak dilakukan oleh sang rezim petahana bahkan cenderung bungkam dan diam membisu, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.


Sebab, rezim demokrasi di negeri ini leher, kaki, dan kedua tangannya sudah diikat kuat oleh rantai yang bernama demokrasi kapitalisme sekulerisme, nasionalisme, nation state (negara bangsa), hukum internasional, perjanjian internasional, kerjasama politik ekonomi liberal buah busuk dari penerapan ideologi kufur penjajah yang bernama sistem demokrasi-kapitalisme-sekulerisme. Begitupula yang tengah terjadi dan yang tengah menimpa para penguasa negeri-negeri Muslim lainnya khususnya yang paling terdekat yakni penguasa Muslim Pakistan dan Bangladesh sehingga mereka menjadi pengecut sejati dan tidak berani menjadi laki-laki sejati walau hanya sekedar satu hari.

Bukankah baginda Rasulullah Saw. telah bersabda:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَ لَا يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lainnya. Tidak boleh mendzhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan kepada orang yang hendak menyakitinya. Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang Muslim, niscaya Allah akan melapangkan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi kesalahan seorang Muslim, niscaya Allah akan menutupi kesalahannya kelak di hari kiamat.” (HR. Bukhari no.2442, Muslim no.2580, Ahmad no.5646, Abu Dawud no.4893, at-Tirmidzi no.1426; dari Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma)


Namun, sampai detik ini pun rezim Jokowi dan para penguasa Muslim di negeri-negeri Islam lainnya khususnya yang paling terdekat Pakistan dan Bangladesh tidak ada satu pun yang tergerak hatinya untuk segera memobilisasi seluruh umat Islam sedunia dan jutaan pasukan militernya. Serta mengerahkan pesawat tempur dan tanknya serta armada perangnya untuk berjihad dalam menyelamatkan dan membebaskan umat Islam India dari penindasan dan pembantaian massal (genosida) yang dilakukan bangsa barbar teroris negara kafir hindu India tersebut. Sekaligus memerangi dan mengenyahkan bangsa barbar negara kafir hindu India tersebut, sekaligus menundukkan dan menaklukkan negara kafir hindu India tersebut, sebagaimana dahulu kaum Muslimin pernah berhasil menaklukkan India.

Padahal di sisi Allah SWT, hilangnya nyawa seorang Muslim lebih besar perkaranya daripada hilangnya dunia dan seisinya.

Dari al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Saw. bersabda:

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ

Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang Mukmin (Muslim) tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455)

Lebih tegas lagi, Rasulullah Saw. menyebutkan bahwa keagungan Ka’bah di sisi Allah SWT tidak melebihi agungnya nyawa seorang Muslim (Mukmin).

Dalam riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu ia berkata, “Ketika Rasulullah Saw. memandang Ka’bah, beliau bersabda: ‘Selamat datang wahai Ka’bah, betapa agungnya engkau dan betapa agung kehormatanmu. Akan tetapi orang Mukmin lebih agung di sisi Allah daripadamu’.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul iman, no. 4014: shahih)

Allah SWT pun berfirman:

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

Dan barangsiapa yang membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An-Nisa’: 93)

Sangat disayangkan, tiada hentinya nyawa umat Islam India harus hilang dibinasakan dan dimusnahkan dengan biadabnya oleh bangsa barbar teroris negara kafir hindu India terkutuk tersebut di hadapan kita umat Islam di seluruh penjuru dunia khususnya kita umat Islam di bumi Nusantara ini. Namun, lagi-lagi gegara demokrasi, nasionalisme dan hukum internasional serta perjanjian internasional pula kita umat Islam tidak kuasa mencegah dan menghentikan kejahatan dari bangsa barbar negara kafir hindu India tersebut, serta kita pun tidak bisa secara totalitas menolong saudara Muslim India kita tersebut yang tengah merintih kesakitan tiada tara dan menjerit meminta pertolongan kepada dunia dan kepada kita umat Islam di seluruh penjuru dunia.


Padahal, satu tetes darah umat Islam India baik orang tua maupun anak-anak tertumpahkan dan satu nyawa umat Islam India ada yang hilang, maka kita umat Islam di seluruh penjuru dunia khususnya para penguasa Muslim di negeri-negeri Islam termasuk penguasa Pakistan, Bangladesh, Arab Saudi, Turki, Kuwait, Uni Emirat Arab, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan lain-lain tersebut pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT di Yaumil Hisab kelak.


Jika kita tetap diam membisu tidak mau menolong umat Islam India yang sedang ditindas dan dibantai secara massal oleh bangsa barbar negara hindu radikal India tersebut apalagi sampai membela negara kafir hindu radikal India tersebut dengan memfitnah dan menyudutkan umat Islam India sebagai teroris, separatis dan ekstrimis-radikal, maka sesungguhnya kita pun adalah termasuk orang-orang yang telah berlaku dzhalim pula. Bukankah Allah SWT tidak pernah melupakan tindakan orang-orang yang dzhalim..?! Allah SWT berfirman:

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ

Jangan sekali-kali kamu mengira, Allah akan melupakan tindakan yang dilakukan orang dzhalim. Sesungguhnya Allah menunda hukuman mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak (karena melihat adzab).” (QS. Ibrahim: 42)

Dan bisa jadi pula hukuman itu Allah segerakan di Dunia. Sebagaimana riwayat hadits dari Abu Bakrah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Saw. bersabda:

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ مِنَ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ

"Tidak ada dosa yang lebih berhak untuk Allah segerakan hukuman bagi pelakunya di dunia, di samping masih ada hukuman di akhirat, selain dosa dzhalim dan memutus silaturrahmi." (HR. Tirmidzi, 2700 dan Abu Dawud, 4904)

Karena itulah, wajib hukumnya umat Islam membela dan menolong serta menyelamatkan saudaranya umat Islam India yang sedang didzhalimi, ditindas dan dibinasakan serta dipunahkan oleh bangsa barbar teroris radikal negara kafir hindu India tersebut. Allah SWT berfirman:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi wali (penolong) bagi sebagian yang lain." (QS. at-Taubah: 71)

وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ

"Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama maka kalian wajib memberikan pertolongan." (QS. al-Anfal: 72)

Karena seorang Mukmin (Muslim) mencintai saudaranya sesama Mukmin (Muslim), maka dia akan menolongnya dan membela kehormatannya dan juga jiwanya. Dia tidak akan pernah rela saudaranya dihinakan atau direndahkan, serta ia pun tidak akan pernah rela saudara seakidahnya didzhalimi, ditindas dan dibinasakan oleh musuh-musuh Islam seperti yang tengah dialami saat ini oleh umat Islam India oleh negara kafir hindu India tersebut. Jika saudara seakidah kita dihinakan, didzhalimi dan dibinasakan, maka harusnya kita tampil terdepan membela dan menyelamatkannya, karena ini merupakan konsekuensi tauhid dan konsekuensi kecintaan, serta konsekuensi keimanan sebagai tuntutan akidah tauhid Islam.


Seorang Mukmin (Muslim) tidak akan menuduh Mukmin (Muslim) lainnya dengan tuduhan palsu apatah lagi sampai memojokkannya dan memfitnahnya dengan kejinya serta membiarkannya teraniaya dan dibinasakan oleh musuh-musuh Islam tersebut. Karena walâyah (kedekatan dan kecintaan serta keimanan) itu akan mendorongnya untuk memberikan nasihat kepada saudaranya jika salah, dan dengan segenap jiwa dia pun akan membela dan menyelamatkan saudara sesama Muslimnya yang sedang didzhalimi, ditindas dan dibinasakan oleh musuh-musuh Islam, bukan justru sebaliknya membela musuh-musuh Islam tersebut.

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, pembantu Rasulullah Saw, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda:

"Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)


Umat Islam India dan termasuk juga Kashmir telah lama menjerit meminta tolong kepada kaum Muslim. Mereka ingin diselamatkan. Karena itu sekali lagi wajib atas kaum Muslim sedunia, termasuk penduduk Indonesia dan penguasa yang ada, melindungi mereka; memelihara keimanan dan keislaman mereka; sekaligus mencegah mereka dari kekufuran yang dipaksakan kepada mereka.

Sayang, saat ini tidak ada seorang pemimpin Muslim pun dari sekian banyak negeri-negeri Islam termasuk yang berada dalam OKI dan Liga Arab dan lebih khususnya yang paling terdekat seperti Pakistan dan Bangladesh yang mau dan berani mengirimkan pasukan perang untuk berjihad menyelamatkan mereka. Sungguh tidak ada yang mempedulikan nasib mereka. Termasuk penguasa negeri ini yang katanya termasuk salah satu dari 100 tokoh Muslim yang paling berpengaruh di dunia, yang penduduk Muslimnya terbesar di dunia. Jangankan memberikan pertolongan secara real, bahkan sekedar kecaman pun hingga hari ini tidak terdengar dari penguasa negeri ini dan sungguh tidak ada simpati serta tidak ada respek sama sekali.


Oleh sebab itulah, di sinilah relevansi dan urgensi Khilafah dan jihad. Karena Khilafah dan jihad adalah perkara hidup dan matinya umat Islam. Karena Khilafah adalah pelaksana Syariah dan pemersatu umat Islam serta perisai dan penjaga Akidah Islam dan umat Islam, serta Khilafah adalah benteng kokoh Islam. Tanpa Khilafah, umat Islam kondisinya laksana anak ayam yang kehilangan induknya dan laksana kebun tanpa pagar.

Dan tanpa Khilafah, umat Islam laksana buih di atas lautan yang centang perenang dan terombang-ambing tak tentu arah dan tiada daya hingga dihempas gelombang pasang air laut hingga akhirnya pecah berkeping-keping. Serta tanpa Khilafah, umat Islam seperti menu hidangan istimewa di meja makan yang tengah dikerumuni dan diperebutkan oleh musuh-musuhnya baik dari barat dan timur hingga dari Utara dan Selatan juga. Oleh sebab itulah, umat Islam sangat membutuhkan Khilafah dan Khilafah sangat dibutuhkan oleh umat Islam.


Karena itulah dalam Islam, Khilafah adalah benteng utama Islam sekaligus perisai Islam (junnatul Islam) dan pedang Allah yang terhunus. Sekaligus mahkota kewajiban (taajul furuudh), sehingga kewajiban-kewajiban hukum Syariah bisa dilaksanakan dengan sempurna dan totalitas, termasuk kewajiban menolong saudara seakidah semuslim kita -seperti dalam hal ini Muslim India dan juga sekaligus Kashmir, Uyghur, Palestina, Rohingya, Iraq, Suriah, Afghanistan, Morro, Pattani dan lain-lain- yang tengah ditindas dan dijajah serta dibunuhi secara massal oleh para kafir penjajah kafir Barat dan Timur.

Rasulullah Saw. bersabda:

وَإِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

"Sungguh Imam (Khalifah) itu laksana perisai. Kaum Muslim akan berperang dan berlindung di belakang dia." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Makna frasa “Al-Imâm junnat[un] (Imam/Khalifah itu laksana perisai)” dijelaskan oleh Imam an-Nawawi, “Maksudnya, ibarat tameng, karena Imam/ Khalifah mencegah musuh untuk menyerang (menyakiti) kaum Muslim; mencegah anggota masyarakat satu sama lain dari serangan; melindungi keutuhan Islam…”

Mengapa hanya Imam/ Khalifah yang disebut sebagai junnah (perisai)..?! Karena dialah satu-satunya yang bertanggung jawab. Ini sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi Saw:

الإِمَامُ رَاعٍ وَ هُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

"Imam/Khalifah itu pengurus rakyat dan hanya dia yang bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Menjadi junnah (perisai) bagi umat Islam khususnya dan rakyat umumnya meniscayakan Imam/ Khalifah harus kuat, berani dan terdepan. Bukan orang yang bodoh, pengecut dan lemah. Kekuatan ini bukan hanya pada pribadinya, tetapi pada institusi negaranya, yakni Khilafah. Kekuatan ini dibangun karena pondasi pribadi (Khalifah) dan negara (Khilafah)-nya sama, yaitu akidah tauhid Islam.

Karena itulah, solusi real dan finalnya dari tragedi Muslim India tersebut dan segala problematika negeri-negeri Islam lainnya yang sedang ditindas dan terjajah seperti Kashmir, Uyghur, Rohingya, Suriah, Iraq, Afghanistan, Bosnia, Morro, Pattani, Indonesia, dan lain-lain adalah dengan segera umat Islam sedunia bersatu-padu meruntuhkan dinding tebal sekat-sekat demokrasi, nasionalisme, hukum internasional dan perjanjian internasional biang petaka Muslim India-Kashmir dan negeri-negeri Islam lainnya tersebut, dan bersegera mencampakkan sistem kufur demokrasi kapitalisme sekulerisme -yang menjadi biang utama masalah dan biang utama penjajahan di seluruh penjuru negeri Islam- ke dalam tong sampah peradaban dunia selamanya.


Dan solusi real tuntas dan finalnya pun, umat Islam harus segera kembali bangkit dan bersegera bersatu pula dalam bingkai Khilafah Islam dalam ikatan kalimat tauhid dalam naungan panji tauhid Islam dengan bergerak di bawah komando seorang Khalifah dalam jihad fi sabilillah memerangi bangsa barbar teroris negara kafir hindu radikal India, dan membebaskan umat Islam India dari kejahatan bangsa barbar teroris radikal negara kafir hindu radikal India tersebut, sekaligus menundukkan dan menaklukkan negara kafir hindu radikal India tersebut ke dalam pangkuan Islam. Dan sekaligus juga membebaskan seluruh negeri-negeri Islam lainnya dari belenggu gurita penjajahan negara kafir barat dan timur kapitalisme global asing dan aseng.


Sebab, hanya dengan Khilafah dan jihad saja solusi real tuntas dalam bela dan menyelamatkan dan membebaskan Muslim India-Kashmir dan seluruh negeri-negeri Islam lainnya dari belenggu kejahatan gurita penjajahan kapitalisme global baik asing (AS, Eropa dan zionis yahudi) maupun aseng komunis (RRC) serta hindu India. Karena itu real tuntas bela dan selamatkan Muslim India-Kashmir dan seluruh dunia Islam hanya dengan Khilafah dan jihad.

Seperti halnya dahulu, pada masa Daulah Islam yang pertama di Madinah (masa Nubuwwah), pada pertengahan bulan Syawal tahun 2 H Rasulullah Saw. mengerahkan pasukannya dan mengepung perkampungan yahudi Qainuqa' serta menundukkan semua orang-orang yahudi Qainuqa' karena telah melanggar perjanjian dan terlibat melecehkan kehormatan seorang Muslimah dan pembunuhan secara beramai-ramai terhadap seorang pemuda Muslim yang membela kehormatan wanita Muslimah tersebut.

Sebagaimana pula Rasulullah Saw. telah memimpin langsung sekitar 30.000 pasukan kaum Muslimin menghadapi pasukan adidaya super power Bizantium Romawi Timur yang berjumlah 100.000 pasukan dalam Perang Tabuk yang terjadi pada 630 M atau 9 H. Rasulullah Saw. mengerahkan pasukan jihadnya tersebut dalam membebaskan kaum Muslimin (masyarakat Tabuk yang baru masuk Islam) yang dijajah dan dibunuh secara massal oleh tentara Romawi tersebut di Tabuk (perbatasan wilayah Romawi di Syam).

Juga sebagaimana pula pada masa Khulafaur Rasyidin Amirul Mukminin Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu bersama Panglima militernya yaitu Khalid bin Walid dan Amru bin Ash Radhiyallahu 'anhuma berhasil membebaskan Palestina dari imperium Bizantium Romawi Timur pada tahun 637 M.

Sebagaimana halnya pula pada masa Kekhilafahan Islam Bani Abbasiyah, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi seorang wali Mesir dan Syam sekaligus panglima militer Khilafah Islam berhasil membebaskan Palestina dari cengkraman penjajahan bangsa Eropa Salibis. Kemenangan besar dalam pembebasan Palestina itu terjadi pada tanggal 27 Rajab 583 H/2 Oktober 1187 M, yaitu setelah 88 tahun di bawah penjajahan kekuasaan bangsa Eropa Salibis.

Seperti halnya pula Khalifah al-Mu'tashim Billah (pada masa Khilafah Abbasiyah) berhasil menaklukkan kota Amuria (Turki) dan membebaskan seorang Muslimah dari Bani Hasyim yang telah dilecehkan kehormatannya oleh seorang tentara Romawi.

Di mana pada tahun 837, al-Mu’tasim Billah menyahut seruan seorang budak muslimah yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi, kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu'tashim Billah dengan lafadz yang legendaris: waa Mu'tashimaah!

Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Amuria dan melibas semua orang kafir yang ada di sana (30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 yang lain ditawan). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari istana Khalifah di Baghdad hingga kota Amuria, karena besarnya pasukan.

Setelah menduduki kota tersebut, Khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan di mana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan "Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku?" Dan sang budak wanita inipun dibebaskan oleh Khalifah serta orang romawi yang melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut.

Dan juga masih pada masa Khilafah Abbasiyah, sebagaimana halnya pula Sultan al-Mudzhaffar Saifuddin Qutuz sebagai Wali Mesir sekaligus Panglima militer Islam beserta pasukan kaum Muslim berhasil membebaskan dan membersihkan wilayah Daulah Khilafah Islam dari cengkraman penjajahan bangsa barbar Mongol (Tartar) dalam peperangan yang sangat terkenal dalam sejarah yaitu Perang AIN JALUT (Spring of Goliath) pada tahun 658 H/1260 M.

Juga sebagaimana pada tahun 1989-1902 di masa akhir Khilafah Islam Utsmaniyah pada masa Khalifah Sultan Abdul Hamid II yang begitu sangat luar biasanya dan heroiknya beliau tetap sangat kokohnya menjaga dan mempertahankan tanah suci Palestina dengan tidak memberikan sejengkal tanah pun kepada bangsa barbar zionis yahudi israel, meskipun beliau pada akhirnya pada tahun 1909 harus kehilangan jabatannya sebagai Khalifah dan beliau pun beserta keluarga besarnya harus terusir dari istananya dan dibuang serta mendekam dalam penjara di Salonika Yunani hingga beliau wafat di sana. Karena konspirasi jahat zionis yahudi dan Inggris beserta negara-negara barat penjajah sekutunya dan para boneka -para pengkhianat Islam yaitu kaum zindiq dan kaum nasionalis Turki Muda-nya yang ditanam di tubuh negara Khilafah Utsmaniyah yang sudah tua renta dan sudah sakit-sakitan tersebut.


Begitulah teladan agung dari Daulah Khilafah Islamiyah yang diteladankan oleh baginda Rasulullah Saw. dan para Khalifah setelahnya dalam membela, mempertahankan dan menjaga kehormatan dan kemuliaan Islam serta kehormatan dan kemuliaan umat Islam serta dalam membela, menyelamatkan, mempertahankan dan menjaga darah umat Islam dan tanah wilayah Islam dengan jihad dan pengorbanan totalitas serta ketaatan totalitas kepada Allah SWT sebagai wujud konsekuensi kalimat tauhid dan akidah tauhid Islam. Oleh karena itulah, sekali lagi bahwasanya solusi real tuntas dan finalnya bela Muslim India tersebut beserta Kashmir pula hanya dengan Khilafah dan jihad saja.

Wallahu a'lam bish shawab. []


#ShameOnYouIndia
#DelhiBurning
#DelhiViolence
#ShameOnYouModi
#KhilafahProtectsMuslims
#UmmahNeedsKhilafah



Channel Youtube Kopi Nikmat

Channel Youtube Kopi Nikmat
(klik gambar logo)

Fanpage di Facebook

Popular Posts

Search This Blog